Happy reading!
Waktu terus bergulir. Musim silih berganti bersamaan dengan pergantian tahun. 3 tahun telah berlalu. Kini, [Name] masih menjalani pelatihan kadet di tahun terakhirnya. Ia sudah melewati begitu banyak pelatihan berat mulai dari pelatihan fisik, psikis, dan pengetahuan.
Semua ia lalui dengan kerja keras. Bahkan waktu kelulusan dari pelatihan akademi militer hanya tinggal beberapa bulan lagi. Dan dari yang [Name] dengar, katanya 10 anggota kadet terbaik akan diberikan wewenang khusus untuk memilih bergabung dengan fraksi Polisi Militer.
Jadi, untuk masuk ke dalam fraksi Polisi Militer, [Name] harus bisa menjadi salah satu 10 anggota kadet terbaik. Namun, lain dari itu [Name] masih memiliki keinginan untuk terus bersama dengan Ellie dan James. Jika ia memutuskan untuk bergabung dengan Pasukan Pengintai, tidak ada jaminan jika umur dari [Name] ataupun kedua orang berharganya itu bertahan lama.
Karena ketika kau berhadapan dengan titan, itu sama saja dengan kau berhadapan dengan kematian. Begitulah [Name], gadis berusia 15 tahun dengan tinggi 160 cm berserta pikiran sempitnya.
Hari ini pun adalah latihan bela diri. Setiap masing-masing kadet diberikan izin untuk memilih pasangan berlatih bersama. Dan kali ini [Name] memilih seorang kadet bernama Berthold untuk menjadi partnernya. Karena saat ia hendak mengajak Ellie, gadis itu sudah memilih James dan ketika [Name] hendak mengajak Mikasa, gadis itu pun sudah diajak oleh Kadet bernama Crista untuk berlatih bersama.
"Ayo mulai."
[Name] mendongak, menatap Berthold yang lebih tinggi darinya itu. Sejenak [Name] menghela nafas. Rasa malas tiba-tiba menggerogoti dirinya. Ia mulai merasa kalau latihan ini merepotkan dan tidak berguna. Namun, ia harus menunjukkan kemampuannya di tahun terakhir pelatihannya agar ia memiliki harapan untuk bisa bergabung dengan Polisi Militer.
"Baiklah."
[Name] langsung memasang kuda-kudanya. Ia mengacungkan kedua pertahanan tangannya ke depan. Matanya menatap intens pada Berthold yang juga sudah bersiap. Memang terlihat tidak seimbang jika diukur dari tinggi. Namun, itu bukanlah masalah bagi [Name].
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Beberapa tangkisan [Name] dan Berthold lakukan. Ternyata, Berthold sudah sangat terlatih dalam bela diri dan hal itu membuat [Name] kesusahan untuk mengimbanginya.
"Masa begitu saja kau tidak bisa, [Name]!"
Perhatian [Name] teralihkan ke arah Ellie yang berdiri tak jauh darinya. [Name] berdecih kala mendapati Ellie mengejeknya. Cih, sahabatnya yang satu itu memang sangat mencolok sekali dan [Name] tidak mengerti mengapa James bisa menyukai gadis itu.
Namun, karena [Name] lengah, Berthold memanfaatkan kelengahan tersebut dan menyerang [Name] secara telak hingga gadis itu terjatuh. Berthold dengan segera mengunci pergerakan gadis itu hingga terdengar suara seperti sesuatu yang tergeser dari balik lengan [Name].
"ARGGGH!" [Name] berteriak kesakitan ketika mendapati sendi lengannya bergeser karena Berthold yang terlalu kuat mengunci pergerakannya. "I-itu sakit, Berthold!" Beberapa kadet mulai memperhatikan mereka.
Berthold yang menyadari perbuatannya berlebihan dengan segera beranjak dan mengecek lengan gadis itu. "M-maafkan aku! Sungguh aku tidak-"
"[Name]? Kau tak apa?"
[Name] mendongak dan mendapati James beserta Ellie menghampirinya. [Name] menggeleng kecil sebagai jawaban dari pertanyaan James barusan. "Tanganku terasa sakit," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT
FanficApa kau pernah memiliki mimpi dan tujuan di dalam hidupmu? Gadis yang minim rasa kemanusiaan ini juga memiliki mimpi dan tujuannya sendiri. *** Lahir dengan masa lalu yang abu-abu membuat [Name] bermimpi untuk mencari kebenaran mengenai siapa ayahny...