⚠️ Mengandung Spoiler Manga ⚠️
Happy reading ❤️
***
"Jika kita bisa membunuh Zeke terlebih dahulu, maka Rumbling akan berhenti?"
[Name] menurunkan pandangannya. Ia tatap Levi yang bertanya dihadapannya lalu mengangguk kecil. Saat ini, [Name] terlihat masih enggan untuk berdiskusi bersama.
"Namun, aku tak tahu di mana posisi Zeke. Kita cuma harus menemukan tempat persembunyian sampah itu diantara titan tersebut," kata Levi. Mendadak tatapan Levi menjadi serius. "Aku bersumpah, aku ... akan membunuhnya dengan tanganku sendiri."
Sumpah yang diucapkan kepada Erwin Smith tak pernah Levi Ackerman lupakan barang sedikitpun. Sumpah itu masih tertanam dengan kokoh di dalam dirinya.
"Hei, Kapten." Jean memanggil. "Kau tahu ... aku sudah banyak membunuh dengan tanganku sendiri untuk menjalankan kapal terbang ini. Itu tak akan menjadi pembantaian tanpa tujuan. Aku akan melakukan apapun ... untuk menghentikan Rumbling."
Semua terdiam ketika mendengar Jean berujar. Benar, mereka sudah membantai Yeagerits sekaligus menghancurkan pelabuhan hanya untuk pesawat ini lepas landas.
"Aku membunuh Samuel dan Daz." Semua perhatian teralihkan kepada Connie. "Aku membantai rekanku dan disebut sebagai pengkhianat sembari mengatakan kalau itu demi menyelamatkan dunia."
Demi menyelamatkan dunia, mereka para iblis Paradis rela mengorbankan rekan mereka di Paradis. Tak seluruh manusia diluar dinding itu bersalah. Jika mereka melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Marley, maka mereka semua tak ada bedanya.
"Reiner, kau ...." Connie menatap Reiner yang berdiri di dekat peledak yang nantinya akan diberikan kepada Eren. "Kau, Berthold, Annie, itu pasti sakit. Dicap sebagai pengkhianat oleh kami."
Reiner, Berthold dan Annie seperti tidak memiliki pilihan lain sembilan tahun yang lalu. Mereka pejuang Eldia di Marley, mengikuti militer dan menjadi pewaris titan shifer agar keluarga mereka mendapatkan derajat sekaligus menjadi pahlawan Eldian di luar dinding.
Reiner menghela nafasnya. Beralih menghampiri Connie dan menyentuh pundak pemuda tersebut. "Itu sudah jadi dosa yang tak bisa diampuni bahkan walau kita menyelamatkan umat manusia pun kita tak bisa memaafkan diri sendiri. Jadi, setidaknya kita bisa menyelamatkan umat manusia yang lain."
Mereka semua sama-sama berdosa. Pernah membunuh untuk bertahan hidup, termasuk [Name].
"Tentu, Reiner." Wajah Connie terlihat lega usai mengatakan hal yang sudah ia tahan semenjak tangannya melayangkan tembakan kepada Samuel dan Daz. "Kita tak bisa membalas dosa kita, tapi kita tetap harus mencoba."
"Ya ... kita ini sama, Reiner. Aku tak bisa menyalahkanmu, aku juga membunuh demi menyelamatkan yang lain." Jean mengimbuhi.
[Name] merenung. Ia menundukkan kepalanya dan menautkan kedua tangannya di atas pahanya. Jika membahas perihal bunuh membunuh, [Name] tak bisa mengelak dari hal tersebut. Ia pun sama berdosanya dengan mereka semua.
[Name] pernah membunuh skuad khusus Kenny untuk bertahan hidup demi menyelamatkan Eren yang diculik empat tahun yang lalu. [Name] membunuh banyak warga Liberio, tentara, dan para petinggi saat penyerangan sebulan yang lalu. [Name] membunuh Alice, Yeagerits dan terakhir membunuh Eldric. Semuanya ia lakukan demi satu tujuan.
"Kita sama-sama pendosa." Mendadak [Name] berujar. Membuat semua perhatian tertuju padanya. "Aku sudah membunuh banyak orang menggunakan kedua tangan ini. Bahkan aku membunuh Eldric agar pesawat ini bisa terbang. Namun, seperti yang kau katakan, Jean. Semua pembantai dan pembunuhan yang kita lakukan bukanlah tanpa alasan. Aku terpaksa membunuh demi mendapatkan kedamaian yang aku idamkan. Aku benar-benar ingin hidup damai di Paradis."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT
FanficApa kau pernah memiliki mimpi dan tujuan di dalam hidupmu? Gadis yang minim rasa kemanusiaan ini juga memiliki mimpi dan tujuannya sendiri. *** Lahir dengan masa lalu yang abu-abu membuat [Name] bermimpi untuk mencari kebenaran mengenai siapa ayahny...