52: Dia berhasil |END (Revisi)

6.7K 664 648
                                    

⚠️ Mengandung Spoiler Manga ⚠️

Happy reading terakhir dari aku untuk fanfic ini dan silahkan baca dengan baik tanpa ngeskip!

This is the final piece of fanfiction Dreams and goals [Attack on Titan x Reader]

***

Masa depan adalah milik mereka yang percaya dengan keindahan impian mereka. Tiga tahun telah berlalu sejak pertarungan yang disebut dengan Pertempuran bumi dan langit berakhir. Dunia yang menerima tindasan dari Eren Jeager masih berduka. Hampir 80% umat manusia terbunuh karena Rumbling yang dipilih oleh Eren demi melindungi pulau Paradis.

Sementara dunia berduka atas kehilangannya, ditengah-tengah kecemasan dan kegelisahan, pulau Paradis yang kini membentuk kekaisaran baru dengan nama Negara Eldia serta telah membentuk pasukan tentara di bawah nama Jeager Faction dan fokus dalam memperkuat kekuatan militernya kian maju.

Lamban laun, hari yang mendung telah pergi digantikan dengan hari yang cerah. Termasuk dengan kehidupan [Name].

Berawal dari mimpi dan tujuan yang harus dicapai, kini semuanya telah berhasil ia capai meski tidak sempurna. Karena pada hakikatnya tidak ada yang sempurna di dunia ini. Termasuk dengan [Name] sendiri.

Tiga tahun tidak [Name] habiskan dengan bersantai. Selama tiga tahun penuh ia membenahi hidupnya. Entah dari segi mental atau pun pola hidupnya. Ia benar-benar memulai kehidupan normalnya yang baru setelah rasa lega akan perang terakhirnya tiba.

Setibanya di Paradis tiga tahun yang lalu, [Name] dengan segera mengurus jasad Eldric. Memberikan pemakaman terbaik untuk pemuda tersebut serta memberitahukan kabar Eldric kepada saudarinya kalau Eldric telah meninggal dunia tanpa memberitahu kebenarannya. [Name] hanya mengatakan kalau Eldric menjadi salah satu korban dari ledaknya pelabuhan dan [Name] berhasil menyelamatkan jasadnya.

Selain mengarang cerita tersebut, [Name] juga mengarang cerita tentang keterlibatannya dengan Aliansi. Sayangnya, [Name] tak mau membahas hal tersebut lebih jauh lagi karena hal itu membuat dirinya benar-benar buruk. Yeah, tak bisa dipungkiri sifat licik dan buruk manusia tertanam dengan jelas di diri [Name].

Selama dua tahun [Name] memperbaiki keadaan mentalnya. Lamban laun, tapi, pasti. Luka yang digoreskan beberapa tahun yang lalu berhasil dipulihkan meski masih membekas.

Nafas terhela, ekspresi wajah sudah terlihat ringan saat ini. Tak ada lagi wajah lelah nan frustasi yang membuatnya terlihat mengerikan. [Name] sudah benar-benar baik sekarang. Setelah yang ia lewatkan di tahun-tahun sebelumnya, kini sudah saatnya fokus untuk tahun-tahun yang mendatang.

Sebuah senyuman tipis tergambar di wajahnya. Mata yang masih terlihat sayu tersebut terpejam sejenak sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursinya. Ia memangku dagunya lalu membuka matanya secara perlahan.

Netra kelabu miliknya mengedar, memperhatikan ruang kerjanya yang sudah rapi sejak dua jam yang lalu. "Andreas memang sangat bisa diandalkan soal kebersihan."

Yeah ... meski menghabiskan waktu tiga tahun untuk memperbaiki dirinya, tetap saja sifat pemalas masih melekat dengan jelas. [Name] masih saja pemalas, sama seperti dirinya yang dulu ketika masih menjadi kadet 104.

Poni yang menggantung di sisi kening diselipkan ke belakang daun telinga. Tangan lentiknya beralih memijit pelipis lalu mengambil sebuah buku bersampul tua yang di letakan di sudut meja. Kedua matanya menatap buku tersebut lamat-lamat dengan senyuman yang kian melebar.

Buku harian Merie adalah benda wajib yang harus [Name] lihat atensinya sebelum beraktivitas. Jarinya bergerak, membuka sampul buku lalu beberapa halaman hingga pada akhirnya tiba di salah satu halaman di mana di halaman tersebut Merie menjelaskan tentang pertemuannya dengan Magath.

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang