⚠️ Mengandung Spoiler Manga ⚠️
***
Angin berhembus dengan tenang. Membuat rambut hitam sebahu yang tergerai indah terbang mengikuti hembusan angin. Siang ini tak terlalu terik sehingga beraktivitas di luar ruangan bukanlah suatu masalah.
Suara burung yang berkicau terdengar, memasuki indra pendengaran. [Name] mendongak, merapikan posisi topinya dan memperhatikan burung-burung yang dapat terbang dengan bebas di atas sana. Sebuah senyuman tipis terpajang setiap kali melihat burung yang terbang di langit sana. Terkadang otak bekerja menuntun pada memori masa kecil. Bayang-bayang Ellie selalu muncul dalam benak kala [Name] melihat burung.
Namun, ketika gadis tersebut menurunkan pandangannya dan melihat hamparan laut yang luas, senyuman tersebut luntur. Berubah menjadi lengkungan ke bawah dengan tatapan mata kelabu yang sayu. Di balik sisi lautan ini, ia bersama teman-temannya akan melihat keadaan di sana.
Ini sudah direncanakan sebulan yang lalu dan mereka sudah siap untuk pergi melihat dunia luar untuk pertama kalinya. Bukan tanpa sebab mereka datang ke kandang musuh yang di mana notabenenya sangat membenci Eldia Paradis.
Hange membawa veteran Pasukan Pengintai untuk menghadiri pertemuan Asosiasi Pelindung Subyek Ymir untuk mengajukan perihal perdamaian. Hange selaku komandan Pasukan Pengintai masih berusaha mencari jalan lain menuju kedamaian tanpa harus menggunakan rencana Zeke.
"Aku ... ck ... menyebalkan." [Name] berdecak kala lidah terasa kelu hanya untuk bergumam.
Ia pergi meninggalkan Paradis. Pergi ke sebrang lautan yang di mana merupakan tempat asal sang ayah. Terdapat berbagai kecemasan dan kegundahan yang [Name] rasakan saat ini. Bagaimana jika ayahnya ada diantara orang-orang di sana? Terdengar mustahil memang, hanya saja, bisa saja terjadi kan?
[Name] menghela nafas, beralih berbalik dan menyandarkan pinggangnya pada pembatas kapal. Kedua matanya bergulir, memperhatikan teman-temannya yang tampak antusias memperhatikan lautan. Shasa dan Connie terlihat sangat heboh. Jean dan Armin berusaha mati-matian menyuruh Shasa dan Connie untuk tenang. Lalu Eren terlihat diam dengan Mikasa yang diam-diam memperhatikan pemuda tersebut.
[Name] menghela nafas. Jika teman-temannya memiliki kegiatan masing-masing, maka dirinya juga. Yaitu melamun. Melamunkan berbagai hal yang menjadi momok dalam benak. Semenjak [Name] mengetahui rencana Eren, dirinya cenderung gelisah. [Name] masih belum siap dengan kemungkinan yang terjadi karena rencana Eren.
***
"Semuanya, selamat datang di wilayah Marley. Aku akan membawa kalian ke kediaman Azumabito." Onyankopon menuntun para Veteran Pasukan Pengintai untuk keluar dari pelabuhan. Mereka semua sudah tiba di Marley.
Banyak warga lokal yang berlalu lalang disekitar pelabuhan. Banyak kedai-kedai yang menjual kuliner serta berbagai suvenir.
[Name] mengedarkan pandangannya. Ia tak terlalu mendengarkan penjelasan Onyankopon karena fokusnya sudah teralihkan oleh sekitar. Di sini banyak sekali orang dan mereka semua terlihat biasa-biasa saja. Tidak menyeramkan seperti yang [Name] bayangkan.
"Berhenti melamun."
[Name] tersentak ketika Levi menegurnya. Gadis tersebut mengusap tekuknya kemudian kembali berjalan beriringan dengan teman-temannya.
Ketika sebuah kendaraan beroda empat melintas pelan, Connie berseru, membuat semua perhatian tertuju kepadanya."Kuda! Apa itu kuda?! Apa itu?!"
"Bukannya itu sapi?!" Shasa menimbrungi, membuat [Name] langsung menjauhkan diri dari kedua temannya tersebut dan memposisikan dirinya berjalan di samping Levi. [Name] tak mau menanggung malu lantaran Shasa dan Connie sudah menjadi pusat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT
FanfictionApa kau pernah memiliki mimpi dan tujuan di dalam hidupmu? Gadis yang minim rasa kemanusiaan ini juga memiliki mimpi dan tujuannya sendiri. *** Lahir dengan masa lalu yang abu-abu membuat [Name] bermimpi untuk mencari kebenaran mengenai siapa ayahny...