Hai, sehat semua?
Jangan lupa puter lagunya terserah kalian yaa..
Siapin jantung kalian karena di part ini kalian pasti pada hujat si neng Ranin..
Happy reading 💗
***
Altan mengasongkan segelas coklat panas tepat di hadapan Ranin yang sedang duduk di salah satu bangku restoran yang menghadap kaca. Ranin menerima dengan senang hati lalu menyeruputnya dengan nikmat.
"Thanks,"
Altan mengangguk sebagai jawaban. Setelah menyeruput coklat panas miliknya, Altan menggesek-gesekan handuk kecil ke rambutnya yang basah.
"Padahal tadi terang-terang aja. Eh taunya tiba-tiba hujan." kata Ranin kembali menyeruput coklat panasnya.
"Hm. Seragam lo basah?"
"Dikit. Santai, gue pake kaos kok dalemnya."
Altan melempar handuk yang tadi dipakainya dan tepat mengenai kepala Ranin.
"Keringin! Ntar sakit kepala,"
Ranin tersenyum tipis, "Hm. Makasih."
Setelah menghabiskan coklat panasnya, Ranin bangkit membereskan gelasnya juga gelas Altan yang sudah kosong.
Sekembalinya dari ruang belakang, Ranin sudah rapi dengan aproun nya yang berwarna hitam.
"Ranin," panggil seseorang.
Ranin menoleh ke sumber suara. "Tante Risma," Ranin menyalimi tangan Risma.
"Kamu pulang bareng Al ya?"
"Hem.. Iya tan,"
"Terus.. Altan nya mana?"
"Itu..- eh gatau ya tan, tadi di tempat kasir deh tan,"
"Oh.. Palingan dia ke kamar. Yaudah lanjut kerja ya, tante nyari Al dulu,"
"Siap tan,"
Seperginya Risma, Ranin segera memulai bekerja.
Hingga tak terasa waktu jam kerja Ranin terlewat sekitar 5 menit. Ranin segera menuntaskan mengelap meja kemudian ke ruang ganti melepas aproun nya dan yang terakhir dia berpamitan kepada pegawai yang masih bekerja.
Di tempat lain, Altan mengucek-ucek matanya sehabis ketiduran. Matanya melirik jam dinding. Dan tiba-tiba teringat sesuatu.
"Ranin!" Altan bergegas bangun namun tertahan karena sesuatu menimpa perutnya. Ketika dia menoleh ke samping, Altan terkejut melihat Risma tidur memeluknya.
Takut membangunkan sang ibunda tercinta, Altan dengan ekstra hati-hati menurunkan tangan Risma dari perutnya. Sebelum pergi, Altan masih sempat menyelimuti Risma lalu bergegas keluar.
"Bang Saka!" panggil Altan. Saka yang merasa namanya dipanggil segera menoleh ke sumber suara.
"Eh iya Al?" Saka juga kerja part time seperti Ranin namun bedanya Saka sudah kuliah. Sifatnya yang dewasa namun friendly juga humble menjadikan Altan menganggap Saka sebagai kakaknya.
"Ranin mana?"
"Barusan pulang. Ada apa?"
Altan menepuk bahu Saka, "Gue cabut duluan,"
Altan beruntung karena ketika dia sampai di luar restoran, Altan masih melihat Ranin yang celingak-celinguk di pinggir jalan yang sudah agak sepi. Altan memakai jaketnya lalu menghampiri Ranin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Liar
Teen Fiction"Tuhan, bisakah dia bersamaku? Selamanya, seperti keinginannya?" -Ranin Anastasia Valda- "Tuhan, tolong jangan jadikan aku sebagai pembohong, yang belum tentu bisa menyanggupi keinginanku sendiri." -Altan Abiandra- "Tuhan, aku ingin dia bersamaku...