I'm back :D
Sorry baru bisa ke back-up, semoga masih antusias :v
Jang lupa komen yaw:)
Enjoy reading..
***
Ranin bersenandung kecil ketika masuk di lingkungan sekolah. Mata berbinar, senyum lebar, langkah penuh semangat adalah tampilan Ranin yang berbeda daripada Ranin yang kemarin-kemarin, lemes, nggak punya tujuan hidup, muka nelangsa and kucel, mata bengkak, pokoknya semrawut lah. Tapi kini rupanya Ranin seperti terlahir kembali menjadi perempuan yang seharusnya eak.. Tidak ada yang memandangnya sinis kembali atau penuh hujatan, bahkan mereka ketika bertemu Ranin yang sekarang malah tersenyum ramah. Menambah kepercayaan diri dalam Ranin.Sebelum ke kelasnya, Ranin dengan semangatnya naik ke lantai tiga dimana disitu adalah kelas 12 IPA. Tujuan Ranin cuma satu yaitu di kelas 12 IPA 1.
"Permisi kak. Mau nanya, Kak Altan nya sudah datang?" tanya Ranin sopan pada kedua siswi yang sedang bercengkerama di kursi depan kelas.
"Udah deh kayaknya. Masuk aja nggak papa!"
"Makasih kak." Dengan pedenya Ranin masuk ke dalam kelas kakel dan menyapukan pandangannya ke seluruh kelas mencari sosok manusia bernama Altan.
Dan mata Ranin begitu berbinar menemukan Altan yang sedang fokus pada buku cetaknya dengan telinga tersumpal airpods.
Baru akan menghampiri, seseorang menepuk pundak Ranin dari belakang.
"Alan?"
"Lo ngapain nyasar sampe sini? Kelas 11 IPS di gedung seberang neng,"
"Pagi-pagi gini ni emang enaknya sarapan yang manis-manis," ujar Ranin. "Gue lagi nyari yang manis."
Alan terkekeh. "Gue?"
"Mengpede lo." sahut Ranin.
"Gue emang manis wle. Ya gue punya lesung pipi, udah gitu glowing, baik hati dan tidak sombong, abis itu kalem, romantis lagi. Kurang apa coba, hm?"
Hm. Berdamage banget woyy..
"Kurang waras." imbuh Ranin mengerucutkan bibirnya.
Alan menoel pipi Ranin dan tersenyum genit. "Sa ae lu,"
"Woi woi masih pagi woi, apel udah berjalan." sindir Fildan tanpa menoleh dari menggarap tugasnya di bangkunya yang kebetulan tepat di depan Alan dan Ranin.
"Namanya apel pembukaan, Dan. Gausah sirik lah lo! Dasar jomlo." balas Alan pedas.
"Eh emang situ udah jadian?!"
"Bentar lagi yeu.."
"Bentar lagi, belagu lo!"
"Yang penting udah ada calon. Emang lo? Dika ae yang lo deketin. Homo bang?"
"Nye,"
"Gue mau nyamperin Tatan dulu, bye, " pamit Ranin tiba-tiba membuat Alan tak bisa mencegah Ranin yang sudah melesat. Namun entah kenapa Ranin malah berbalik dan berhenti di depan Alan lagi.
"Ini yoghurt buat lo. Dah lagi." Ranin menjejalkan minuman dingin itu ke tangan Alan. Bersamaan dengan itu, Alan menahan tangan Ranin yang siap melesat.
"Ada yang mau gue omongin." kata Alan serius.
"Ntar an aja pas pulang, gue mau ketemu Tatan.." rengek Ranin memelas.
"Gue nggak bisa nahan, Nin."
"Tapi.."
"Plis."
Ranin mengangguk lemah. "Yaudah ngomong gih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Liar
Teen Fiction"Tuhan, bisakah dia bersamaku? Selamanya, seperti keinginannya?" -Ranin Anastasia Valda- "Tuhan, tolong jangan jadikan aku sebagai pembohong, yang belum tentu bisa menyanggupi keinginanku sendiri." -Altan Abiandra- "Tuhan, aku ingin dia bersamaku...