Sembari berjalan ke kelasnya, Alan sibuk memijat layar ponselnya. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Jarinya menekan sebuah nomor.
Hi! Ini nmer gw, Alano.
Svbck yah!Sesampai di kelasnya, Alan menyimpan ponselnya dan menghampiri Dika yang dikerumuni murid-murid cowok sekelasnya yang datang lebih awal.
"Kalian pagi-pagi uda zina mata yahh.."tuduh Alan.
"Ngawur, gue lagi liat berita viral nih. Lo uda liat belom?"
"Belom. Berita paan sih?" Alan ikut mengintip ponsel Dika. Tampak sebuah foto seorang perempuan berpakaian ala pegawai restoran tengah memukul seorang pria. Dapat dilihat foto tersebut diambil dari samping. Namun, yang menjadi kegemparan murid Censa adalah foto tersebut menandai SMA Censa.
Alan terperangah melihat foto tersebut.
"Gilak.. Njirr.. Tu waiters uda kayak Do boong soon.." Alan berdecak kagum.
Dika tidak tau siapa 'do-do' itu, jadi ia hanya manggut-manggut saja.
"Yang jadi pertanyaan gue, maksudnya nge-viral in ini, buat apa? Kenapa sih, manusia-manusia sekarang kekurangan bahan gosip?"oceh Alan.
"Yang pasti sih, si pembuat berita ini pasti gabut. Asal jepret status." tanggap Dika.
"Eh, gaiss.. Kata pacar gue, si pria ini bapaknya murid sini." suara Niko menarik perhatian.
"Masa sih?"sahut Fildan tak percaya.
"Katanya, si waiters itu anak IPS. Dan si anak dari bapak itu, ternyata si model sekolah kita, Meiva." Vanessa yang kebetulan mendengar yang dibicarakan teman-teman laki-lakinya, ikut menimpali.
"Kayaknya bakal ada baku hantam, deh!" Dina ikut nimbrung.
"Kalo sampe bawa nama sekolah, pencemaran nama baik, dong!"seru Fildan.
"Udah deh gaess.. Kita kan nggak tau masalahnya apa. Mending nggak usah ikut-ikut an." Alan mengambil alih kelas yang mulai ribut.
"Tapi, Lan, beritanya ini enggak bagus, sekolah pasti keseret. Kita-kita yang sekolah disini bisa aja ikut keseret juga 'kan?" sahut Ruby. Seketika kelas mulai ramai kembali.
Altan yang baru masuk merasa heran dengan kelasnya yang tidak seperti biasanya. Biasanya, kelasnya damai dengan kesibukan masing-masing. Tapi sekarang berbalik seratus delapan puluh derajat. Altan mendekat ke Alan.
"Tumben anak-anak ghibahnya berjamaah?" ujar Altan.
"Mereka lagi ngomongin berita viral. Lo uda tau? Cek akun ig 'lambe gosip update'." Dika menimpali.
Entah mengapa, Altan jadi tertarik untuk mengecek akun instagram yang disebutkan Dika. Dia mengecek postingan baru dari akun tersebut.
Deg!
"Nah gue inget!" pekik Dika membuat manusia yang lagi duduk di dekat Dika langsung menoleh. Termasuk Altan yang mukanya terlihat sulit diartikan.
Mata Dika menyipit mengarah ke Altan, "Ini Ranin, kan?" Altan diam.
"Ranin? Ranin siapa?" tanya Alan.
"Itu loh, cewek yang nangkep Altan kemarin pas dia pingsan," jelas Dika.
"Makanya gue kek apal gitu ama mukanya.""Al, lo kenal?" tanya Alan ditujukan ke Altan. Altan mengangguk kaku.
"Meiva nggak akan macem-macem, 'kan?" Alan yang notabene-nya memang nggak suka namanya baku hantam, langsung was-was. Dia kenal siapa Meiva itu. Dia tau semuanya dari Altan. Karena sebenarnya, Meiva menjadi modelling di ABRI Entertainment, perusahaan papanya Altan yang otomatis Meiva lengket sama Altan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Liar
Teen Fiction"Tuhan, bisakah dia bersamaku? Selamanya, seperti keinginannya?" -Ranin Anastasia Valda- "Tuhan, tolong jangan jadikan aku sebagai pembohong, yang belum tentu bisa menyanggupi keinginanku sendiri." -Altan Abiandra- "Tuhan, aku ingin dia bersamaku...