Part 34

13 2 0
                                    

I am comebck gaiss..
Ada yg nungguin.?
Eh selamat hari raya idul adha bagi yg menjalankan yaa..

Dah kangen up aku..
Bantuin temuin typo yaaa atau kalimat yang nggak pas okee..

#jangan lupa sambil dengerin mulmed yaa..

Happy reading..

***

Pulang sekolah kali ini, Ranin diantar oleh Alan. Awalnya Ranin menolak dengan alasan takut merepotkan. Namun Alan terus mendesaknya sehingga Ranin tak punya pilihan lain selain mengikuti Alan. Ekhem, selagi masih gratis hehe.

Selama perjalanan, Alan terus mengajak Ranin bicara. Membicarakan hal-hal yang tak penting seperti biasa. Dan memang itu sengaja Alan lakukan, dengan tujuan berharap Ranin sedikit terhibur. Dan lagi, Alan berhasil membuat Ranin tertawa tulus tanpa terpaksa sama sekali. Tanpa memedulikan ramainya kendaraan yang lalu lalang. Untung udara siang menjelang sore ini sejuk karena sepertinya bakal hujan. Hem, serasa dunia milik berdua eakk..

"Lo langsung pulang kan?" tanya Alan setelah tawa mereka reda.

"Gue kerja dulu," jawab Ranin keras.

"Kerja dimana?"

"Restoran mamanya Tatan,"

Raut Alan yang tadinya nampak kalem tiba-tiba jadi datar setelah mendengar jawaban Ranin. Untung saja Alan memakai helm full face yang artinya Ranin- yang sekarang sedang menatap Alan lewat kaca spion-  tidak bisa melihat raut Alan sekarang.

"Al tiap hari ke resto, 'kan?"

Moodnya turun satu tingkat.

"Kenapa, Lan?" tegur Ranin yang menyadari diamnya Alan.

"Hah? Enggak. Btw lo kayaknya istirahat aja deh, Ran." saran Alan. "Ntar biar gue ijinin sama tante Risma,"

"Gue baik-baik aja kok,"

"Ya tapi..-"

Ranin menepuk bahu Alan.

"Pokoknya ke restoran. Gue mau kerja,"

Alan tidak bisa menolak. Dengan berat hati, dia mengiyakan.

Moodnya turun satu tingkat. Lagi.

Dengan sengaja Alan menambah kecepatan motornya.

Hingga sepuluh menit kemudian, Alan dan Ranin sampai pada tujuan. Ranin turun kemudian membuka pengait helm.

"Ihh.. Susah amat sih," Alan yang tadinya hanya menonton, terkekeh kemudian tangannya ikut membantu Ranin membuka pengait helm.

"Sori rewel," ucap Alan setelah berhasil membuka pengait helm. Tak sengaja jari Alan menyenggol bibir Ranin sedikit membuat Alan tiba-tiba adem panas di tempat.

"Ya Allah khilap, nggak sengaja," batin Alan memejamkan matanya.

Njir, masih aja kesenggol belum disenggol juga. Alay nya udah mekar.

"Ni, makasih ya," Ranin memyodorkan helm nya yang kemudian diterima Alan lalu mengalungkan di lengannya.

"Ranin,"

"Hm?"

Alan terdiam. Ngomong nggak? Ngomong nggak? Ihh gaje..

"Semangat kerjanya yaa.. Kalo lo ada apa-apa lo wajib kabarin gue,"

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang