Part 15

27 5 0
                                    

Buat part ini, bacanya kalo bisa sambil dengerin lagu yah.. Kalo aku saranin sih, mending dibisa in biar feel  nya dapet :v

Nah, buat lagunya aku kasih rekomen,

(Yoon Mi Rae I'll listen to what you have to stay)

cepetan di download yah.. Buat yang uda nonton drakor 'Who Are you School' pasti uda tau.

Tak perlu berbacod-ria dulu, mending sekarang next part....

***

Kini yang dirasakan oleh Ranin hanya satu. Sesak. Dirinya seperti tidak bisa menghirup udara di sekitarnya. Padahal Ranin sekarang berada di rooftop sekolah. Menikmati semilirnya angin yang berhembus lembut. Rambutnya yang dibiarkan tergerai setelah dia cuci berkejaran mengikuti angin. Namun nyatanya Ranin tak bisa menghirup udara lembut tersebut. Dicengkeram kuat-kuat ponselnya. Seperti ingin sekali meremuknya. Dan isak tangisnya kembali menyentaknya.

"Anak saya ini cuma menghargai papanya. Wajar dong, pak, kalau di marah." kata Bila, ibunya Meiva kepada bapak kepala sekolah.

"Tapi cara anak ibu salah." tukas Ranin cepat.

"Saya tau anak saya salah. Tapi bukan berarti anak saya harus diskors sampai tiga hari dong, pak. Bapak nggak nyadar, selama ini yang banggain sekolah siapa? Anak saya,pak."

"Saya juga diskors, bu. Padahal yang salah anak Ibu." bela Ranin.

"Ranin, cukup!" bentak pak kepala sekolah. "Nggak ada yang nggak salah. Semua salah." Ranin terdiam.

'apa membela diri itu tak diperuntukkan baginya?'

"Lagipula, pak. Dia emang banggain sekolah? Enggak, pak." Bila terus mengoceh. Tak memedulikan Kepala Sekolah yang memijat-mijat keningnya pusing.

"Bapak liat, bahkan orang tuanya tidak datang. Pasti karena malu punya anak kayak dia." Tatapan Ranin menajam.

"Anak dengan Ibu, sama aja!! Kenapa Ibu ngungkit-ngungkit orang tua saya?! Ibu nyindir saya, ha? Saya yatim piatu kalo ibu mau tau." Tiba-tiba Meiva masuk ruang.

"Lo ngebentak Mama gue? Keterlaluan lo, yah!!"

"APA? Lo mau apa, ha?"

"RANIN, CUKUP!! Kamu itu sudah malu-maluin sekolah sekarang masih masih aja malu-maluin!! Apa kamu tidak mengerti artinya tata krama?"

"Saya cuma membela, pak!"

"Cukup, hukuman kamu, saya tambah jadi seminggu. Kalau kamu masih protes, kamu akan saya keluarkan dari sekolah."

Ranin makin tergugu. Bukan karena dia diskors. Bukan. Yang Ranin pikirkan, 'enaknya punya orang tua yang masih hidup, yang siap membela anaknya.' Lalu pikiranya mulai bercabang. Ditengadahkan kepalanya menatap langit senja.

"Pa.. Ma.. Ranin hari ini buat masalah lagi. Papa sama Mama jangan marah ya.. Ranin sebenernya bener, kok. Ranin cuma ngebela diri Ranin sendiri. Ranin salah ya?" Matanya yang barusan mengering kembali berair lebih deras.

"Pa.. Ma.. Ranin kangen sama kalian. Sama adek juga. Kenapa Tuhan tega ngebiarin Ranin sendiri? Kenapa Tuhan tega ngasih masalah berat buat Ranin?"

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang