Part 38

12 2 0
                                    

Holla.. Siap next?

Jang lupa mulmed...

Happyreading.. Muga ngefeel

***


Awalnya Ranin ingin segera pulang. Berhubung ia ingin menghindari si peneror yang bisa-bisa saja muncul di hadapannya. Yang benar saja, Ranin belum siap. Toh tukang teror  sukanya berbau surprise. Contohnya mainan si teror yaitu main ciluk ba an.

Namun mungkin dewi fortuna tak memihaknya hari ini karena begitu dia keluar dari kelasnya, Ranin dihadang Meiva. Kata Meiva, Ranin dititahkan oleh Bu Lila untuk ke perpustakaan II di lantai tiga mengambilkan setumpuk buku tebal Ekonomi.

Ranin kira, Meiva mengelabuinya. Namun ketika Ranin mengecek sendiri ke ruang guru, ternyata memang atas suruhan Bu Lila. Ranin sempat protes kenapa bukan Meiva saja yang jelas-jelas juga anak IPS? Tentu saja dibantah Bu Lila. Alasannya agar Ranin mau mengunjungi perpustakaan meski sekali. Yielah bu, Ranin ke perpus udah ke seratus kalinya kali! Matanya menatap sengit Meiva yang bersiap pulang. Mau tak mau akhirnya Ranin menuruti meski tak ikhlas. Contoh-contoh murid bandel ya gini ni..

Setelah mendapatkan apa yang Ranin cari, akhirnya Ranin langsung membawa setumpuk buku tersebut untuk dibawa ke ruang guru. Pandangannya terhalang oleh tumpukan buku-buku tersebut membuatnya lebih berhati-hati lagi berjalan. Daripada bolak-balik, mending bagi Ranin lebih cepat lebih baik.

Meski agak gemetar waktu turun tangga, Ranin tetap kukuh mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Satu persatu anak tangga dia tapaki. Belum sempat, tiba-tiba punggung Ranin didorong keras oleh seseorang membuatnya jatuh berguling-guling sampai anak tangga bawah lantai dua.

Suara gedebuk keras yang Ranin hasilkan, cukup membuat penghuni sekolah yang kebetulan masih di sekitar kejadian mendekat.

"Astaghfirullah, Nak! Kok bisa begini?!" seru pak pembersih sekolah menatap ngeri wajah Ranin yang banyak darah. Di dahinya, di hidungnya, lengkap di bibirnya yang robek.

"Ayo, anak-anak bantu saya angkat!"

Sebelum Ranin menutup matanya, Ranin sempat melihat seseorang di atas pergi berlalu.

Dia perempuan.

***

"Ranin benci bunda!"

"Bunda harus apa biar Ranin percaya kalau bunda sayang Ranin?"

"Gugurin kandungan Bunda!"

"PEMBUNUH! KAMU PEMBUNUH ISTRI SAYA!!"

"ENGGAK! RANIN ENGGAK BUNUH BUNDA, AYAHH.."

"Dasar perusak hubungan orang!"

"Cewek aneh! Nggak pantes lo idup!"

"Mati aja sana!"

"CUKUP! HENTIKANN!"

"PEMBUNUH!"

"PERUSAK HUBUNGAN ORANG LAIN!"

"ENGGAAK.."

Ranin mengacak rambutnya frustasi. Bibir kecilnya berteriak menyerukan penolakan. Hingga sampai ia kehabisan suara, ia bergumam lirih. Matanya sembab tidak berhenti mengeluarkan cairan bening.

"Ranin Anastasia Valda."

Ranin mendongak menatap seseorang yang memanggil nama lengkapnya. Dirinya makin tergugu mengetahui bahwa di depannya kini yang memakai baju putih adalah bundanya.

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang