Part 35

11 2 0
                                    

Bismillah comeback...

Play song: Agnes Mo- Dimana letak surga itu...

Yok ramein!

***

"Kehilangan itu adalah ketika kita merasakan yang namanya penyesalan dan rasa ingin memperbaikinya."
-Ranin Anastasia Valda-

***

Pagi itu, pagi yang berbeda bagi Altan. Dia datang ke sekolah dengan keadaan yang- yah siapapun yang melihatnya akan jadi langsung menunduk. Tidak, lebih tepatnya, wajahnya yang sedingin es kini lebih lebih dingin dari sebelumnya. Rahangnya mengetat keras. Dan juga nafasnya memburu cepat. Langkahnya yang biasanya kalem pun kini tergesa-gesa. Menjadikan siswa-siswi yang dilewatinya langsung minggir memberi jalan untuk sang most wanted sekolah.

Sesampai di depan kelas 11 IPS 4, Altan berhenti sejenak guna menormalkan nafasnya. Setelah dirasa agak baikan termasuk pikirannya yang mulai tenang, Altan melangkah masuk.

Penghuni kelas tersebut tidak menyadari bahwa mantan ketos masuk ke kelas mereka langsung menuju bangku belakang pojok dekat jendela ketika matanya tidak sengaja menatap jaket berwarna biru yang amat dikenalnya. Si pemakai jaket itu menelungkupkan wajahnya ke atas meja miliknya.

"Al-tan?" gugup teman sebangkunya.

Altan tak menghiraukan, pandangannya fokus ke manusia di samping cewek itu.

"Lo mau nemuin gue ya?" tanya cewek itu, Cindy. Masih ingat Cindy kan?

"Pede!" ketus Altan.

Tangan kanan Altan bergerak mengguncang pelan cewek yang menelungkup tersebut. Sesuai dugaan Altan, cewek itu tidak tidur maka ketika satu guncangan dari Altan berhasil membuatnya mendongak.

Dia tersenyum. Kecil.

"Tatan?"

Tatapan Altan yang tadinya tajam, melunak dengan perlahan.

"Lo kenapa tadi malem telpon?"

Ranin menggeleng, "Iseng,"

Altan menyeringai tipis. Help yaa, mata Altan tidak minus! Dia masih dengan jelas melihat dahi Ranin terdapat segaris luka dan sudut bibir Ranin pun masih terlihat jelas darah keringnya.

"Siapa yang ganggu lo semalem?"

"Nggak ada. Lo kenapa? Khawatir ni yee?" goda Ranin meski di mata Altan, Ranin tampak lemah.

Tanpa aba-aba, Altan menarik tangan Ranin hingga bangkit kemudian menyambar tas Ranin lalu menyeretnya.

"Gue mau ngomong sama lo!" jelas Altan ketika Ranin menahan seretan Altan.

"Abis ini bel..-"

"Bolos. Sama gue!"

Akhirnya Ranin pasrah dan mengikuti langkah Altan dengan masih tetap digenggam tangannya. Tanpa berniat melepaskan, Ranin justru mengeratkannya.

Tersenyum Altan saat menyadari hal tersebut. Emosi yang tadinya terkumpul, perlahan-lahan surut menjadi tenang. Dan bagi Altan, cuma Ranin orang yang bisa mengendalikan emosinya.

Tadinya Ranin mengira akan membolos keluar sekolah. Namun ternyata langkah Altan membawa Ranin menuju rooftop sekolah. Agak ke pinggiran, Ranin berniat melepas genggaman Altan namun oleh Altan ditahan. Akhirnya Ranin diam dan mengalihkan atensinya ke pemandangan yang terhampar di depannya.

"Ran,"

"Iya?" Ranin menoleh. Tangan kanan Altan yang bebas, menyodorkan sekotak bekal.

"Ini apa?"

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang