Prolog

243 35 23
                                    

Hai all..

Jangan lupa mulmet nya diputar yaa..

Saran: Yoon Mi Rae- I'll listen to your story

***

Cinta kita memang sederas hujan namun seindah senja yang hanya sekejap

"Hayo.. Nulis apa lo?" gertak Alan mengagetkan Ranin.

Dengan cepat Ranin memeluk sticky note yang sudah berisi tulisannya.

"Kepoo.. Sana urus tulisan lo dulu, noh!"

"Yeuu.. Medit lo jadi bocah." Alan tertawa di akhir kalimatnya.

"Biarin, wlee.."

Alan tersenyum kemudian menepuk puncak kepala Ranin berkali-kali. Sebelum akhirnya ia pergi ke meja di belakang Ranin.

Tinggal sedikit saja, Ranin kembali melanjutkan menulis sesuatu di sticky note berwarna merah. Yang terakhir dia tanda tangan di pojok bawah. Setelah selesai, tanpa menunggu Alan, Ranin melangkah ke salah satu papan yang sudah dipenuhi sticky note berbagai macam warna berisi pengharapan mereka sebagai manusia kuat.

Ranin menempelkan sticky note nya dengan pines, lalu menatapnya lama. Ada rasa sesak hinggap di dadanya.

Alan mendekat ke Ranin, menempelkan kertasnya sendiri. Tanpa menoleh dari kertasnya, Alan bertanya, "Jadi punya lo yang mana?"

Ranin mengangkat bahunya. "Rahasia." Lalu terkekeh hambar.

"Setahun dua tahun, lo bakal inget, naruh kertasnya dimana?"

"Entah. Lima ribu kertas udah ketempel disini. Gimana setahun dua tahun ke depan?"

"Atau jangan-jangan, mereka yang nggak kebagian tempat, bakal buang harapan kita semua?"

"Ish.. Ya enggaklah. Liat aja lima ribu kertas tetep ada. Toh nggak mungkin mereka bakal buang. Disini adalah tempat bagi mereka yang punya satu rasa yaitu harapan. Jadi nggak mungkinlah mereka bakal buang harapan orang lain sedangkan mereka juga sedang berharap."

"Up to you.." Alan mesem memandang wajah Ranin dari samping.

"Sekalipun lo nggak mau nunjukkin tulisan lo, gue mau nunjukkin tulisan gue," Alan menarik Ranin untuk lebih dekat. Saking dekatnya, Ranin sampai bisa bersandar pada dada bidang milik Alan.

"Eh cewek bar-bar, liat tu kertas warna ijo." Tangan kanan Alan menunjuk kertas tulisannya.

Mata Ranin jelalatan sebelum akhirnya ketemu dan Ranin membacanya dalam hati.

Kita sepasang pecinta yoghurt namun aku harap kita bukan yoghurt yang hanya diminum isinya lalu membuang botolnya

"Bagus nggak?" tanya Alan pelan-pelan kedua tangannya melingkar ke perut Ranin. Membuat Ranin agak tertekan.

"Lan, lo beneran cinta ya sama gue?" Tanpa suara Ranin mulai mengeluarkan air matanya.

"Dalamnya lautan masih nggak ada apa-apanya, Nin." Alan mengecup kepala Ranin.

"Ma-af, Lan..-"

"Sstt.. Gue tau.."

"Ternyata gue emang cuma ngasih sakit buat mereka."

***

Sesuai janji aku, meski emang belum ending, aku udah ganti prolognya. Berubah sepenuhnya kann?
Gimana menurut kalian? Semoga kalian tambah seneng dan tambah bertanya-tanya..
Seeyounextpart


Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang