Yee.. Jumpa lagi di part selanjutnya di pagi adem-adem gini 😪 (27 Juli 20)
Eh btw, sebentar lagi bakal hari raya idul Adha lohh.. Pasti uda pada kangen kann?? Nah ngomong-ngomong di hari sebelum hari raya Idul Adha tiba, sudahkah kalian melakukan amalan-amalan di bulan dzulhijah?
All.. Kita manfaatkan bareng-bareng ya di masa masih new normal gini buat melakukan hal yang lebih bermanfaat. Yokk kita belajar bareng-bareng buat ngelakuin hal yg lebih manfaat buat diri kita juga orang lain. Apalagi di bulan dzulhijah begini..
So, tunggu apalagi? Luangkan waktu kalian untuk beribadah oke?#happy reading
***
"Permisi pesanan World Pizza." ujar sebuah suara riang di depan pagar rumah. Tak lama, seorang satpam penjaga rumah membuka pintu gerbang dan menghampiri si pengantar pizza.
"Uda dibayar kan, mbak?"
"Sudah, pak. Bapak tinggal tanda tangan." Ranin. Cewek pengantar pizza itu menyerahkan sebuah kertas yang langsung ditandatangani.
"Makasih pak." Setelah berucap begitu, Ranin segera naik ke motornya. Masih ada satu pesanan yang akan ia antarkan.
Ngomong-ngomong Ranin memanfaatkan masa diskorsnya untuk mencari pekerjaan. Ini sudah hari keempat Ranin menjalani masa skorsnya juga bekerja sebagai pengantar pizza. Nah, Ranin rajin kan?
Sampai di depan pagar tinggi sebuah rumah, Ranin berhenti lalu mengecek kembali alamat rumah. Setelah dirasa benar, Ranin berteriak.
"Permisi pesanan World Pizza."
Masih belum ada yang keluar. Ranin mengulangi. Tetap sama. Ranin mengulangi lagi. Hingga akhirnya seorang pemuda membalas teriakan Ranin.
"Sebentar." Akhirnya seorang pemuda berpakaian santai keluar.
"Tatan?"
"Ranin?"
Mereka saling menyapa di waktu bersamaan. Lalu Ranin tersenyum lebar. Sedang hatinya sibuk dangdutan. Altan hanya tersenyum canggung mengingat kejadian di rooftop tempo lalu.
"Lo nggak liat apa, tu ada bel nya!" omel Altan.
Ranin meringis. "Nggak keliatan sih. Eh, ini pizzanya sekalian tanda tangan." Ranin menyerahkan kotak pizza juga sebuah kertas yang langsung ditandatangani Altan.
"Enak nggak diskors?" tanya Altan sembari menyerahkan kertas kembali.
"Lumayan juga sih. Kenapa? Mau gantiin gue?" Ranin tersenyum jahil.
"Ogah." sahut Altan. Ranin mengulum senyumnya.
"Btw, sekolahnya gimana? Ada yang rusak nggak gara-gara gue nggak sekolah?"
"Sekolah lebih adem kagak ada lo."
"Yielah.. Palingan guru-guru juga kangen tu ama gue. Secara gue kan ngangenin.."
"Iya kangen pengen nabok lo," Altan terkekeh. Ranin pura-pura cemberut meski di hati rasanya kek ada yang jumpalitan. Cacingnya kali yak, pindah habitat ke hatinya Ranin lalu jumpalitan disana. Hush ngawur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Liar
Teen Fiction"Tuhan, bisakah dia bersamaku? Selamanya, seperti keinginannya?" -Ranin Anastasia Valda- "Tuhan, tolong jangan jadikan aku sebagai pembohong, yang belum tentu bisa menyanggupi keinginanku sendiri." -Altan Abiandra- "Tuhan, aku ingin dia bersamaku...