Part 10

41 11 2
                                    

"Ceritanya, kalo kita gampang nggak tegaan sama orang lain, kita nggak bisa bales dendam. Tapi rasa nggak tegaan sama orang lain itu, senjata ampuh loh buat nahan diri biar nggak kelewatan lawan orang. Cuma dilihat dari kitanya aja, bisa nggak ngendaliin rasa itu? Bisa nggak menyesuaikan rasa itu pada tempatnya?

***

"HEI BUDAK!!"

Tapi tunggu, 'budak? Apa? Dia manggil gue budak?!' Ranin tersenyum miring. Dia membalikkan badannya.

"Nah yess... Cepetan, Nin baku hantam biar lo cepet dipecat.."gumam Tania dari meja kasir.

"Maaf, Bapak tadi bilang apa?! Budak?!"tanya Ranin mendekat. Kedua tangannya berkacak pinggang.

"Iya BUDAK! Kamu pantes dipanggil budak!!"seru pria itu bernama Burhan sambil berdiri mencak-mencak.

Seketika restoran ramai akan adanya keributan itu. Semuanya mendekat ingin tau. Saking pengen taunya, mereka sampai tidak kepikiran untuk melerai.

"Bapak nggak belajar sejarah? 'Budak' itu cuma dipake sama jamannya manusia homo erektus, masih jaman ya sekarang? Bapak lahir tahun berapa sih? Bulan satu sebelum Masehi yah?!"oceh Ranin.

"Bodo amat! Sekarang saya tanya, minuman apa yang kami beri, hah?!"

Di meja kasir, Tania mengernyit,"lah? tu anak abis ngapain?"

Dengan wajah menantang, Ranin menjawab,"Bapak mau tau? Saya beri tau, itu minuman air anget, saya kasih gula ama garem. Biar bapak-bapak pending dulu minuman kerasnya!"

"Sialan.."geram Burhan. Matanya melirik teman-teman bisnisnya, berharap bisa membantunya mendamprat Ranin. Tapi nyatanya teman-temannya sudah tepar di duduknya masing-masing.

"He, kamu tu pekerja disini. Seharusnya kamu melayani pelanggan dengan baik!!"

"Loh saya kurang baik gimana sih pak? Saya uda bawain minuman yang lebih sehat, lebih halal!!"balas Ranin menekankan kata 'halal'.

"Kamu itu cuma budak!! Jangan sok suci!!"

"Bapak emang pekerja kantor-an. Jangan sok berkuasa deh, pak!! Mentang-mentang gajinya gede trus bisa seenaknya gitu makanan sama minuman haram?"

"Itu salah restoran sini, ngapain ngejual minuman haram disini?!"teriak Burhan gak mau kalah. Nah, apalagi Ranin.

"Itu juga salah bapak! Ngapain, nurutin nafsu?!"

"Budak tak tau diri!"maki Burhan.

"YANG PENTING KAN, HALAL!!!"pekik Ranin yang membuat seketika di sambut dengan tamparan keras di pipinya. Penonton memekik terkejut.

Ranin menatap Burhan dengan sejuta api di matanya. Hatinya geram, tentu saja. Dia mendesis,"tangan bapak, terlalu kotor untuk menyentuh wajah saya. Dengan senang hati, tangan kotor saya juga ingin menyapa wajah suci bapak..." Seketika itu juga tangannya melesat ke wajah Burhan yang tak siap menahannya. Membuatnya terjungkal ke belakang.

Penonton kembali memekik. Kali ini lebih keras.

Burhan bangkit. Darah muncul berasal dari hidungnya. Telunjuknya mengarah ke Ranin.

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang