Part 33

10 4 1
                                    

Assalamualaikum hai All

#ssbelumnya harap baca prolog barunya ya..

Baik semua? Siap lanjut?

Jangan lupa play song biar ngefeel

#part mengandung umpatan kasar
Next kuy happy reading..

***

"Yang aku bingungkan, mengapa orang lain menjadikan diri kita sebagai tokoh antagonis?"
-Ranin Anastasia V-

***

Ranin meremat bawahan rok nya kuat-kuat. Rupanya semesta juga ikut menghukumnya. Memberi Ranin cahaya terik membuat Ranin bolak balik mengusap keringatnya yang keluar. Matanya mengerjap ketika dia mendongak melirik bendera merah putih yang berkibar.

Hukuman apalagi kalau bukan hormat pada bendera?

Sepuluh menit yang lalu bel berbunyi menandakan waktu istirahat untuk kelas 10 dan 11. Banyak siswa siswi yang berlalu lalang menuju kantin. Dan yang kebetulan melewati Ranin, pasti menertawakan nasib Ranin. Sengaja.

Pandangan Ranin mengabur. Tubuhnya makin lama makin lemas. Namun tiba-tiba dia merasa rambutnya tertarik ke belakang.

"Akh.." Ranin melirik seseorang yang menarik rambutnya kuat itu.

"L-lepas!" ringis Ranin berusaha melepas jambakan dari Meiva.

Tak sengaja kuku Ranin berhasil menggores punggung tangan Meiva membuatnya melepaskan jambakannya.

"Shit! Bangsat lo!"

Plak!

Wajah Ranin terlempar ke samping saking kuatnya Meiva menampar. Seketika pipi nya memerah akibat tamparan Meiva.

"Kenapa lagi, hah?! Gue berdiri dihukum gini, masalah buat lo?!" seru Ranin marah meski nada nya sarat akan kesedihan.

Meiva mendengkus. "HAI GAISS.. YANG TADI GAK SABAR HANCURIN CEWEK JALANG INI.. GUE PERSILAHKAN SEKARANG JUGAA..!!" Cukup satu menit saja semua sudah terkumpul membentuk lingkaran mengurung Ranin juga Meiva yang di tengah-tengah.

"Lo kerasukan setan mana lagi lo?" Ranin bertanya dengan satu alisnya terangkat. Belum apa-apa hatinya serasa berkeretak.

"Belum kerasukan setan aja gue uda gini. Gimana gue jadinya kalo udah kerasukan? Mati iya lo!"

"Nggak capek apa lo hancurin hidup orang mulu?"

"See? Lo nyindir diri lo sendiri, hm?"

Ranin menarik nafas, "Maksud lo apa?"

"Masih nanya?" Tatapan Meiva berubah seperti terluka.

"Gara-gara aksi lo kemaren, bokap nyokap gue berantem dan hari ini, mereka bakal mutusin buat cerai. Puas lo?!" tutur Meiva lirih.

Ranin tersenyum miring, "Hubungan yang retak emang buat apa dipertahanin?"

"Cih, udah gue duga kalo anjing tetep anjing. Najis!" Meiva meludah.

"Lo lebih rendah dari anjing," tekan Ranin.

Refleks Meiva merebut satu butir telur satu siswa di dekatnya lalu melempar tepat pada wajah Ranin.

"Hobi lo emang bikin orang darah tinggi!"

Ranin mendesis marah. Dirinya ingin menampar Meiva namun apa daya ketika satu persatu orang melemparinya dengan telur, tepung, juga tomat busuk.

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang