Part 28

14 4 1
                                    

Bacanya sans ajaa.. Gausah ngegas okeyy..

Yok gass..

***

"Ternyata kata 'tidak' mu lebih bermanfaat bagiku ketimbang kata 'ya' mu yang hanya membuang waktu."
-Galen Farzan Alano-

***

Alano 😊:
Hi Ran!
Jadi kan hari ini?

Ugh.. Sial! Ranin lupa kalau hari ini dia punya janji ke perpus bareng Alan!

Liat saja dirinya kini yang masih belepotan iler, rambut acak-acakan, ditambah mukanya yang panik sekarang sangat cocok disandingkan kamarnya yang berantakan seperti kena tornado saja.

Ranin:
Ok jadi dong:-)
Gue siap² dlu.

Selesai membalas chat Alan, Ranin segera melempar ponselnya ke sembarang arah. Intinya nggak sampe kebentur lantai kok. Kemudian dia segera cepat-cepat membersihkan kamarnya. Soal rumah, nanti sajalah yang terpenting janji bersama cogan harus ditepati. Eak..

Selesai dengan kamarnya, Ranin segera masuk kamar mandi. Mandi yang sebenar-benarnya mandi. Nggak cuma sebatas cuci muka atau mandi lima menit yang biasanya dia lakukan jika kepepet masuk sekolah.

Setengah jam kemudian, Ranin sudah siap dengan pakaiannya. Tinggal menyisir rambutnya dan pakai bedak. Namun sebelum itu dia mengecek ponselnya.

Alano 😊:
Lngsung sherlock y! Pkok hrus gw yg jemput biar sekalian tau rumah lo!

Tanpa babibu, Ranin segera mengirimkan lokasi rumahnya. Baru saja terkirim, Alan sudah membalas singkat yang isinya OTW. Tiba-tiba Ranin jadi senyum sendiri. Ternyata begini rasanya punya teman beneran.

Baru saja larut dalam khayalan, tiba-tiba suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Setdah cepet banget," panik Ranin. Dia segera menyisir rambutnya, memakai bedaknya tipis, lalu mengoleskan lipbalm sedikit. Setelah pas, Ranin segera menyabet tas mininya lalu keluar kamar menuju depan membuka pintu.

"Ya bentar Al," Senyum Ranin hilang ketika dia membuka pintu.

"Tolong temenin gue untuk hari ini aja plis,"


***

Sudah tiga jam setelah solat duhur Ranin terdiam kaku duduk di sebuah bangku taman bersama seseorang yang juga terdiam. Mungkin karena canggung? Kelihatannya si.

Tangan Ranin saling meremas. Bingung harus memulai percakapan terlebih dahulu atau menunggu percakapan dimulai oleh seseorang di sampingnya? Oke, ini terlalu awkward. Biasanya juga nggak seperti ini. Kok jadi canggung sih? Well, kayaknya Ranin yang harus membukanya. Ranin gerah woi lagi puasa ngomong begini. Tiga jam loh duduk diam tanpa berbicara ditambah lagi sebelum solat duhur tadi sekitar tiga jam an juga. Total enam jam terdiam dalam keadaan canggung seperti ini!

"Eum.. Kenapa tiba-tiba ya?"

'Duh, gak jelas. Terlalu formal lagi,'

"Lo kalo ngajak jalan-jalan tiba-tiba banget sih. Kan gue belum dandan cantik juga," ralat Ranin agak kaku.

Seseorang itu yang dikenal sebagai sosok pendiam es terkadang ngomongnya yang datar atau yang kalo gak sadar tersenyum bikin meleleh, menoleh menatap sendu Ranin.

Bad LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang