Pria itu menatap gadis yang ada di sampingnya begitu dalam. Viola menjatuhkan kepalanya di meja setelah melampiaskan kekesalannya kepada Arkan. Pria itu ingin mengantarkan Viola untuk pulang, tetapi Viola menggelengkan kepalanya menolak.
"Ayo saya antar pulang," ajak Arkan untuk kesekian kalinya, dan jawabannya tetap sama.
"Astaga! Viola!!"
Tiba-tiba saja seorang gadis dengan pakaian yang minim menghampiri Viola. Gadis itu merangkul Viola yang sudah mabuk, Arkan pun tak tinggal diam. Pria itu menarik Viola hingga jatuh ke pelukannya.
"Kamu siapa?" Tanya Arkan tajam, sedangkan gadis tadi membalas tatapan tajam Arkan.
"Lo yang siapa?" Tanya Khansa balik.
"Saya calon suaminya," jawab Arkan asal membuat Khansa melotot tak percaya.
"Sa, dia bener," jawab Viola setengah sadar.
"Heh! Lo gila ya?! Jangan halu dulu! Sadar woy! Ganteng begini mana mau sama lo?"
Khansa menepuk-nepuk lengan Viola agar gadis itu segera bangun dan ikut pulang bersamanya. Namun, Viola semakin mengeratkan pelukannya pada Arkan, membuat pria tersebut tersenyum.
"Viola balik sama saya," ujar Arkan sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Khansa dengan Viola yang berada di gendongannya.
"Gue tadi liat mereka ciuman," ujar Adrian saat melihat Khansa yang kesal bercampur khawatir.
"Hah?! Bukannya bibir dia masih perawan ya? Kok bisa?!" Tanya Khansa dan kembali duduk di kursi.
"Gak tau, kayaknya mereka udah kenal deh, tapi tadi emang Viola gak nolak ciuman cowo itu," jelas Adrian sambil melayani pelanggannya.
"Huh!"
"Lo gak mau pulang juga? Udah malam, atau mau gue antar?"
"Gak usah, makasih Dri!"
—
Setelah sampai di pekarangan rumahnya, Arkan keluar dengan Viola yang tetap berada di gendongannya. Ya! Viola masih dalam gendongannya, karena gadis itu tidak ingin melepaskan pelukannya.
"Kamu ganti baju dulu, jangan mandi sudah malam," ucap Arkan setelah menidurkan Viola di kasurnya.
"Gantiin," ujar Viola dengan mata setengah terpejam sambil mengangkat tangannya keatas.
"Kamu masih punya tangan yang bisa kamu pakai," ucap Arkan.
Pria itu berjalan menuju lemari, dan mengambil satu set piama milik istrinya dulu. Arkan meletakkan pakaian itu di kasur, dan menarik Viola untuk bangun lalu mendorong gadis itu masuk ke dalam kamar mandi.
Arkan mengecek kamar anaknya, dan ternyata anaknya sudah tertidur dengan baby sister yang sedang membereskan mainan Raka.
Pria itu menuju dapur untuk menuntaskan dahaganya, saat akan berbalik. Tiba-tiba saja, terdapat tangan kecil yang memeluk erat pinggangnya, tentu saja ia tahu ini Viola.
"Ngapain kamu," tanya Arkan berbalik menatap Viola setelah pelukan tadi terlepas.
"Gue takut," cicit Viola sambil menunduk.
Pria itu menghela nafas lalu merentangkan kedua tangannya, membuat Viola menatapnya bingung. Namun, seolah tahu gadis itu langsung saja memeluk erat Arkan, dan pria itu segera menggendong tubuh kecil Viola menuju kamarnya.
"Saya ke kamar mandi dulu, kamu tidur," ujar Arkan.
Tak lama kemudian, Arkan keluar dengan handuk yang melekat di pinggangnya. Untung saja, Viola sudah tertidur dengan selimut yang menutupi seluruh badan gadis itu.
Setelah memakai pakaiannya, pria itu ikut menyusul Viola ke atas kasur. Dengan perlahan Arkan mendekati tubuhnya dengan gadis itu, dan memeluk gadis itu dari belakang. Karena, memang Viola tidur dengan posisi membelakangi nya.
—
"ARKAN!"
Teriakan itu membuat Viola dan Arkan terkejut, dengan spontan mereka terbangun dan terduduk. Viola yang merasakan pusing menyandarkan kepalanya pada dada bidang Arkan.
"Arkan! Kamu ngapain anak orang nak?" Tanya wanita cantik itu sambil berjalan masuk ke dalam kamar anaknya itu.
"Arkan gak ngapa-ngapain Ma," jawab Arkan sambil mengusap wajahnya kasar.
"Terus dia ngapain ada di kamar kamu?"
"Numpang tidur," balas Viola yang sudah membuka sempurna matanya.
"Kamu gak diapa-apain sama anak Tante kan?" Tanya Tari, Mama Arkan.
"Engga Tante, kita cuman tidur aja semalam," balas Viola.
"Kalau gitu, kamu mandi dulu sana, nanti turun ke bawah ya sama Arkan. Kita sarapan bareng," Tari pun meninggalkan kamar anaknya dengan perasaan lega.
"Kamu mandi dulu," ujar Arkan pada Viola yang kembali merebahkan tubuhnya.
"Males," jawab Viola sambil menarik selimut untuk menutupi wajahnya.
Arkan pun berdecak, pria itu beranjak dari tempat tidurnya dan segera mandi. Saat keluar dari kamar mandi, ia melihat Viola yang masih bergelut di dalam selimut.
Setelah memakai jasnya, Arkan segera membangunkan Viola yang masih bergelut di bawah selimut. Pria itu menyibak selimut yang dipakai Viola, gadis itu sangat manis jika tertidur seperti ini.
"Viola, bangun," bisik Arkan tepat pada telinga gadis itu membuat Viola kegelian dan membuka matanya.
"Masih ngantuk," ujar gadis itu sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
"Tidak, kamu harus bangun," dengan sekali tarikan kini Viola sudah terduduk.
"Gendong," ujarnya sambil merentangkan tangannya kepada Arkan.
"Kamu harus cepat mandi, saya sudah siapkan pakaian," ujar Arkan.
Viola pun memasuki kamar mandi, setelah membersihkan badannya Viola keluar dari kamar mandi. Di atas kasur sudah terdapat paper bag yang ia duga pakaiannya, gadis membelalakkan matanya saat melihat dalaman juga, dan sialnya itu sangat pas dengan ukurannya.
ARKAN SIALAN!
***
(Imagine Arkan)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN
Teen FictionAda beberapa part yang sudah di revisi. *** Lalu sedetik kemudian Viola membelalakkan matanya saat wajah Arkan yang semakin dekat dengan wajahnya. Lalu ia bisa merasakan lidah hangat milik Arkan menyapu bibirnya dengan lembut. Sedangkan Arkan, terke...