Pelukan Arkan semakin kuat, saat pria itu terusik dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya. Pria itu membuka matanya perlahan, ah ternyata hari sudah sore, cukup lama mereka tertidur.
Arkan menundukkan kepalanya menatap Viola yang tertidur pulas, wajahnya yang polos saat tertidur membuat Arkan gemas. Arkan menyerang pipi Viola dengan banyak ciuman, membuat gadis itu merasa terganggu.
"Geli mas," ujar Viola dengan suaranya khas bangun tidur.
"Sudah sore," ucap Arkan sambil terus menatap Viola yang sedang mengumpulkan nyawanya.
"Aku mau mandi," ucap Viola pada Arkan.
"Lalu?" Tanya pria itu bingung, "Mau saya mandiin?" lanjut Arkan membuat Viola memukul pria itu.
"Pinjem baju," ujar Viola sambil mendekatkan wajahnya kepada Arkan.
"Berikan saya ciuman," ucap Arkan dengan nada rendah, matanya menggelap.
Tanpa menjawab, Viola segera menyatukan bibi keduanya. Hanya menyatu, tidak ada pergerakan, Arkan menatap Viola menunggu gadis itu memulai pergerakan. Viola balik menatap Arkan dengan tatapan jahil, pria itu menggeram kesal.
Viola melumat kecil bibir Arkan, atas dan bawah secara bergantian. Mereka masih saling tatap, Viola yang gemas menggigit bibir bawah Arkan membuat pria itu membuka mulutnya.
Viola menjilat darah dari bibir Arkan yang terluka karena gigitannya, matanya sesekali terpejam. Sedangkan Arkan, pria itu menahan diri untuk tidak membalas perbuatan Viola. Gadis itu mengajak lidahnya dan lidah Arkan untuk bergelut.
Tetapi, tidak ada balasan dari Arkan.
"Ck!" Decak Viola setelah melepaskan ciumannya, gadis itu beranjak dari posisinya.
Greb
Arkan memeluk Viola dari belakang sebelum gadis itu benar-benar beranjak dari kasur. Dengan kesal Viola berusaha melepaskan pelukan Arkan yang semakin erat. Merasa usahanya sia-sia, Viola hanya terdiam sambil mengembungkan pipinya.
Dengan perlahan Arkan menarik Viola untuk berbaring kembali, dengan pria itu yang ada diatasnya.
"Aku sudah tidak bisa menahannya lagi," ucap Arkan pelan seperti berbisik.
Viola mengigit bibir bawahnya, ia juga tidak bisa bertahan lama melihat penampilan Arkan saat ini. Rambut Arkan yang berantakan, bibirnya yang membengkak, serta kaus pria itu yang sedikit tersingkap.
Dengan ragu Viola berkata, "Do it" ujarnya setengah berbisik.
"Terimakasih, saya akan bertanggungjawab," ucap Arkan sebelum menyerang Viola dengan kecupan di seluruh wajah gadis itu.
Saat tepat di bibir Viola, Arkan tidak hanya diam. Pria itu mulai melumat dan menyesap bibir Viola nikmat, sesekali Viola berdesis menikmati tangan Arkan yang mengelus pinggang nya seksual.
Lama kelamaan tangan pria itu mulai naik, menyikap kaus yang dipakai Viola. Arkan membelai perut rata Viola, sementara bibirnya masih aktif mengajak lidah Viola untuk berperang.
Sedangkan Viola, gadis itu tidak tinggal diam, ia memasukkan tangannya ke dalam baju Arkan. Mengelus perut kotak-kotak milik pria itu, tentu itu membuat Arkan mendesis nikmat.
"Kamu langsung belajar ya?" Ucap Arkan setelah menahan tangan Viola yang semakin turun dan hampir menyentuh miliknya.
"Kamu yang lama," ujar Viola sambil berdecak.
Arkan tertawa pelan, pria itu melepaskan bajunya dan sekarang menampilkan perut kotak-kotak nya. Ia menyeringai, kala melihat tangan Viola yang bergerak mengelus perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN
Teen FictionAda beberapa part yang sudah di revisi. *** Lalu sedetik kemudian Viola membelalakkan matanya saat wajah Arkan yang semakin dekat dengan wajahnya. Lalu ia bisa merasakan lidah hangat milik Arkan menyapu bibirnya dengan lembut. Sedangkan Arkan, terke...