Pagi ini adalah pagi yang cerah bagi Viola, tidak ada tetangga yang mengajaknya ribut seperti kemarin. Pengangguran seperti Viola, memilih menghabiskan waktunya dengan rebahan sambil menonton drama.
Seperti saat ini yang Viola lakukan tidur telungkup dengan laptop yang menyala di depannya, disebelahnya ada Kefi yang tidur terlentang sambil bermain game di ponselnya.
"Vi, kamu yakin Arkan bakal berubah?" Pertanyaan Kefi yang tiba-tiba membuat Viola sedikit tersentak, bingung ingin menjawab apa. Jelas keraguannya sangat besar, tapi ia juga percaya kalau Arkan akan berubah.
"Gak tau," jawab Viola ragu.
"Kalau dia gak berubah gimana?" Tanya Kefi lagi, kali ini laki-laki itu mengubah posisi tidurnya menjadi telungkup.
"Berarti emang bukan jodoh," ucap Viola santai.
"Kalau kamu hamil?" Suara Kefi sedikit mengecil di akhir, sejenak Viola termenung.
"Belum tentu juga, kalau hamil, ada dua kemungkinan yang bakal aku lakuin," Viola menggantung ucapannya.
"Gugurin, atau pertahanin."
Spontan Kefi duduk, menatap tak percaya Viola yang sedari tadi menampilkan wajah santainya. Seolah perkataannya tadi bukanlah hal besar, menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Jangan bodoh ya," ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan kamar Viola dengan sang pemilik yang menatap kosong kearah laptop yang masih menyala.
—
Siang harinya, Viola membantu Karin membuat brownies di dapur, lebih tepatnya mengganggu daripada membantu. Sedari tadi Viola hanya duduk diatas pantry sambil mengigit buah apel yang berada di tangannya, sesekali bersenandung ria sampai mendapat teguran dari Karin.
"Kamu niat bantuin atau cuman duduk-duduk santai doang si?" Karin memukul paha Viola hingga bunyi pukulannya terdengar nyaring, sambil tertawa kecil Viola turun dari pantry dan berdiri di sebelah Karin.
"Jadi, tugas saya apa nyonya?" Tanya Viola dengan jahil, membuat Karin lagi-lagi menggelengkan kepalanya.
"Cuci piring."
"Baik akan saya lakukan," Viola mencuci piring sambil bernyanyi tidak jelas.
"Kamu sama Arkan gimana Vi?" Tanya Karin sambil memasukkan adonan ke dalam loyang.
"Gak gimana-gimana," sahut Viola.
"Kamu beneran serius kan sama Arkan?"
"Beneran, yang gak serius itu Arkan."
"Kenapa kamu bisa bilang gitu? Mama lihat dia beneran serius kok sama kamu, dia juga keliatan sayang banget sama kamu. Kamu mungkin yang terlalu labil, lagian bisa-bisanya dia mau nikahin perempuan yang baru lulus SMA kaya kamu," ujar Karin membuat Viola mendengus kesal.
"Kalau dia beneran sayang dan cinta aku, gak mungkin dia masih tidur sama perempuan lain. Mama cuman ngeliat, tapi aku yang rasain, ngeliat dia keluar dari club sama cewe. Aku emang baru lulus SMA tapi niatku buat nikah sama dia, serius."
"Arkan tidur sama perempuan lain?" Tanya Karin dengan wajah yang sudah tidak bersahabat.
"Iya, udah beberapa kali aku liat dia sama perempuan lain di club, kalau gak di club ya dirumah sendiri. Perempuan yang dia tiduri juga sama, gimana aku gak sakit hati? Padahal di satu sisi, dia juga udah tidur sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN
Teen FictionAda beberapa part yang sudah di revisi. *** Lalu sedetik kemudian Viola membelalakkan matanya saat wajah Arkan yang semakin dekat dengan wajahnya. Lalu ia bisa merasakan lidah hangat milik Arkan menyapu bibirnya dengan lembut. Sedangkan Arkan, terke...