23. Wisata Pulau Kapuk

12.1K 496 3
                                    

Setelah sore tadi mereka berjalan-jalan, malam ini keduanya telah sampai di Villa. Banyak yang mereka kunjungi, tempat oleh-oleh juga tak luput mereka kunjungi. Padahal, kepulangan keduanya masih lusa, dan tentu saja itu masih cukup lama menurut Arkan.

"Kamu mandi dulu, aku buatin makanan ya," ucap Arkan pada Viola yang saat ini sedang asik merebahkan tubuhnya di kasur.

"Capek," ucap Viola semakin menenggelamkan wajahnya di bantal.

Sambil terkekeh, Arkan berjalan mendekat kearah kasur, pria itu duduk di tepi kasur menatap Viola yang setia menenggelamkan wajahnya. Dengan jahil Arkan menepuk pantat Viola, membuat gadis itu berteriak kesal.

"Gue tendang terbang ke Kutub lu," kesal Viola sambil menatap Arkan tajam.

"Kamu bau matahari, mandi dulu sana," ucap Arkan menutup hidungnya lalu keluar dari kamar.

Di dalam kamar Viola mendengus lalu berjalan menuju kamar mandi, sambil bernyanyi ria wanita itu melepaskan pakaiannya satu persatu. Setelah semua terlepas baru ia menyalakan shower untuk membersihkan tubuhnya.

"Eh?" Kaget Viola saat tiba-tiba tangan kekar memeluk perutnya dari belakang. Ia juga bisa merasakan orang yang dipeluknya sedang telanjang, Viola mendengus.

"Awas ih," kesal Viola saat Arkan tak kunjung melepaskan pelukannya.

Bahkan saat ini Arkan merapatkan tubuh bagian belakang Viola ke tubuh bagian depan pria itu. Membuat  sesuatu menyentuh permukaan pinggangnya yang tak tertutupi apapun.

"Boleh ya?" Arkan membalikkan tubuh Viola dan menatap wanita itu memelas sambil meminta izin.

"Kalau kayak gini mana bisa nolak," gumam Viola membuat Arkan kesenangan bukan main.

Pria itu segera menggendong Viola ala koala, dan menghimpitnya di tembok. Ia mencium seluruh wajah Viola, tak terkecuali, dan terakhir berhenti di bibir. Arkan melumat bibir Viola lembut, namun menuntut lebih dan lebih, bahkan tangannya bergerak aktif.

"Eugh"

Viola semakin mengeratkan kakinya yang melingkar di pinggang Arkan, membuat sesuatu itu tepat menyentuh pantatnya.

"Ah," desah Arkan saat Viola tidak sengaja mengigit bibirnya hingga berdarah.

"Maaf," sesal Viola menatap khawatir Arkan.

Pria itu tersenyum lalu kembali melumat brutal bibir Viola, mengecap dan membelit lidah satu sama lain. Lalu inti dari permainan di mulai, suara penyatuan keduanya menggema di kamar mandi.

Bahkan, shower yang menyala menyiram keduanya, membuat tubuh mereka semakin basah karena air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan, shower yang menyala menyiram keduanya, membuat tubuh mereka semakin basah karena air. Setelah melakukan di kamar mandi, Arkan membawa Viola keluar kamar mandi, menuju kasur.

Mereka pun kembali bermain, sampai keduanya lelah dan Arkan kembali menumpahkan benihnya di dalam rahim Viola.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang