Keesokan harinya, Viola dikejutkan oleh Arkan yang berkunjung ke rumahnya pagi-pagi sambil membawa Raka. Pria itu mengatakan jika ia akan bermain di rumah Viola seharian, menimbulkan pertanyaan di benak Viola.
Hey, bukannya akhir-akhir ini pria itu sibuk? Kenapa tiba-tiba datang ingin bermain? Mencurigakan.
"Tumben, gak kerja?" Tanya Viola dan dibalas gelengan oleh pria itu.
Saat ini mereka sedang berada di belakang rumah Viola, memperhatikan Raka yang sedang bermain dengan mainannya. Karin juga tadi pamit untuk belanja bulanan, yang pastinya membawa pembantu dan supir.
"Sebentar lagi orang tua Hani bakal kesini," ucap Arkan membuat Viola mengerutkan keningnya.
"Hani?" Tanya Viola bingung, Arkan mengangguk.
"Istri saya dulu," ujar Arkan.
"Ngapain orangtuanya kesini?" Tanya Viola lagi dengan penasaran.
"Mau ngajak main Raka," jawab Arkan dan Viola hanya mengangguk.
Tak lama suara bel rumah berbunyi, Arkan membuka pintu rumah untuk menyambut mantan mertuanya. Viola mengambil tas Raka yang diletakkan di kamarnya, setelah selesai ia turun dengan Raka yang berada di gendongan.
"Ini calon kamu?" Tanya seorang wanita paruh baya.
"Iya Mom," jawab Arkan sambil tersenyum menatap Viola membuat gadis itu merona.
"Cantik banget," puji wanita itu sambil menatap Viola kagum.
"Pinter juga kamu pilih calon istri," ucap pria paruh baya yang disampingnya.
Arkan hanya tertawa menanggapi perkataan pria yang berstatus mantan mertuanya itu, lalu keduanya pamit sambil membawa Raka.
"Bosen," ujar Viola sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Arkan.
"Mau jalan?" Tanya Arkan dan dibalas gelengan oleh Viola.
"Terus mau ngapain?" Tanya Arkan lagi sambil mengelus kepala Viola yang bersandar di pundaknya.
"Jajan aja yuk," ucap Viola tiba-tiba.
"Mau jajan apa?"
"Gak tau," jawab Viola sambil menghela nafas lesu.
"Tidur aja yuk," ajak Arkan pada Viola dan hanya dibalas anggukan oleh gadis itu.
Dengan pelan, Arkan membopong tubuh Viola menuju kamar gadis itu, saat sampai Arkan menurunkan Viola di kasur dengan lembut. Lalu, ia ikut berbaring di samping gadis itu, dan memeluk tubuh mungil Viola.
Viola juga memeluk Arkan kencang, lalu menghirup dalam aroma tubuh pria itu. Membuat Arkan memejamkan matanya kegelian, apa Viola sedang menggodanya?
Tak tahan, Arkan mengurai pelukan antara keduanya, ia menatap Viola dan gadis itu juga membalas menatapnya dengan alis yang diangkat satu. Perlahan, Arkan mendekatkan wajah keduanya, lalu dalam sekejap membungkam bibir Viola dengan bibirnya.
Melumat dan menghisap bibir manis Viola, gadis itu hanya diam menikmati apa yang dilakukan oleh Arkan tanpa membalasnya. Membuat pria itu geram, dalam sekejap Arkan mengurung Viola di bawahnya sambil terus menghisap bibir Viola.
"Balas," ucap Arkan di sela-sela kegiatannya membuat Viola menyeringai kecil.
Dengan rakus Viola menghisap bibir Arkan, memberi gigitan kecil membuat Arkan membalas ciuman rakus Viola. Mereka berciuman saling membelit lidah, dan bertukar saliva.
Satu tangan Arkan bergerak aktif meremas apa yang bisa ia remas, setelah ia mengangkat kaus yang dipakai Viola hingga memperlihatkan bra putih yang sedang dipakai gadis itu.
"Cantik," ucap Arkan sambil menatap Viola setelah ciuman tadi ia lepaskan sepihak.
"Suka?" Tanya Viola dengan wajah yang memerah, Arkan mengangguk.
Pria itu meremas payudara Viola bergantian, memberikan sensasi nikmat pada gadis itu. Membuat Viola menggelinjang tidak tahan, gadis itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Arkan saat gelombangnya datang.
"Sudah keluar huh?" Ejek Arkan pada Viola yang sedang menyembunyikan wajahnya yang memerah di leher Arkan.
Tangan pria itu semakin lincah membuka seluruh pakaian Viola, dan memberi sensasi nikmat di setiap sentuhannya. Membuat lagi-lagi Viola datang hanya dengan perlakuan kecil itu, dan mereka sampai pada bagian intinya.
Setelah menyatukan keduanya, pria itu bergerak lembut di awal memberikan rasa nyaman bagi Viola. Namun lama-kelamaan gerakannya semakin cepat dan tidak teratur membuat Viola lagi-lagi mencapai puncaknya.
Mereka bercinta terus menerus, sampai keduanya merasa lelah. Di pelepasan terakhir, mereka berciuman sambil memeluk satu sama lain. Lalu, mereka tertidur karena kelelahan, sambil berpelukan membiarkan tubuh keduanya menyentuh tanpa sehelai benang.
—
Di lain tempat, seorang wanita berjalan mengelilingi mall sendirian sambil menenteng beberapa belanjaannya. Wanita cantik itu tentu saja menjadi pusat perhatian saat menginjakkan kaki di mall tersebut.
Siapa yang tidak mengenalnya?
Ia adalah seorang model, belum terlalu lama, namun akhir-akhir ini sedang naik daun.
Model cantik itu baru saja menyelesaikan pemotretannya, kedatangannya ke Indonesia hanya berkunjung. Entah berapa lama, ada beberapa hal yang harus ia urus disini, mungkin lama, mungkin juga hanya sebentar.
"Aku ingin ke toilet, kau cari restoran," ucapnya pada salah satu bodyguard yang menjaganya.
Lalu ia memasuki toilet, dan masuk ke dalam salah satu bilik yang berada di sana. Perempuan itu mengecek ponselnya, dan berusaha menelpon seseorang.
"Sial, kemana dia?!" Kesalnya sambil menatap ponselnya yang menampilkan kontak seseorang.
Ia terus mencoba menghubungi nomor tersebut, namun masih tidak ada jawaban. Dengan kesal perempuan itu menaruh ponselnya kembali ke dalam tas. Setelah selesai dengan urusannya, perempuan itu keluar dari toilet dan berjalan menuju restoran.
"Kau harus diberi hukuman, Arkan."
—
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN
Teen FictionAda beberapa part yang sudah di revisi. *** Lalu sedetik kemudian Viola membelalakkan matanya saat wajah Arkan yang semakin dekat dengan wajahnya. Lalu ia bisa merasakan lidah hangat milik Arkan menyapu bibirnya dengan lembut. Sedangkan Arkan, terke...