Setelah Viola membersihkan diri, kini wanita itu sudah memakai pakaian olahraganya. Saat keluar dari kamar mandi, Viola berdecak kesal melihat Kefi tertidur pulas diatas kasurnya.
"Bangun," Viola menepuk lengan Kefi, untung saja lelaki itu bukan tipe orang yang susah dibangunkan.
"Mau kemana?" Kefi bertanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Mau lari, ikut?"
"Mau," Kefi bangun dari posisi tidurnya tadi lalu dengan cepat berlari keluar dari rumah Viola menuju rumahnya.
Setelah memakai sepatunya, Viola turun kebawah pemandangan yang pertama kali dilihatnya saat menginjak tangga terakhir adalah Karin dan Geral yang sedang berpelukan. Di tangan Karin terdapat benda kecil yang tidak bisa Viola lihat dari jauh.
"Masih pagi udah mesra aja," sindir Viola sambil menuangkan air bening ke dalam gelas.
"Vio, sini deh," suruh Geral tanpa melepaskan rangkulannya pada Karin.
"Kenapa?" Viola menghampiri orang tuanya yang sedang berdiri dekat kamar mandi dapur.
"Kamu bakal punya adek," Karin berucap sambil memperlihatkan testpack yang sedari tadi ia pegang.
Viola terdiam menatap testpack yang berada di tangan Karin, jadi sekarang ia akan mempunyai saudara? batinnya bertanya senang. Karin dan Geral yang melihat respon Viola, seketika sedikit khawatir.
"Sejak kapan?" Viola menatap Karin dan Geral.
"Nanti baru mau di cek," jawab Geral, tangannya terus mengelus pinggang Karin. Ia tahu apa yang wanita itu rasakan saat ini, Karin takut jika Viola nanti tidak akan menerima adiknya.
Viola menganggukkan kepalanya, lalu kembali ke dapur menaruh gelas bekas minumnya tadi. Keluar dari rumah melewati pintu belakang, dan berjalan menuju rumah Kefi. Di dalam rumah, Geral menenangkan Karin yang menangis.
"Seharusnya kita tanya Viola dulu waktu itu," ucap Karin sedikit sesenggukan.
"Viola gak bilang kalau dia gak nerima bayi ini, dia juga yang selalu nanyain kapan punya adek. Dia kaget tadi kita kasih tau, atau mood Viola emang lagi gak bagus hari ini."
"Udah ya," Geral menarik Karin ke dalam pelukannya.
"Kalau nanti Vio gak nerima bayi ini, gimana?" Karin mendongak menatap Geral dari bawah.
"Semoga aja dia terima ya," Geral membingkai wajah Karin dengan tangannya dan mencium kening wanita itu.
***
Setelah menunggu beberapa menit di ruang tamu rumah Kefi, sang empu yang ditunggu akhirnya datang. Viola dan Kefi mulai mengelilingi komplek, dengan berlari santai sesekali berjalan dan bercakap ria.
"Laper nih," Viola mengusap perutnya yang rata dengan bibir mengerucut.
"Di depan biasanya ada yang jualan bubur, mau makan disana?" Tanya Kefi dan dibalas anggukan semangat oleh Viola.
Keduanya pun kembali berjalan menuju depan komplek, mencari penjual bubur yang biasanya berada di depan komplek. Namun, pupus harapan pagi ini untuk memakan bubur karena penjual bubur yang mereka cari tidak ada.
"Bubur dekat taman aja ya?" Kefi bertanya pada Viola yang sedang duduk di trotoar depan gerbang komplek.
"Boleh deh, lagi ngidam bubur juga nih," Viola mengelus perutnya yang rata.
"Kamu hamil?" Tanya Kefi dengan raut terkejut dan tidak percaya, bahkan lelaki itu terus menggelengkan kepalanya.
"Enggak, ayahnya bukan kamu soalnya," Viola bangkit dari duduknya dan berjalan mendahului Kefi dengan senyum yang terpatri di wajahnya.
Begitupun dengan Kefi, lelaki itu merekah kan senyumnya, wajahnya yang pucat pasi tadi langsung berubah menjadi merah merona. Dengan langkah riang Kefi berjalan menyusul Viola yang sudah berjalan terlebih dahulu. Mereka berjalan menuju taman yang berada di dekat komplek.
"Gak terlalu ramai," gumam Kefi yang didengar Viola, wanita itu mengangguk-angguk kan kepalanya setuju.
"Pak 2 ya, 1 gak pakai bawang goreng, ayamnya banyakin," pesan Kefi pada penjual bubur itu.
"Kakiku sakit," Viola sedikit membungkuk lalu memijat betisnya yang pegal.
Kefi berjongkok di depan Viola, menggapai kaki wanita itu dan memijatnya pelan. Ringisan lirih terdengar dari mulut Viola, Kefi menatap Viola lalu mengusap rambut wanita itu.
"Di luruskan kakinya, kalau habis makan nanti masih sakit bilang ya," Kefi kembali duduk di samping Viola.
"Ini buburnya," penjual itu mengantarkan 2 mangkuk bubur untuk Viola dan Kefi. Lalu, keduanya mulai memakan bubur itu, dengan diiringi beberapa percakapan atau candaan receh dari Kefi.
"Ayo pulang," ucap Kefi setelah membayar bubur yang mereka makan tadi.
"Gendong," rengek Viola tidak lupa dengan puppy eyes andalannya membuat Kefi berdecak kesal.
"Gue karungin boleh gak si? Biar gak jadi nikah sama Arkan," batin Kefi.
"Punya kaki kan? Ayo jalan tadi udah istirahat," Kefi menarik tangan Viola membuat wanita itu berdiri dan dengan malas mengikuti langkah Kefi.
Perjalanan pulang mereka kali ini membuat Kefi harus mengelus dada. Dari tadi, Viola terus merengek bahwa betisnya sakit atau pergelangan kakinya sakit. Bahkan beberapa kali mereka harus berhenti karena Viola mengeluh.
"Ayo jalan lagi," dengan malas Viola berjalan di samping Kefi sesekali menghentakkan kakinya kesal.
Tak lama terdengar suara bising motor dari arah belakang, tanpa diduga salah satu motor menyerempet Viola hingga wanita itu terjatuh. Telapak tangan dan sikunya tergores, tentu itu semua tidak luput dari pandangan Kefi.
"Sini ke tepi dulu," Kefi menuntun Viola untuk duduk di trotoar pinggir jalan. Lelaki itu mengambil telapak tangan Viola dan membersihkan batu dan pasir yang berada di sekitar luka goresan itu.
"Sakit," Viola melengkungkan bibirnya, matanya juga berkaca-kaca dan tanpa dicegah tangisan Viola tumpah begitu saja.
"Cup Cup Cup, udah nanti diobatin ya,"Kefi berucap setelah membersihkan luka Viola.
"Ayo naik ke belakang, aku gendong," Kefi berjongkok di depan Viola.
Dengan perlahan Viola menaiki punggung Kefi, dan Kefi lanjut berjalan dengan Viola di punggungnya. Sedikit merasa berat sebenarnya, tapi sekalian olahraga jadi tidak ada masalah kan?
Sedangkan tak jauh dari sana, pelaku dengan motor ninja hitam itu menyeringai di balik helm full face yang ia kenakan. Ia merogoh sakunya, mengambil ponsel, dan memotret Kefi dan Viola.
"Biar dapet bonus," ucap orang itu sebelum melajukan motornya menjauh dari tempat kejadian.
***
Siapa yang nyangka Viola hamil? Btw, seneng banget akhir-akhir ini ceritanya ramai:)))
Makasii yaa(〃゚3゚〃)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN
Teen FictionAda beberapa part yang sudah di revisi. *** Lalu sedetik kemudian Viola membelalakkan matanya saat wajah Arkan yang semakin dekat dengan wajahnya. Lalu ia bisa merasakan lidah hangat milik Arkan menyapu bibirnya dengan lembut. Sedangkan Arkan, terke...