26. Kembalinya Seseorang

9K 412 14
                                    

Setelah liburan, 3 hari setelahnya akan diadakan pertemuan keluarga, menanyakan kelanjutan dan rencana pernikahan yang sudah bisa dihitung hari, tapi tidak ada persiapan sama sekali.

Sekarang adalah harinya, hari pertemuan yang akan diadakan di rumah Viola. Bahkan, Karin sedari tadi pagi sibuk memasak, banyak yang wanita itu masak untuk menyambut tamu kali ini.

"VIO! AMBILIN BOLU DI TETANGGA DEPAN DONG!" Teriak Karin menggelegar memenuhi rumah, bahkan Viola yang berada di lantai dua langsung bergegas turun.

"Rumah Bang Kefi?" Tanya Viola memastikan dan dibalas anggukan oleh Karin.

Setelah mendapat jawaban, Viola berjalan menuju rumah depan. Ia langsung masuk saja ke dalam rumah, karena memang pintu depan yang terbuka. Baru saja ia akan mengambil setoples kacang, tiba-tiba sebuah tangan menahannya.

"Punya gue," ucap lelaki itu sambil mengambil alih toples yang berada di tangan Viola.

"Bagi," rengek Viola dan dibalas gelengan kuat oleh lelaki itu.

"Bunda! Kenzo gak mau bagi kacang," adu Viola pada wanita yang baru saja datang dari dapur sambil membawa beberapa kotak di tangannya.

"Bunda beliin baru buat Vio nanti," ucap wanita itu sambil menaruh kotak tadi di meja ruang tamu.

"Kenzi mana?" Tanya Viola mengedarkan pandangannya menyapu seluruh rumah.

"Di atas, lagi nagih oleh-oleh ke Kefi,” ucap Carla.

"Bang Kefi udah pulang?" Tanya Viola semangat dan langsung dibalas anggukan dan senyuman oleh Carla.

"Vio?"

Baru saja ia akan menyusul ke lantai atas, ternyata orang yang akan ia datangin sudah berada di ujung tangga. Menatapnya dengan tatapan tak percaya, setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

"Bang Kefi?!"

Semacam ada slowmo alami, Viola dan lelaki yang dipanggil Kefi itu berlari secara pelan, menghampiri satu sama lain. Sambil pura-pura mengusap air mata terharu.

Bug

Bug

Si kembar Kenzi dan Kenzo mendorong Viola dan Kefi secara bersamaan membuat kedua manusia alay itu bertabrakan. Tapi tak urung, mereka berpelukan erat sudah bertahun-tahun tidak bertemu, karena Kefi yang kuliah di luar negri.

"Hentikan! Kalian semua alay," ujar Kenzi sambil melepaskan pelukan keduanya.

"Lo mau kawin ya?" Tanya Kefi setelah acara lepas rindu selesai.

"Nikah bukan kawin," jawab Viola kesal.

"Salah dikit," ujar Kefi sambil menyengir.

"Heem," jawab Viola sambil mengangguk.

"Kenapa gak nunggu gue?" Tanya Kefi, kali ini wajahnya serius.

"Maaf," sesal Viola sambil menunduk.

"Gue terlalu lama? Atau gue terlalu jelek? Miskin?" Pertanyaan beruntun dari Kefi membuat Viola semakin menunduk.

"Gue juga mau cari cewe lain kalau gitu," putus akhir Kefi membuat Viola mendongak.

"Boleh kok," ucap Viola sambil menatap polos Kefi.

Lelaki itu mengusap wajahnya kasar, ia beranjak dari duduknya dan pindah duduk di samping Viola. Sedetik kemudian, ditariknya Viola masuk ke dalam dekapan hangatnya, memeluk Viola gemas.

"Kalau dia macem-macem bilang gue ya," bisik Kefi lalu melepaskan pelukannya.

"Gue ke atas dulu," lanjut Kefi dan langsung beranjak begitu saja tanpa menatap Viola.

***

Setelah mengambil semua bolu dari rumah Kefi, saat ini Viola sedang duduk di depan cermin. Menatap pantulan dirinya, akhir-akhir ini ia selalu dihantui akan datangnya penyesalan, dan juga rasa takut.

"Vio cepet turun, Arkan sama keluarganya udah sampai depan komplek," ucap Karin dari luar kamar.

Sekali lagi, Viola menatap dirinya di pantulan cermin, tersenyum tipis. Menantikan apa alur Tuhan selanjutnya, apakah alur hidupnya akan berakhir bahagia? Atau sebaliknya?

Viola berjalan menuruni tangga, dengan anggun Viola duduk di kursi ruang tengah. Menunggu keluarga Arkan, tak lama pintu terbuka menampilkan Kefi dengan balutan jas hitam.

Di belakang lelaki itu sudah ada keluarga Arkan, setelah semuanya masuk kini pembicaraan serius dimulai. Kefi duduk di samping Viola, membuat mata tajam Arkan tidak ada hentinya menghujam Kefi.

"Jadi pernikahan kalian sudah tinggal menghitung hari, tapi kalian belum menyiapkan apapun, bahkan baju pengantin. Jadi, kalian serius ingin nikah atau tidak?"

Suara Darga tegas memecahkan keheningan, suasana semakin mencekam, ditambah tatapan tajam pria itu terus menatap Arkan dan Viola bergantian.

"Tidak."

"Serius."

Jawaban dari Viola dan Arkan berbeda, jelas Viola menjawab tidak. Karena ia harus mengenal Arkan lebih jauh lagi, soal hamil ia bisa mengugurkan nya jika ia mau.

"Kenapa tidak?" Tanya Tari menatap Viola kecewa, tatapan kecewa juga ia dapatkan dari Karin.

"Vio, mau kenal Arkan lebih jauh dulu. Ditunda aja pernikahannya, sampai Vio bener-bener siap," jelas Viola sambil menatap Tari.

Seketika, tatapan Tari dan Karin melembut, tidak ada tatapan kecewa lagi. Senyum kedua wanita itu terbit, saling pandang seolah berbicara lewat mata. Kefi sedari tadi duduk di sebelah Viola ikut angkat bicara.

"Kalau acara pdkt mereka gagal, Vio buat Kefi ya?" Sontak saja pertanyaan Kefi menuai reaksi berbeda-beda.

"Boleh, kalau kamu udah selesaikan S3 kamu," jawab Darga membuat Arkan melotot.

"Kenapa Arkan? Cemburu?" Ledek Reno pada anaknya, yang saat ini hanya diam sesekali bereaksi dengan mimik wajahnya yang berubah tanpa membuka suara.

"Katanya, lo duda anak satu. Mana anak lo?" Tanya Kefi menatap Arkan santai seolah mereka adalah teman akrab.

"Di rumah," jawab Arkan singkat, dan Kefi hanya mengangguk.

Selanjutnya dilanjutkan acara bincang-bincang tadi, sambil makan, Kefi juga ikut dalam acara ini sampai akhir tentunya. Lelaki itu terus mengikuti Viola dari belakang, membuat Arkan tidak ada celah untuk mendekati wanita itu.

"Aku ke kamar mandi dulu," Viola beranjak dari duduknya acara makan tentu saja belum selesai.

"Arkan juga," pamit Arkan juga menyusul Viola yang saat ini sedang berada di dalam kamar mandi.

Pria itu menunggu Viola keluar dari kamar mandi, dan tepat saja saat pintu terbuka dan menampakkan Viola. Arkan segera mendorong Viola untuk masuk kembali, disusul dirinya dan mengunci pintu kamar mandi.

"Kangen," rengek Arkan sambil memeluk manja Viola menyembunyikan wajahnya disela-sela leher jenjang milik wanita itu.

"Kenapa?" Tanya Arkan saat tidak ada jawaban dari Viola bahkan pelukan Arkan tidak mendapatkan balasan.

"Aku masih lapar, keluar aja yuk."

***

Malem ini update ditemenin sambil call, dan maaf untuk yang nunggu part Arkan nyesel mungkin beberapa part lagi ya. Aku juga bakal selesaikan cerita ini lebih awal, terimakasih.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang