Setelah berdoa di gereja, Viola melajukan mobilnya menuju rumah Arkan. Tentu saja untuk menepati janjinya bermain dengan Raka, tapi sepertinya Arkan juga ingin bermain dengannya.
Pria itu tidak berangkat ke kantor hari ini, katanya ingin menemani Raka dirumah. Tumben sekali, pria gila kerja seperti Arkan meluangkan waktunya untuk sang anak. Tepat saat mobilnya memasuki pekarangan rumah Arkan, Viola mengerutkan keningnya bingung.
"Kok dia tau rumah Arkan ya?" Viola menatap mobil sport merah mencolok yang terparkir tepat di depan pintu rumah Arkan.
Setelah memarkirkan mobilnya, Viola turun dan berjalan menuju mobil sport merah, melihat plat nomor mobil itu. Dugaannya benar, mobil ini milik sahabatnya, apa Kefi dan Arkan ada urusan?
Tanpa mengetuk pintu, Viola masuk ke dalam rumah Arkan dan langsung terdiam kaku. Dilihatnya Arkan dan Kefi sedang duduk berdempetan dengan Raka yang berada di gendongan Kefi.
"Vio?"
"Pio?"
"Mammma!"
Terkejut, Arkan dan Kefi saling menjauh.
"Raka," menghiraukan suasana yang canggung Viola berlari kecil menuju Raka.
Bayi itu tertawa senang, sambil bertepuk tangan, Viola langsung menggendong Raka dan mengecup seluruh wajah bayi itu. Tapi saat ia menggendong Raka, tangannya terasa basah.
"Vio, Raka baru aja ngompol, dia belum diganti," jelas Arkan sambil meringis kecil.
"Astaga! Kenapa gak cepat di ganti!"
"Tadi-"
"Geser dong, aku mau gantiin Raka," Viola meletakkan Raka di tengah-tengah Arkan dan Kefi.
Setelah mengganti celana Raka, dan memakaikannya popok. Viola kembali bermain dengan Raka, hingga bayi itu tertidur dalam gendongannya. Melihat anaknya tertidur, tentu Arkan membawa Raka menuju kamarnya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Viola pada Kefi yang sedari tadi bermain ponsel.
"Ada urusan," jawab Kefi setelah menyimpan ponselnya pada saku celananya.
"Terus kenapa tadi duduk dempet gitu?" Tanya Viola sambil menatap Kefi curiga, tentu Kefi yang ditatap seperti itu tidak terima.
"Aku masih suka perempuan Pio, kalau aku gay gak mungkin aku mau nunggu kamu sama Arkan putus."
"Kamu nunggu saya sama Vio putus? Gak akan pernah," Arkan turun dari lantai dua.
"Cih, yakin? Lo aja masih suka tidur sama cewe lain," Kefi menatap remeh Arkan membuat pria itu mendengus kesal.
"Stttt!" Tangan Viola membekap mulut Kefi dan Arkan yang baru saja duduk disampingnya. Jadi, sekarang posisi Viola diapit oleh kedua pria.
"Pertama, aku gak bilang kamu gay, tapi kamu sendiri yang bilang."
"Kedua, jangan terlalu yakin hubungan kita bakal sampai pernikahan kalau kamu masih belum bisa tinggalin kebiasaan untuk tidur sama cewe lain."
"Ketiga, banyak cewe yang mau sama kamu, jangan tunggu aku."
Setelah selesai berbicara, Viola melepaskan tangannya dari mulut kedua pria itu. Arkan menatap sendu Viola, sangat tau bahwa kesalahannya tidak bisa dimaafkan. Kefi juga menatap Viola sendu, setelah bertahun-tahun menunggu ia harus move on dari Viola.
"Kenapa liatin aku kaya gitu?" Tanya Viola dengan jijik, ditatap sendu oleh dua laki-laki membuat ia sedikit jijik.
"Gapapa," ucap Kefi dan Arkan secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN
Teen FictionAda beberapa part yang sudah di revisi. *** Lalu sedetik kemudian Viola membelalakkan matanya saat wajah Arkan yang semakin dekat dengan wajahnya. Lalu ia bisa merasakan lidah hangat milik Arkan menyapu bibirnya dengan lembut. Sedangkan Arkan, terke...