37. "Saya suka kamu"

5.2K 289 12
                                    

Setelah kembalinya Gibran dari toilet, mereka melanjutkan perbincangan mengenai pekerjaan. Sedangkan Jovanka, entah apa yang perempuan itu lakukan, sedari tadi hanya duduk diam, sesekali melihat kukunya.

"Itu Tante-tante ngapain sih?" Kefi bertanya kepada Viola dengan berbisik.

"Caper," jawab Viola dengan berbisik juga dan diakhiri tawa kecil.

"Saya permisi masuk dulu ya, ingin mengambil beberapa berkas." Pamit Arkan sambil tersenyum menatap rekan kerjanya.

"Wah, nyaman sekali ya rumah Pak Arkan," ucap salah satu pria dengan perut buncit.

"Iya, terlihat tenang juga," timpal Gibran sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Kamarnya juga sangat nyaman," celutuk Viola membuat semua orang yang disana menatap kearah perempuan itu.

"Wah, sepertinya model kita ini sudah sering berkunjung ya," ucap pria dengan rambut yang sudah memutih setengah.

"Model sekaligus wanita bayaran, huh?" Ujar Gibran dengan nada jenaka.

"Engga dong Pak," Jovanka tersenyum canggung pada Gibran.

"Saya permisi ke toilet dulu," lanjut Jovanka sambil berdiri dari duduknya tanpa membenarkan dress-nya, perempuan itu berjalan masuk ke dalam rumah Arkan.

Tentu saja tujuannya bukan kamar mandi, ruang kerja Arkan adalah tujuannya. Tanpa mengetuk, Jovanka membuka pintu ruang kerja Arkan, membuat kedua orang yang berada di dalam sana terlonjak kaget tanpa memisahkan diri.

"Kalian!" Geram Jovanka pada Arkan dan Viola yang sedang memadu kasih, tepat diatas meja kerja Arkan.

"Tolong keluar, tidak sopan masuk ke dalam rumah orang tanpa seizin sang pemilik," suara Viola yang serak menahan gairah membuat Jovanka semakin menggeram.

"Apa-apaan kamu Arkan! Berani kamu main sama Viola lagi?!" Bukannya keluar, Jovanka semakin melangkah maju, masuk ke dalam ruang kerja Arkan.

"Ck, berhenti!" Arkan berdecak kesal, kenapa saat ingin klimaks?! Di dalam sana, Viola terus memainkan otot miliknya untuk memijat milik Arkan.

"Shhhh, berhenti dulu sayang," desah Arkan tepat di telinga Viola.

"Ada yang harus kita bicarakan Arkan," suara ketus Jovanka membuat Viola berdecak kesal.

"Balik badan sono!" Perintah Viola pada Jovanka sambil duduk diatas meja kerja Arkan dengan penyatuan mereka.

Jovanka membalikkan badannya sambil menggerutu kesal, Viola melepaskan penyatuan keduanya sambil membenarkan pakaiannya kembali. Arkan juga membenarkan celananya, walau sedikit susah dengan miliknya yang masih on.

"Lo mau ngomongin apa sama cowo gue?" Tanya Viola sambil berjalan menuju Jovanka.

"Anak kecil tidak boleh tau!" Sewot Jovanka menatap tajam Viola, dan dibalas kekehan oleh Viola.

"Sadar diri banget ya, udah tua jadi jangan cari perkara sama anak muda kaya gue, takutnya nanti langsung serangan jantung."

Jovanka dibuat melotot oleh ucapan Viola, saat ingin membalas Viola mengangkat tangannya tepat di depan wajah Jovanka.

"Gue gak butuh balasan, kalau ada yang mau kalian bicarain. Sok atuh dibicarakan baik-baik ya, jangan ada adegan nikmatnya," ucap Viola dengan nada tenang namun menatap Arkan dengan tatapan tajamnya.

"Disitu ada CCTV, gue awasin dari situ," lanjut Viola.

Setelah Viola pergi dari ruang kerja Arkan, suasana sangat hening. Arkan yang kembali sibuk mencari berkas, dan Jovanka yang berdiri diam sambil memainkan high heelsnya.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang