49. Pengganggu

6.1K 290 18
                                    

Sinar matahari dari celah-celah gorden membangunkan Viola dari tidurnya, disampingnya ada Raka yang tidur lelap, sangat lucu.

Setelah acara lamaran mendadak semalam, Viola dan Arkan tidak berbicara satu patah kata pun. Ia juga langsung masuk ke dalam kamar yang ditempati Raka, dan tidur di samping bayi itu. Untung saja Arkan tidak kurang ajar untuk ikut tidur satu kamar dengannya.

Sambil mengikat rambutnya asal, Viola keluar dari kamar, sedetik kemudian ia terpaku di depan pintu kamar. Arkan tertidur di lantai, dan di atas meja terdapat laptop dan beberapa kertas lainnya, pria itu semalam tidur pukul berapa?

 Arkan tertidur di lantai, dan di atas meja terdapat laptop dan beberapa kertas lainnya, pria itu semalam tidur pukul berapa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil menunggu Arkan bangun, ia akan membuat sarapan sederhana untuk mereka bertiga. Dimulai dari Raka, ia mengambil ponselnya dan mulai searching tentang makanan apa saja yang boleh dimakan oleh anak berusia 1 tahun.

Viola memutuskan untuk membuat sup rumput laut, dan untuk dirinya dengan Arkan ia hanya akan memanggang roti. Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang memeluk perutnya dengan lembut, Arkan menghembuskan nafasnya tepat di leher Viola.

 Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang memeluk perutnya dengan lembut, Arkan menghembuskan nafasnya tepat di leher Viola

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Emm, udah bangun ya," ucap Viola dengan gugup, nafas panas Arkan membuatnya sedikit basah.

"Udah sayang, kamu kenapa harus repot-repot nyiapin sarapan? Kenapa gak bangunin aku aja?" Dengan perlahan Arkan membalikkan tubuh Viola, hingga mereka berdua berhadapan sangat intim.

"Aku lagi mau buat sarapan sendiri," jawab Viola sambil berusaha melepaskan tangan Arkan yang memeluk pinggangnya.

Hasilnya sangat sia-sia, Arkan memeluknya dengan sangat erat, bagian intim keduanya bergesekan, dengan dihalangi kain. Viola memejamkan matanya, menahan suara desahan yang akan keluar, saat Arkan menggesek kewanitaannya dengan paha milik pria itu.

Entah sadar atau tidak, sekarang tangan Viola beralih memeluk leher Arkan,desahan lirih dikeluarkannya. Arkan tersenyum bangga, dengan perlahan ia menyingkap daster yang dipakai Viola sampai pinggang.

"AH!" Teriak Viola saat dengan tiba-tiba Arkan memasukkan satu jarinya ke dalam milik Viola. Dengan ritme yang pelan Arkan memasuk dan mengeluarkannya, sial Viola tidak bisa hanya mendesah lirih.

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang