35. Tak sama

6.3K 318 9
                                    

Pagi ini, Viola memutuskan untuk ke gereja, karena dalam waktu dekat ia akan mengikuti test di universitas. Namun sepertinya, pagi ini ada hama kecil yang menganggu.

"Vio, itu tetangga baru temen kamu ya? Dia dari jam 7 tadi udah di depan rumah, mau ketemu kamu katanya."

"Mama gak tau dia?" Tanya Viola sedikit heran dan terkejut.

"Engga, emang dia siapa?" Tanya Karin dengan dahi yang mengerut.

"Dia model," ucap Viola yang dibalas anggukan oleh Karin.

"Mama gak heboh?" Tanya Viola dan kali ini dibalas gelengan disertai tawa kecil.

"Ngapain? Mama gak kenal dia, berarti dia kurang populer," setelah berucap Karin melenggang pergi keluar dari kamar Viola.

"Pfttt, kurang terkenal," Viola tertawa terbahak.

"VIO! JANGAN LUPA TEMUIN TEMEN KAMU ITU! MAMA UDAH RISIH LIAT DIA BERDIRI DI DEPAN PAGER!"

***

"Mau apa lo kesini?" Tanya Viola tanpa basa-basi setelah membuka pintu gerbang rumahnya.

"Lama banget sih, gak tau apa kalau diluar panas!" Omel Jovanka sambil melenggang masuk ke pekarangan rumah Viola.

Grep

Viola mencekal pergelangan tangan Jovanka, dan menatap tajam wanita itu.

"Tujuan datang ke rumah gue apa?" Tanya Viola setelah membawa Jovanka ke Gazebo samping rumahnya.

"Jangan to the point gitu dong, lo gak mau foto dulu sama gue gitu?" Jovanka mengibaskan rambutnya ke belakang.

Viola yang melihat itu mendecih najis dan jijik.

"Gak punya waktu nih gue, ttp aja!" Viola melihat jam di tangan kanannya, sudah menunjukkan pukul delapan.

"Cih, banyak orang yang mau ketemu gue, lo gue datengin malah mau ngusir."

"Gue bukan fans lo, dan gue gak pernah nyuruh lo buat datang ke rumah gue," Viola menatap sinis Jovanka.

Jovanka berdehem, ia menatap Viola kali ini dengan tajam tidak dengan tatapan sombong dan angkuh seperti tadi.

"Gue mau lo jauhin Arkan."

"Lo siapanya Arkan?"

"Calon ibu dari anaknya," ucap Jovanka sambil mengusap perutnya yang rata.

"Emang Arkan mau?" Tanya Viola remeh, tak lupa tatapannya yang mencemooh.

"Tentu," jawab Jovanka dengan percaya diri.

"Apa yang lo punya?"

"Kecantikan, harta, dan gue seksi, tentu bisa bikin Arkan puas."

Viola tertawa sinis, matanya meneliti Jovanka dari atas hingga bawah. Memang Jovanka seksi, tapi sepertinya lebih kaya dan cantik dirinya, walaupun kekayaan itu dari kedua orangtuanya.

"Kenapa? Iri?" Jovanka bertanya dengan angkuh, ia menegakkan duduknya.

"Cih! Najis, kalo lo mau sama Arkan ya tinggal ambil aja."

ARKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang