Untuk Apa Engkau Belajar?

4 1 0
                                    

Allah ta'ala berfirman ,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan nama Allah maka bergetarlah hati mereka. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka. Dan mereka hanya bertawakal kepada Rabb mereka." (Surah Al-Anfal : 2)

Kehadiran kita disebuah majelis ilmu adalah sebuah kebutuhan, maka kita harus eksis sampai detik kematian kita.

Syaikh Muhammad bin Muhammad bin Mukhtar Asy-Syanqithy, "Bukan hanya ilmu tapi keberkahan yang kita cari."

Majelis ilmu itu lebih mulia dari sebuah ruangan VVIP, hotel bintang lima, lebih mulia dari sebuah ruangan pejabat teras, karena ada adab, ada akhlak, ada rambu-rambu yang harus kita ketahui jika ilmu kita ingin berkah, bermanfaat, dan jika ingin yang akan menghantarkan kita ke surga.

Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri (97-161 H) rahimahullahu ta'ala, seorang mujtahid, syaikhul islam, 'alim, "Sesungguhnya ilmu itu dipelajari, dikaji, dibahas, semata-mata untuk bertakwa kepada Allah dengan ilmu tersebut. Oleh karena itu Ilmu Agama dimuliakan atas Ilmu lain." (Abu Nu'aim dalam Hilyatul 'Auliya wa Thabaqat al-Ashfiya, Ibnu Abdil Baar, Jami' Ilmi wa Fadhli)

Kata Bisy Al-Asyari rohimahullahu ta'ala, "Sufyan pada zamannya ibarat Abu Bakar dan Utsman di zamannya."

Para salaf berkata, "Mereka mempelajari Ilmu untuk diri mereka sendiri."

Bukan hanya sekedar pintar agama. Pintar bagus, tapi jikalau pintar tanpa ketakwaan, apa jadinya?? Dan yang kita bicarakan adalah diri kita, bukan orang lain, bukan untuk merendahkan orang lain dari kepintaran kita.

Ilmu agama itu unik, beda. Jika hanya sekedar jago, hebat, pintar, maka sama saja dengan ilmu-ilmu yang lain. sekedar hanya membuat pintar, jago kaidah, lantas apa bedanya dengan ilmu-ilmu lain? Apa bedanya dengan ilmu fisika? ilmu nahwu? Apa?? Tapi ilmu agama itu, bukan sekedar hanya itu. Bukan itu goals utamanya atau tujuan besarnya, bukan itu core value nya. Inti goals nya adalah "Bertakwa pada Allah."

Apa fungsinya pintar jika sesat?? Seperti perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu ta'ala . Beliau berkata mengenai golongan mu'tazilah, "Mereka diberi kecerdasan tapi tidak diberi kebeningan hati yang digunakan untuk tunduk kepada Allah dengan kecerdasan mereka."

Kalau hanya pintar, apa bedanya kita dengan Abu Jahal??

Dikasih nama Abu Jahal (Bapak Kebodohan), karena memang bodoh banget, bodoh dimana Allah sudah kasih kecerdasan sedemikian rupa tapi tidak mau menerima firman-firman Allah.

Ini adalah tujuan yang harus kita tetapkan. Syaikh Utsaimin berkata, "Tujuan dari ilmu adalah agar anda bisa menunaikan tugas anda, membantu anda bertauhid kepada Allah Azza wa Jalla." Ketika anda belajar, perlu tahu, apa tujuan anda belajar?

Hasan Al-Bashri rahimahullahu ta'ala, "Takwa itu melakukan perintah dan menjauhi larangan." Takwa adalah engkau mengerjakan sesuatu karena Allah atas ilmu atau cahaya Allah, berharap akan pahala dari Allah. Dan engkau meninggalkan maksiat diatas ilmu Allah karena takut akan adzab Allah.

Ruang SemangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang