NAYLA - 28

2.4K 239 4
                                    

Kalo ada typo bilang aja yaa

Happy Reading!❤

"Manusia tidak selalu bisa memaksakan dirinya untuk bahagia. Jika kamu terluka, kamu lelah dan ingin menyerah. Coba lihat orang-orang yang lebih menderita daripada kamu. Walaupun mereka menderita, tapi mereka bersyukur karena masih diberi hidup. Setidaknya tersenyumlah dan ciptakan kebahagiaanmu sendiri."


Pernikahan Alice dilangsungkan.

Nayla bersyukur karena tidak ada hambatan apapun selama proses pernikahan. Walaupun sedikit susah, namun ia akhirnya berhasil membujuk Steven untuk menikahi Alice.

Tapi perkataan Steven kemarin membuatnya bingung. Cowok itu mengatakan akan meninggalkan Alice jika bayinya lahir. Nayla hanya takut jika Alice akan terluka dengan hal itu.

Bagaimanapun mereka adalah sesama perempuan, Nayla tahu rasa ditinggal seseorang itu seperti apa. Namun ia bersyukur karena Steven mau bertanggungjawab.

Walaupun hanya sementara.

Tidak banyak kerabat yang hadir, hanya ada beberapa orang saja. Termasuk juga dirinya.

Kebanyakan dari mereka adalah teman-teman Steven. Sedangkan teman-temannya hanya datang beberapa saja. Ia berangkat juga bersama dengan Bara.

Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang, Nayla hampir menghajar orang itu namun terhenti karena melihat siapa orang tersebut.

"Ikut gue," seseorang yang tak lain adalah Devano menarik tangan Nayla.

"Lo mau bawa gue kemana?" Nayla mengerinyit. "Teras?"

"Duduk," perintah Devano.

Nayla mendengus pelan lalu mendudukkan badannya. Matanya menatap bingung ke arah cowok itu.

"Pertama, gue mau bilang terimakasih." Devano tersenyum manis. "Karena lo Steven jadi mau nikahin Alice, gue berterimakasih banget sama lo."

"Hm." Nayla manggut-manggut. "Lo nggak perlu berterimakasih, gue ngelakuin ini karena Alice butuh keadilan dari orang yang ngehamilin dia."

Devano tersenyum, tangannya mengelus kepala Nayla lembut. "Lo emang orang baik, jauh dari pikiran gue sebelumnya."

"Dan lo orang jahat," Nayla melepaskan tangan Devano dari kepalanya. "Lo orang jahat yang pernah gue temui. Lo pikir gue nggak marah sama perilaku lo akhir-akhir ini?"

Devano menunduk. Perkataan Nayla tidak salah, ia sudah membuat cewek tersebut marah, bingung bahkan mungkin kecewa. Dan berujung dia akan meminta maaf kepada cewek tersebut. Devano tahu jika Nayla muak dengan kata maaf dari dirinya.

"Nay, gue nggak tahu harus ngapain lagi. Mau minta maaf tapi lo muak denger kata-kata itu." Devano menghela napas. "Gue harus apa, Nay?"

"Gue benci kata-kata itu karena pada dasarnya mereka cuma bisa ngucap maaf terus mengulang hal yang sama." Nayla menatap Devano jengah. "Gue udah beri lo kesempatan, terus kenapa kesempatan itu lo sia-siain?"

Devano memandang Nayla dalam diam. Akhir-akhir ini cewek tersebut sering sekali mengeluarkan isi hatinya. Mungkin Nayla sudah dalam tahap lelah. Lelah akan sikapnya yang selalu berubah ubah.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang