NAYLA - 32

2.6K 267 92
                                    

"Hari ini aku menyadari, seseorang yang aku anggap tulus ternyata hanya memberi akal bulus. Seseorang yang ku anggap akan memberi cinta ternyata setiap janjinya adalah dusta. Dan, seseorang yang ku anggap saudara hanya sebatas ucapan saja."

_Nayla Shaquille Assadiq


"Gue pilih Alice."

Satu kalimat yang mampu meruntuhkan dunia Nayla dalam sekejap. Tersenyum kecut, pada akhirnya semua janji yang cowok itu katakan hanyalah dusta yang sering ia sebut cinta.

Pada kenyataannya, Devano benar-benar meninggalkannya. Memilih perempuan lain dan tidak terlihat menyesal atas perkataannya.

"Lo yakin? Bukannya Nayla itu pacar lo?" Pancing Steven.

"Dia bukan pacar gue." Devano melirik sekilas ke arah Nayla. "Alice lebih penting daripada dia."

Lagi, ucapan Devano membuat Nayla kembali tersenyum kecut. Hatinya seperti mati rasa, entah kenapa semua orang mudah sekali mengkhianatinya. Membuat janji lalu mengingkarinya. Apa semudah itu?

"Oke, lo boleh bawa dia pergi dari sini." Ucap Shelin.

Shelin melepaskan tali yang mengikat di tubuh Alice. Perempuan tersebut berlari ke arah Devano, memeluknya dengan penuh ketakutan.

"Al, kamu nggak papa 'kan? Kamu nggak ada yang luka?" Devano menangkup pipi Alice, mengusapnya lembut.

Nayla menyaksikannya, tepat di hadapannya mereka berdua berpelukan. Nayla tidak sanggup melihatnya, mereka berdua berpelukan tanpa mempedulikan perasaannya.

"Ayo kita pergi dari sini," Devano menarik tangan Alice.

"Deva, Nayla butuh kita! Dia juga harus di selametin!" Alice mencoba melepaskan cekalan tangan Devano.

"Keselamatan kamu lebih penting daripada dia, Al!" Seru Devano tanpa rasa penyesalan sekalipun.

"Tapi..."

"Aku nggak butuh penolakan!" Devano memperkuat cekalannya, membawa Alice untuk ikut bersamanya.

Sebelum ia benar-benar pergi dari sana, tangan satunya mengirim pesan pada seseorang lalu ia kembali melanjutkan langkah.

Meninggalkan Nayla tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Lo lihat? Cowok yang lo anggap lebih dari temen itu, dia lebih milih cewek lain daripada lo! Seharusnya lo sadar diri, lo nggak sebanding sama Alice!" Shelin tertawa keras, hari ini adalah hari kebahagiaannya.

Nayla menatap Shelin jengah, "Mau lo apa sih?"

"Mau gue? Lo mati!" Shelin menatap Nayla penuh kebencian.

Kali ini Nayla yang tertawa, "Terus kalo gue mati, bang Jevan bakalan mau sama lo? Nggak! Karena bagi dia gue adalah yang terpenting!"

"Basi!" Shelin menampar pipi Nayla keras. "Semua rasa sayang Jevan itu cuma palsu! Dia cuma kasihan sama anak haram kayak lo!"

"Terus semua sikap bang Jevan ke lo itu karena dia sayang? Gue tahu, lo yang ngejar-ngejar dia dari dulu! Murahan!" Nayla balas membalik perkataan Shelin kepadanya.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang