NAYLA - 47

2.8K 303 71
                                    

"Kamu bermain-main atas takdirku , maka nikmati permainanku atas takdirmu."

_Nayla Shaquille Assadiq


Shelin gelisah. Hatinya gundah, selepas pulang dari kafe milik keluarganya ia langsung menuju kamar untuk mengistirahatkan diri. Namun bukannya tenang ia malah semakin gusar.

Dunia sangat sempit hingga ia kembali dipertemukan dengan Nayla. Perempuan yang coba ia habisi itu kini kembali masuk dalam hidupnya. Tiba-tiba saja Shelin menjadi takut, takut jika Nayla akan membalaskan dendam padanya.

Mengingat bagaimana liciknya ia merebut Jevan dari cewek tersebut. Bagaimana lihainya ia bersandiwara dan membuat hubungan saudara tersebut putus. Untuk mendapatkan Jevan, Shelin rela berbuat nekat.

Tak bisa ia pungkiri Nayla bukanlah perempuan selemah yang ia kira. Cewek tersebut tangguh walaupun tumbang berkali-kali.

Shelin semakin cemas memikirkannya hingga akhir-akhir ini ia jarang sekali tidur nyenyak. Mimpi menyeramkan itu masih saja datang, mengusiknya dan memancingnya untuk berisik. Shelin benci keadaan ini.

"Gue harus bilang sama mama untuk pecat Nayla dari kafe. Supaya gue bisa tenang." Shelin menatap dirinya sendiri di cermin, ia mengangguk meyakinkan.

Lantas ia berjalan keluar kamar, menuruni anak tangga untuk menemui mamanya. Namun rumahnya terlihat sepi, Shelin melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 20.00 malam.

"Ma, mama dimana? Mama belum pulang ya?" Teriaknya.

Shelin semakin bertambah bingung. Biasanya jam segini mamanya sudah pulang dari kafe. Lantas dimana mamanya sekarang?

Shelin tiba-tiba cemas tanpa alasan, ia takut jika Nayla melakukan hal yang tidak-tidak pada ibunya sebagai tanda balas dendam atas perbuatannya.

Tidak. Shelin menggeleng, mencoba menepis pikiran buruk yang tiba-tiba bersliweran di kepalanya. Namun tetap saja dirinya tak bisa, Nayla bisa saja melakukan hal yang nekat bukan?

Tak ingin kecemasannya bertambah, Shelin akhirnya memutuskan untuk menghubungi mamanya. Namun panggilannya tak jua diangkat, Shelin semakin bertambah khawatir.

"Mama dimana sih?" Shelin bermonolog, mencoba memberanikan dirinya yang ketakutan. "Masa jam segini belum pulang juga? Mama kebiasaan."

Shelin menghembuskan napas pelan, dengan perasaan yang tak menentu Shelin memutuskan untuk pergi ke kamarnya lagi.

Prang!

Shelin terlonjak kaget ketika mendengar suara tersebut. Dengan ragu-ragu ia menolehkan kepala ke asal suara, seketika matanya membulat sempurna ketika melihat kaca depan rumahnya pecah.

Matanya tertuju pada sebuah batu yang diselimuti sebuah kertas. Karena penasaran Shelin mengambil batu tersebut. Melepaskan kertas yang ada di batu itu dan membaca tulisan yang tertera disana.

"Kalo lo mau ibu lo selamat, akuin semua kejahatan lo di depan abang gue. Tertanda N." Ucapnya membaca tulisan tersebut.

Shelin menggeleng, tidak ini pasti mimpi. Namun sayangnya batinnya tidak menyetujui logikanya. Ini bukan mimpi namun kenyataan. Shelin yakin jika huruf N yang tertera di kertas tersebut tidak lain adalah Nayla.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang