NAYLA - 17

2.7K 303 4
                                    

Jika benci dan cinta beda tipis, apakah aku boleh terus membenci walaupun mencintai?"

_Nayla Shaquille Assadiq

Jevan hampir saja berhenti bernafas saat menemukan Nayla yang tergeletak diluar rumah. Dua hari dia tidak pulang ke rumah karena kegiatan kampusnya tidak bisa ditinggalkan.

Itu artinya Nayla tergeletak di luar rumah selama dua hari? Dan ibunya tidak membiarkan Nayla masuk?

Marah, tentu saja Jevan marah. Sebagai abangnya ia berkewajiban menjaga saudaranya bukan? Tapi ia sama sekali tidak pandai melakukan hal itu.

"Seharusnya gue pulang temenin Nayla, dia pasti menderita banget." Gumam Jevan.

"Jangan nyalahin diri lo kayak gitu, itu bukan salah lo kok." Shelin teman dekat Jevan berusaha menenangkan Jevan yang terus saja menyalahkan diri.

Jevan menoleh, "Sekali lagi gue gagal jagain dia. Gue bego banget sih!"

Shelin mengusap punggung tangan Jevan memberi laki-laki itu semangat.

Ia mencintai Jevan dari lama, namun Jevan tidak pernah memberinya kepastian. Cowok tersebut hanya mengatakan bahwa dia mencintainya tapi tidak enggan untuk menjalin hubungan.

Karena Nayla alasan utamanya, Jevan bilang ia ingin menjaga Nayla dan melindungi gadis itu dari orang-orang yang menyakitinya. Shelin sempat merasa sangat kesal karena Jevan selalu mementingkan Nayla daripada dirinya. Namun ia sadar, bahwa Jevan memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga saudaranya itu.

"Bang Jevan,"

Jevan menoleh saat Nayla akhirnya sadar dari pingsannya, ia mengenggam tangan Nayla yang terasa panas. Gadis itu demam.

"Kita ke rumah sakit ya, badan kamu panas banget Nay." Ucap Jevan khawatir.

Nayla menggeleng lemah, "Nayla gak papa kok. Aku gak mau ke rumah sakit."

"Bukan waktunya keras kepala Nayla, jangan ngebantah! Ke rumah sakit sekarang!" Jevan bersikeras.

"Abang tahu kan kalo aku gak suka bau obat? Nayla gak mau bang." Nayla tetap pada pendiriannya.

Jevan menghela napas, Nayla memang gadis keras kepala. Akan susah untuk membujuk gadis tersebut. Dan Jevan akhirnya akan mengalah.

"Mama ngelakuin hal buruk lagi sama kamu ya?" Jevan bertanya hati-hati, tangannya mengusap kepala Nayla lembut.

Nayla diam, ingin menjawab yang sebenarnya namun ia urungkan. Lagi-lagi karena ia tidak mau merusak hubungan ibu dengan anak.

"Engga, Nayla cuma pulang kemaleman aja. Terus pintunya udah dikunci aku udah coba panggil budhe tapi budhe gak denger. Jadi aku ketiduran di luar." Alibi Nayla.

Jevan tentu saja tidak percaya, mata Nayla terlihat jelas jika gadis itu tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Namun gadis itu enggan mengatakannya.

"Dia siapa?" Nayla mengerinyit bingung saat melihat seseorang di samping Jevan.

Jevan tersenyum, "Shelin, temen abang."

Shelin tersenyum ramah, yang dibalas dengan senyuman hangat oleh Nayla. Nayla yakin bahwa Shelin adalah orang yang baik, itu karena ia tidak menunjukkan sikap yang buruk kepadanya kali pertama bertemu.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang