NAYLA - 01

8.7K 590 21
                                    

"Apakah anak haram sepertiku tidak berhak untuk bahagia?"

_Nayla Shaquille Assadiq

Nayla melangkahkan kakinya di koridor sekolah, jam sudah menujukkan pukul 07:45, yang artinya ia sudah sangat terlambat. Namun, bukan Nayla namanya jika tidak melanggar peraturan. Jika seseorang bisa mematuhi peraturan lalu kenapa ia tidak bisa melanggarnya?

Menurutnya ini menyenangkan.

Nayla membuka pintu kelas tanpa permisi, itu sudah menjadi kebiasaannya. Ia berjalan menuju tempat duduknya namun terhenti karena seruan dari guru yang sedang mengajar di kelasnya tersebut.

"Apa-apaan kamu? Kamu ini terlambat, cepat sana berdiri dilapangan sambil hormat ke bendera!," perintahnya seperti seorang diktator.

Nayla menatap guru dihadapannya tanpa minat, "Siapa anda berani nyuruh-nyuruh saya?"

Sera, guru yang terkenal killer di SMA Bright Sky itu menatap Nayla dengan sorot kemarahan.

"Nayla, saya ini guru kamu. Hormati saya sebagai orang yang lebih tua disini!"

Nayla menatap gurunya itu jengah, "Ibu nyuruh saya keluar? Baik, saya akan keluar tapi jangan harap saya bakal jalanin perintah ibu!!"

"NAYLA!"

Nayla berbalik, ia melangkahkan kakinya keluar kelas tak lupa menutup pintu kelasnya dengan sekali hentakan yang membuat para siswa yang melihatnya terkejut dan bu Sera yang semakin memarah.

Ia terus melangkahkan kakinya menuju ke suatu tempat, yaitu markas gengnya. Yang terletak di sudut sekolah dan menjadi tempat tongkrongannya bersama para temannya.

Tempat tersebut yang mampu membuat Nayla merasa bebas, dibanding rumahnya ia memilih markasnya menjadi tempat favorit dan membuat dirinya nyaman. Selain itu, guru-guru disekolah SBS ini hanya mengetahui tempat itu sebagai tempat tongkrongan biasa. Padahal tempat itu sering dijadikan lokasi untuk berdiskusi tentang tawuran dan hal lainnya. Tapi, setidaknya Nayla bersyukur akan hal itu. Pasalnya dia sering terlibat tawuran dan dia juga suka balapan.

Nayla pikir markasnya masih sepi dan tidak ada orang, namun saat ia memasuki markasnya tersebut ternyata ada satu orang yaitu, Bara Abimanyu. Sahabatnya dari SMP dan yang paling dekat dengan dirinya.

Menyadari akan kedatangannya, Bara menoleh ke arahnya. "Telat?"

Nayla duduk disamping Bara, "Gue telat bangun."

"Lo gak dihukum? Setahu gue kalo ada murid telat pasti dihukum."

"Lo tau gue kayak gimana, Bar. Gue gak suka disuruh-suruh," jawab Nayla sembari melepas tasnya dan meletakkannya ke sembarang arah.

Bara hanya mengangguk mengerti, Nayla memang seperti itu. Keras kepala, dan anehnya Bara suka itu.

Nayla menghisap rokok yang sudah ia nyalakan, namun kegiatannya terhenti karena Bara yang mulai mengomelinya.

"Udah gue bilang berapa kali sih Nay? Lo cewek, jangan ngerokok. Gak baik buat kesehatan, Nayla."

"Gue beda dari cewek-cewek yang lo maksud, lagian ini salah satu kebiasaan gue. Lo tau itu,"

Namun keras kepala Nayla yang satu ini tidak Bara sukai, "Lo keras kepala, tapi anehnya itu yang ngebuat gue suka sama lo."

Nayla menatap Bara, "Jangan mulai, Bar. Gue gak mau nyakitin lo lebih dalam lagi."

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang