NAYLA - 27

2.4K 273 12
                                    

Oya, sebelum kalian baca cerita ini bila berkenan follow akun wp ku dulu yaa,

Takutnya nanti aku ada niatan buat private beberapa part atau nggak kalian bakal ketinggalan info atau cerita lainnya. Jadi usahakan follow dulu yaa.

Udah segitu dulu, selamat membaca!❤


Dengan kaki panjangnya, langkahnya ia mantapkan ke arah salah satu kelas untuk menemui seseorang.

Sesampainya di sana, pandangannya ia arahkan ke penjuru kelas namun seseorang yang ingin ia temui tak ada. Alisnya mengerinyit bingung.

"Dimana Nayla?" Dengan suara tegasnya ia bertanya.

"Kita nggak tahu dia ada dimana, dia jarang masuk kelas soalnya." Jawab salah satu dari mereka.

Devano mengangguk, langkahnya ia arahkan menuju rooftop. Entah kenapa ia yakin jika cewek tersebut berada di sana.

Dengan langkahnya yang cepat, Devano sampai di rooftop. Hal yang pertama ia lihat adalah seorang cewek kini tengah duduk bersandar dengan sebatang rokok berada dalam mulutnya. Matanya terpejam.

Menghela napas pelan, Devano berjalan mendekat. Mencabut rokok dari mulut Nayla tanpa permisi, lalu membuangnya. Membuat mata cewek itu terbuka. Menatapnya dengan tatapan tajam seperti biasa.

Cewek itu memandangnya sekilas, berniat untuk pergi. Namun Devano yang menyadari itu menghentikan Nayla.

"Mau lo apa sih?" Nayla melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gue butuh lo, Nay."  Devano menatap Nayla dalam. "Butuh banget, gue bakal jelasin semuanya. Semuanya tentang Alice, gue nggak mau lo salah paham lagi. Gue gak mau lo ngehindar lagi."

Alice? Nayla sudah tahu tentang cewek itu. Ya, cewek itu menjadi perbincangan di kelasnya ralat hampir di penjuru sekolahnya. Entah apa yang ada dalam diri cewek itu, yang pasti semua orang memuji-muji dirinya. Bahkan mulai membandingkan-bandingkan Alice dengannya. Nayla tidak ambil pusing, ia tidak begitu peduli.

"Gue sebenarnya nggak terlalu peduli dengan Alice, Alice lo itu." Nayla memutar bola matanya. "Tapi demi lo, gue bakal dengerin semuanya."

Devano mendudukkan badannya di samping Nayla. "Gue sama Alice temenan dari kecil, dulu gue sama dia deket banget. Sampe-sampe satu sekolahan jodoh-jodohin gue sama dia."

"Awalnya gue nggak terlalu peduli, tapi lama kelamaan gue mulai suka Alice." Lanjut Devano.

Nayla menatap Devano melalui ekor matanya, "Terus?"

Devano menoleh, ia tersenyum. "Sampe Steven datang dan masuk ke dalam kehidupan Alice."

"Steven? Temen gue?" Nayla bertanya dengan alisnya yang menaut.

"Iya dia temen lo." Devano mengangguk membenarkan. "Tapi setelah lo denger ini gue nggak tahu lo akan tetep nganggep dia temen lo apa nggak. Intinya, Alice jatuh cinta sama Steven. Sampai suatu hari, Steven ngajak Alice ketemuan. Dan lo tahu apa yang dilakuin Steven?"

"Dia perkosa Alice, dan dia pergi gitu aja tanpa tanggungjawab." Devano melanjutkan perkataannya. "Semenjak itu Alice trauma, dan terpaksa di rawat di rumah sakit."

Nayla berkedip. Masih mencerna penjelasan Devano. Sedikit merasa tak percaya, namun Devano terlihat meyakinkan.

"Jadi..."

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang