NAYLA - 26

2.4K 257 19
                                    

"Pada akhirnya, aku akan kembali di jalan yang sama. Sendirian, tanpa seorangpun. Tapi sebisa mungkin aku akan bangkit."

_Nayla Shaquille Assadiq


Jika kesucianmu terenggut apa yang akan kamu lakukan? Marah, kecewa bahkan frustasi?

Namun semua itu berbanding terbalik dengan Nayla. Ia sedih, tentu saja. Namun nasi telah menjadi bubur dan ia tidak bisa melakukan apapun. Mau menyesal rasanya juga tak berguna. Jalan satu-satunya adalah bangkit dari keterpurukan.

Walaupun mungkin dia harus melakukannya sendiri tanpa di temani. Ia sudah terbiasa, jalan di kegelapan sendiri.

Nayla menghela napas, ingin menyalahkan takdir tapi itu tak ada gunanya. Ia tidak bisa menyalahkan siapapun atas apa yang ia perbuat sendiri.

Langkahnya terhenti ketika mendengar suara seseorang memanggil namanya. Ia menolehkan kepala, matanya menatap tajam seseorang yang kini tengah berjalan ke arahnya dengan senyum tanpa dosanya.

Dia, Devano. Laki-laki yang berhasil merenggut kesuciannya.

Hendak pergi, namun tangannya di cekal. Nayla menoleh, mencoba melepaskan tangan Devano namun tak bisa karena cekalannya terlalu kuat.

"Lepas," ucapnya penuh penekanan.

Sepertinya Devano enggan untuk melepaskan cekalannya, terpaksa Nayla meninju perut cowok itu. Benar saja, tinjuannya berhasil membuat cekalan Devano terlepas. Cowok itu sedikit merintih kesakitan, namun Nayla tidak peduli.

"Kemarin, kenapa lo pulang lebih dulu?" Tanya cowok itu.

Nayla tertawa, matanya menyorot tajam. "Terus, gue harus tetap di sana gitu? Lihat lo pelukan sama cewek lain? Asal lo tahu, itu bikin gue sakit."

Devano diam, Nayla cukup blak-blakan tentang perasaan. Ia salah dan seharusnya ia tidak menanyakan hal yang tidak bermutu seperti tadi.

"Gue minta maaf," pada akhirnya Devano hanya bisa mengucap maaf.

Nayla tertawa lagi, kali ini tawanya terdengar hambar. "Lo tahu seberapa sering lo minta maaf? Basi, gue benci kata-kata itu."

Nayla melipat kedua tangannya di depan dada, "Gue capek Van, capek banget. Bisa lo peka dikit?"

Devano cukup terkejut karena Nayla kali ini lebih banyak bicara. Jika seperti itu, artinya Nayla sedang mengeluarkan isi hatinya saat ini. Devano memang tidak peka.

"Nay, gue tahu lo kecewa tapi tolong ngertiin gue. Gue bener-bener bingung, gue nggak tahu harus apa. Gue nggak tahu harus milih siapa di antara kalian berdua." Devano menunduk, tak berani menatap Nayla.

Nayla menghela napas, "Sesulit apapun, lo harus nentuin pilihan. Gue atau dia?"

Devano diam, ia bingung. Ia tidak bisa memilih diantara mereka karena keduanya sama-sama penting baginya. Namun mau tak mau ia harus melakukan ini.

"Gue pilih-"

"Deva!"

Ucapan Devano terhenti ketika mendengar suara seseorang. Nayla dan Devano serempak menoleh, mereka berdua di buat terkejut saat melihat orang tersebut. Terutama Nayla.

Perempuan itu datang lagi. Menganggunya seperti kemarin.

"Kamu sekolah?" Tanya Devano pada cewek tersebut.

Nayla tersenyum pahit ketika mendengar gaya bicara Devano yang jauh berbeda jika berbicara dengannya. Itu artinya perempuan itu lebih spesial darinya 'kan?

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang