"Aku lelah, pada harapan yang membuatku salah arah. Yang membuatku salah dalam melangkah. Membuatku lemah, hingga aku terus menguatkan diri untuk bertabah."
_Nayla Shaquille Assadiq
Nayla melangkahkan kakinya di anak tangga, bersiap untuk pergi ke sekolah. Namun langkahnya terhenti ketika ia berpapasan dengan budhenya di anak tangga ketiga.
Netra mereka saling bertubrukan, baik Nayla maupun Ratih sama-sama memberi tatapan tajam bin menusuk.
"Masih punya malu buat tinggal di sini?" Ratih bersuara.
Nayla bersidekap, "Gue nggak ada waktu buat ngurusin orang yang banyak bacot kayak lo."
Anggap saja Nayla anak yang tidak sopan. Pada kenyataannya sikapnya yang seperti ini adalah hasil dari perbuatan orang-orang di sekitarnya.
Ketika Nayla bersiap untuk menuruni anak tangga kembali, tangannya di cekal. Nayla memberontak, mencoba melepaskan cekalan tangan Ratih kepadanya.
"Ingat, di rumah ini nggak ada yang sayang sama kamu. Bahkan Jevan aja udah nggak peduli lagi sama kamu, lalu untuk apa kamu tetap tinggal di rumah ini? Kamu ini hanya numpang." Ucap Ratih, ia tersenyum sinis.
Nayla memilih diam, meladeni budhe nya hanya membuang waktunya saja. Tidak ingin berbicara lebih banyak, Nayla berhasil melepaskan cekalan tangan Ratih padanya. Lalu ia kembali melanjutkan langkah, namun lagi-lagi budhenya kembali berulah. Wanita itu mendorong tubuhnya dari belakang, membuat Nayla nyaris jatuh jika ia tidak berpegangan pada sisi tangga.
Nayla menatap budhenya tajam, "Budhe mau bunuh aku? Budhe pikir setelah budhe berhasil dorong aku dan aku mati, hidup budhe bakalan tenang? Budhe bakal dihantui rasa bersalah budhe!"
Ratih yang mendengar itu, mendekatkan diri. Tangannya yang bebas ia arahkan pada leher Nayla, mencekik leher perempuan itu.
Nayla kaget, dengan sekuat tenaga ia mencoba melepaskan tangan budhenya yang ada di lehernya. Pasokan udara di sekitarnya terasa menipis, Nayla kesulitan bernafas.
"Le-lepas,"
Ratih tersenyum senang, apalagi ketika melihat wajah pucat Nayla dan keringat yang membasahi pelipis perempuan itu.
Nayla dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan cekikan tangan Ratih di lehernya. Hingga usahanya akhirnya berhasil, Nayla mengatur napasnya dan menghirup udara banyak-banyak. Ia bernafas lega, matanya menatap budhenya dengan tatapan tak percaya.
Wanita itu mencoba melenyapkannya perlahan lahan.
Tak puas dengan usahanya, Ratih mencoba mendorong tubuh Nayla kembali namun bukannya Nayla yang jatuh menggelinding di tangga tapi malah dirinya karena kecerobohannya sendiri.
Nayla terkejut di tempatnya, "Budhe!!"
Suaranya berhasil membuat Jevan yang berada di kamar lari terbirit-birit karena panik. Cowok itu mematung di tempat ketika melihat mamanya kini tengah tergeletak di lantai. Tatapannya beralih pada Nayla yang terdiam di anak tangga.
"Setelah kemarin lo hampir bunuh Shelin, sekarang lo juga mau bunuh ibu gue juga?!" Bentak Jevan, ia tak menyangka jika saudaranya sejahat itu.
Nayla menggeleng, air matanya seketika luruh. "Bu-bukan aku! Aku nggak ngelakuin apapun! Bu-bukan aku, ta-tadi budhe yang coba bunuh aku! Bang Jev, aku nggak pernah ada niat buat nyelakain budhe."
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLA [END]
Hombres Lobo[ Cover by : @pinterest ] Nayla Shaquille Assadiq, bad girl yang terkenal di SMA Bright Sky. Dia adalah ketua geng dari geng 'GALASTA'. Sikapnya yang angkuh, dingin dan tidak tersentuh. Dia pintar dan licik bersamaan. Namun siapa sangka jika seora...