NAYLA - 43

2.7K 261 54
                                    

"Jika malaikat benar-benar nyata, bisakah Tuhan mengirimku malaikat yang mencabut segala kesedihanku?"

_Nayla Shaquille Assadiq


Nayla membuka matanya perlahan. Netranya menatap sekeliling ruangan yang terlihat tak asing baginya. Hingga pandangannya jatuh pada sesosok orang berkelamin laki-laki yang tidur di dengan posisi kepalanya ia tundukkan ke bawah ranjangnya. Juga tangan cowok itu yang menggenggam erat tangannya.

Nayla menaikkan alis bingung. Pikirannya melayang pada suatu kejadian di koridor tadi. Tentang dia yang berlari hingga kepalanya tak sengaja terhantam bola. Nayla ingat betul itu. Tapi ia tak ingat siapa lelaki yang menolongnya dan membawanya ke ruang UKS.

Dilihat dari penampilannya Nayla yakin itu bukan Bara juga bukan Devano. Lantas siapa lelaki ini?

Dikala sibuk melamun tanpa sadar sosok lelaki itu terbangun dari tidurnya. Mata teduhnya menatap Nayla yang terlihat bingung.

"Kenapa nggak bangunin gue, hm?"

Nayla tersentak kaget, secepat kilat Nayla menoleh ke arah sumber suara yang mengagetkannya. Matanya membelakak, jadi cowok yang menolongnya tidak lain adalah Alvaro?

Si wakil ketua osis sekaligus teman sebaya Devano.

"Lo?" Nayla mencoba menetralkan rasa keterkejutannya. "Yang nolongin gue?"

Alvaro tersenyum, ia mengangguk singkat. Tangannya masih saja menggenggam tangan Nayla.

"Kejadian tadi jangan terlalu dipikir, lo bisa sakit." Ucap Alvaro, tersadar apa yang ada dipikiran Nayla saat ini.

"Boleh gue tahu apa alasan lo peduli sama gue akhir-akhir ini?" Nayla menatap Alvaro dengan raut bingung yang terlihat jelas. "Kita nggak pernah sedekat ini sebelumnya, Roo."

"Kita deket," Alvaro menghembuskan napasnya pelan, mata teduhnya masih setia memandangi wajah Nayla. "Dari dulu, kita deket dari dulu, Naya."

Nayla semakin bertambah bingung. Ia beranjak dari posisinya, merubahnya menjadi posisi duduk menghadap Alvaro.

"Lo selalu panggil gue Naya, sebenarnya siapa itu Naya? Gue nggak ingat apapun." Ucap Nayla frustasi, ia benar-benar tidak ingat dengan apa yang dimaksud Alvaro.

Alvaro yang mendengar itu mengeluarkan benda yang ia simpan bertahun-tahun dari sakunya. Ia menunjukkannya pada Nayla.

"Lo inget gelang ini?" Alvaro menunjukkan gelang dengan tulisan 'AN' yang menjadi simbol nama mereka.

Nayla mengambil gelang tersebut, mencoba mengingat-ngingat memori masa lalunya. Hingga sekelebat bayangan tiba-tiba muncul.

"Ulurkan tanganmu, aku ingin memberikanmu sesuatu."

"Sesuatu apa Alva? Kamu ingin memberiku martabak manis yaa?"

Alva kecil tersenyum, "Bukan, ayo coba ulurkan tanganmu lebih dulu nanti pasti kamu akan tahu."

Naya mengangguk kecil, "Baiklah."

Lantas Naya mengulurkan tangannya yang membuat Alva tersenyum senang. Dipakaikannya gelang yang sengaja ia buat untuk sahabatnya itu.

"Wah apa ini? Gelangnya sangat indah." Ucap Naya ia tersenyum senang.

"Kamu suka? Itu aku buat sendiri loh." Ucap  Alva bangga.

Naya mengangguk, "Dan apa maksud dari simbol huruf ini? Aku tidak mengerti."

Dan detik itu juga Alva hanya diam sembari tersenyum yang membuat Naya menatapnya bingung.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang