NAYLA - 33

2.6K 281 48
                                    

"Aku ingin mengenalmu lebih dekat, membawa rasa ini dalam pelukanmu yang hangat. Namun yang ku harap cinta itu akan melekat, pada nyatanya itu hanya akan menjadi karat yang terus melukai tanpa hambat."

_Nayla Shaquille Assadiq


"Lo brengsek!"

Bara terus memukuli Steven tanpa henti. Cowok tersebut sudah kelewat batas, dan Bara tidak akan mengampuninya sedikitpun.

Kejadian kemarin membuat Nayla kembali terpuruk. Bahkan hari ini  cewek tersebut tidak berangkat ke sekolah. Setelah kejadian kemarin Bara yakin jika kondisi Nayla tidak baik-baik saja sekarang.

Bara yakin, Nayla tidak bersalah walaupun sedikitpun. Cewek tersebut berkata jujur, Bara mengenal Nayla sejak lama ia tahu betul sikap cewek tersebut. Lalu kenapa Jevan yang notabene nya saudara Nayla tidak bisa melihat kejujuran dimata cewek itu?

Bara tak habis pikir, mungkin Jevan terlalu dibutakan dengan rasa sayangnya pada Shelin. Sehingga cowok tersebut tidak bisa melihat sorot keterlukaan Nayla.

"Gue nggak habis pikir sama lo!" Bara melotot, amarahnya memuncak. "Lo itu temen macam apa bangsat! Lo bahkan culik Nayla dan berusaha ngelukain dia, lo pikir dengan cara itu Nayla mau sama lo?! Mikir lah tolol!"

Steven tertawa remeh, "Lo marah karena cemburu sama gue kan? Lo marah karena Nayla nggak pernah sedikitpun mikirin perasaan lo kan? Lagian lo mau aja sih, jadi pelampiasan dia!"

Satu pukulan mendarat di pipi Steven. Bara sudah muak melihat muka songong Steven terus menerus.

"Sekalipun Nayla cuma jadiin gue pelampiasan, gue nggak akan pernah sakitin dia ataupun ngerusak dia!" Nafas Bara naik turun. "Gue sayang sama dia tulus, bukan kayak lo yang hanya ingin nyalurin hawa nafsu lo!"

Bara kembali memukul pipi Steven keras, membuat mulut cowok itu mengeluarkan darah. Cowok tersebut benar-benar membuatnya naik pitam, Bara tidak pernah menyangka jika pikiran Steven sedangkal ini.

Steven yang tak terima dipukuli terus menerus balas berbalik memukul Bara. Merasa tidak terima karena dia selalu di salahkan. Pada kenyataannya ia hanya mencintai Nayla dan mencoba menjadikan perempuan itu miliknya.

Walaupun caranya terlihat salah di mata orang lain. Setidaknya keputusannya selalu ia anggap benar.

"Woy udah berhenti! Kalian nggak malu di liatin orang-orang hah?!" Arlan mencoba memisahkan mereka.

Kini mereka sukses menjadi perhatian semua orang. Namun seperti mereka berdua tidak mempedulikan itu. Yang mereka berdua pedulikan hanya ego mereka masing-masing.

"Udah woy berhenti!" Arlan jengah karena baik Bara dan Steven tidak ingin mengakhiri pertengkaran mereka.

"Bar, lo juga jangan kepancing emosi dong!" Arlan kesal sungguh, apalagi ketika melihat cara berantem mereka yang terlihat kekanak-kanakan.

"Gimana gue nggak emosi, bilangin dia jangan pernah nyakitin Nayla lagi!" Ucap Bara menggebu-gebu.

"Gue ngelakuin itu karena gue sayang sama dia!" Steven tak mau kalah.

Arlan pusing, mana suara mereka udah kayak toa lagi. Kenceng banget.

"Mana ada sayang tapi nyakitin, dasar lo cowok munafik!" Bara berseru lantang.

"Daripada lo cowok lemah! Sadar, lo itu cuma pelampiasan Nayla doang!" Setiap perkataan Bara, Steven membalasnya.

"Lo-"

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang