NAYLA - 37

2.7K 260 9
                                    

"Kadang, kita harus belajar menerima kenyataan bahwa semua orang tidak akan terus bersama kita."

_Nayla Shaquille Assadiq

"Apa hubunganmu dengan gadis bernama Nayla, teman anak saya?" Tanya Galih pada wanita di hadapannya saat ini. Kini mereka berdua tengah berada di taman, tempat yang biasa mereka jadikan untuk bertemu dan membicarakan sesuatu.

Setelah kemarin bertemu dengan Nayla di makam, Galih memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu tentang gadis itu. Dan informasi yang ia dapat, gadis bernama Nayla itu ternyata tinggal satu atap dengan kakak dari Diana, yaitu Ratih.

Galih benar-benar bingung, apa hubungan mereka berdua? Jika memang ada, ia ingin menanyakan tentang Diana pada gadis itu, karena berkali-kali Galih bertanya pada Ratih, wanita itu tidak menjawab dengan jelas.

"Dia pembantu di rumah saya, kenapa anda menanyakan hal yang tidak berguna seperti itu?" Setelah lama diam, Ratih akhirnya bersuara.

"Kamu bohong!" Galih mencela, entah kenapa ia tidak percaya pada perkataan Ratih padanya. "Jika dia memang pembantu, kenapa cara dia berbicara, cara dia berpakaian tidak menunjukkan siapa dirinya? Dia tidak persis seperti seorang pembantu, apa dia ada hubungannya dengan Diana sehingga kamu menyembunyikan identitas aslinya?"

"Jika memang iya, apa yang bisa anda lakukan?" Ratih tersenyum sinis, matanya menatap tajam laki-laki di hadapannya ini.

"Kenapa kamu terus mencegah saya untuk bertemu dengan mereka? Saya ingin bertemu dengan Diana, begitupun juga anak kami berdua. Kamu juga orang tua, seharusnya kamu mengerti perasaan saya." Ucap Galih.

"Setelah sekian lama, anda kemana saja? Kenapa baru sekarang anda ingin bertemu dengan mereka? Semuanya sudah terlambat Galih, Diana sudah tiada karena tak tahan mendengar setiap hinaan yang orang-orang tujukan padanya. Kenapa kamu tidak percaya? Bahkan sekarang saya juga ingin menginginkan anak kamu mati!" Ratih tertawa bahagia, membayangkan kematian Nayla adalah kesenangan tersendiri baginya.

Galih menggeleng, berkali-kali mencoba menyangkal jika Diana sudah tiada. Berkali-kali ia tidak mempercayai ucapan Ratih bahwa Diana sudah pergi untuk selamanya. Jika memang seperti itu, dia masih ada kesempatan untuk bertemu dengan anaknya bukan? Karena Galih tidak ingin terlambat untuk kedua kali.

"Lalu dimana anakku? Saya mohon Ratih, saya mohon." Ucap Galih dengan suaranya yang bergetar menahan tangis.

"Kamu ingin tahu anakmu? Anak itu, Nayla! Dia teman sekaligus orang yang anak kamu cintai! Dia putrimu!" Biarkan Galih mengetahui semuanya, namun Ratih tidak akan membiarkan mereka bersatu. Tidak akan.

Bagai di sambar petir, Galih terkejut. Batinnya mencerna kembali perkataan Ratih padanya. Tubuhnya melemas, selama ini seseorang yang ia cari-cari ternyata ada di sekitarnya. Bahkan ia sempat menilai buruk Nayla yang ternyata adalah putrinya. Entah apa yang akan Nayla lakukan jika anak itu mengetahui semuanya.

Dan ketakutannya semakin bertambah, mengingat Devano memiliki perasaan yang lebih pada gadis itu. Lalu jika Devano mengetahui itu, apa perasaannya akan tetap sama? Galih hanya tidak ingin jika putrinya akan menjadi sasaran kebencian Devano.

Ratih tersenyum licik, ini yang  ia inginkan. Ketakutan Galih terhadap apa yang akan Devano lakukan jika cowok itu tahu bahwa Nayla adalah anak dari wanita yang menghancurkan rumah tangga orang tuanya. Padahal sebaliknya, mendiang ibunya lah yang menjadi penghalang hubungan Diana dan Galih di masa lalu.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang