NAYLA - 19

2.7K 294 10
                                    

"Semuanya terasa kelabu, seperti hadirmu yang terasa semu."

_Nayla Shaquille Assadiq

"Kamu bisa nggak sih jangan bikin masalah terus?! Bisa nggak kamu gak bikin budhe malu?!"

Nayla menatap budhenya tersebut. "Budhe juga bisa nggak sih hargai aku di rumah ini? Aku capek budhe, aku capek sama sikap kasar budhe. Nayla pikir sikap budhe akan berubah seiring waktu, tapi ternyata enggak. Nayla juga pengin di sayang, walaupun budhe bukan orang tua kandung Nayla."

Satu tamparan mendarat di pipi Nayla, dan Ratih adalah pelakunya. Matanya menatap marah ke gadis tersebut, dan Nayla melihat kilat kebencian disana.

"Enggak usah berharap! Kamu gak akan pernah jadi anak budhe! Nggak akan pernah, coba kamu pikir? Apa ada orang yang bakal nganggep anak haram seperti kamu? Hah?!" Ratih menunjuk muka Nayla, tidak ada rasa sayang melainkan hanya ada kebencian yang tumbuh setiap harinya.

Tangannya beralih menjambak rambut gadis tersebut, "Mati kamu! Mati! Budhe gak mau lihat muka menjijikkan kamu!!"

Ratih menjambak rambut Nayla kasar, lalu ia menampar pipi Nayla bergantian yang membuat kepala Nayla tertoleh ke kanan dan ke kiri.

Nayla meringis, tubuhnya bergetar hebat. Dibanding dengan luka ditubuhnya, hatinya jauh lebih sakit. Matanya menatap sendu budhenya, rasa sakit itu terus menyayat hatinya yang paling dalam.

"Bu-budhe a-ampun, sakit budhe....Nayla mo-mohon." Ucap Nayla dengan suaranya yang parau.

Jika di sekolah dirinya terlihat sangar, Nayla akan terlihat lemah di rumahnya.

Semuanya palsu, semua sikap yang Nayla tunjukan di sekolah hanyalah topeng untuk menutupi segala lukanya. Segalanya. Karena Nayla tidak suka jika ia dikasihani.

"Pukul aku terus budhe! Pukul! Jika dengan aku mati, aku bisa bahagia maka lakukanlah. Aku mohon, aku pengin ketemu mama." Nayla terisak, hatinya seperti mati rasa.

"Kamu emang harus mati! Budhe benci sama kamu Nayla!" Ratih memukul Nayla keras, hingga darah keluar dari mulut gadis itu.

Nayla terbatuk-batuk mengeluarkan darah, ia menatap darah tersebut lalu tersenyum.

Ratih sempat terkejut saat melihat senyuman Nayla yang mengingatkannya pada seseorang.

Diana, adiknya. Senyuman itu mirip sekali dengan senyuman mendiang Diana.

Nayla merasakan jika tubuhnya terbang melayang, sesuatu dalam tubuhnya memberontak. Ia mengambil tongkat kayu yang tadi digunakan Ratih untuk memukulnya.

Lalu ia tertawa mengerikan, "Kamu ingin membunuhku? Bagaimana jika aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu, kakakku sayang. Hm?"

Ratih menggeleng tidak percaya, jadi sekarang yang ada dihadapannya Diana bukan Nayla? Mendiang adiknya itu telah merasuki tubuh Nayla.

Dia benar-benar ketakutan. "Di-Diana?" Cicitnya.

Nayla atau lebih tepatnya tubuh Nayla yang dirasuki itu tersenyum melihat Ratih yang bergetar ketakutan.

"Kamu akan saya bunuh! Kamu ingin membunuh anakku? Tidak, sebelum itu kamu harus mati terlebih dahulu!!" Diana melayangkan tongkat kayu namun aksinya terhenti ketika ia mendengar suara seseorang.

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang