NAYLA - 04

3.6K 393 4
                                    

"Kenapa aku yang harus disalahkan atas kesalahan yang tidak aku perbuat?"

_Nayla Shaquille Assadiq

"Nggar, lo bagi makanan ini buat mereka ya! Gue mau urus ini dulu."

Enggar mengangguk atas perintah dari Nayla kepadanya. Ia mengangkat kantong plastik berukuran besar yang berisi berbagai makanan dan snack.

Nayla menghias ruangan panti asuhan dengan balon-balon. Berkat kemenangannya di turnamen balapan tadi ia berhasil mendapatkan uang untuk membantu salah satu anak panti yang terbaring lemah di rumah sakit. Untunglah ia datang tepat waktu sehingga anak itu tersebut bisa terselamatkan.

Kali ini ia akan membuat acara besar-besaran untuk membantu agar anak-anak panti asuhan merasa senang dan tidak bosan.

"Kak Nay!"

Nayla menoleh, ia tersenyum senang saat melihat Lala salah satu anak panti asuhan yang cukup dekat dengannya kini tengah berlari menghampirinya.

Usianya sekitar lima tahunan, di usia yang cukup belia itu ia sudah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Kata mbak Dara, salah satu pengurus yang ada di panti orang tua Lala meninggal karena sebuah kecelakaan.

Lala sempat merasa sangat sedih karena ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Namun seiring berjalannya waktu, ia tumbuh menjadi sosok yang ceria. Walau terkadang ia akan menangis tiba-tiba saat melihat anak yang seusianya tengah bermain dengan orangtuanya.

"Lalaaaa,"

Lala memeluk Nayla saat gadis itu merentangkan tangannya, "Kak Nay! Lala seneng banget bisa ketemu sama kak Nay lagi!"

Nayla mengacak rambut Lala gemas, "Lala, kak Nay juga kangen sama Lala. Lala gimana kabarnya? Baik 'kan? Lala gak sering nangis 'kan?"

Lala menggeleng, senyumnya merekah. "Nggak, setelah kak Nay beri aku boneka bunny. Lala gak pernah nangis lagi, bahkan Lala sering bantu tante Dara buat beres-beres panti! Lala, pinter 'kan?"

Nayla tertawa renyah, lucu sekali anak di hadapannya satu ini.

"Kak Nay, gak papa kan? Lala takut kalo kak Nay sakit karena lama datangnya!"

Pertanyaan itu membuatnya diam, ingin sekali menjawab pertanyaan Lala bahwa dirinya sama sekali tidak pernah baik-baik saja. Namun ia urungkan, tidak ingin membuat Lala berpikir macam-macam.

"Kak Nay baik, Lala udah makan belum? Makan yuk? Kak Nay udah bawain makanan kesukaan kamu loh." Nayla menggenggam tangan Lala dan membawanya ikut bersamanya.

Nayla menatap satu per satu anak panti asuhan yang sibuk dengan makanan mereka. Pandangannya beralih ke salah satu anak laki-laki yang hanya diam dan tidak ikut makan.

Namanya Zena.

"Zena, kok makanannya gak dimakan? Ngga enak ya?" Tanya Nayla.

Anak laki-laki yang bernama Zena tersebut menatap Nayla. "Makanannya enak kok tapi..."

Nayla mengerinyitkan alisnya bingung, langkahnya ia arahkan pada Zena. Mengusap lengan anak tersebut dengan lembut.

"Zena rindu bunda ya? Zena, bukan hanya kamu tapi seluruh anak panti yang kehilangan bundanya juga rindu. Bahkan kakak juga. Jadi jangan ngerasa sendiri ya, coba kamu lihat teman-teman kamu apa mereka sedih? Nggak sayang, mereka bahagia karena mereka dapat keluarga baru yang sangat sayang sama mereka. Jadi jangan sedih lagi ya, ayo makan. Mau kak Nay suapin atau makan sendiri?"

NAYLA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang