~Selamat membaca~
***
Sejak tadi Clarissa memperhatikan keduanya. Ia merasa jijik dengan Alvin dan Sarah.
Kring...
Bel pulang pun berbunyi, Clarissa lebih dulu berlari dari kelas menuju parkiran. Dia harus cepat pergi ke markas.
Bahkan Riska terheran-heran melihat Sahabatnya ini terburu-buru pergi dari sekolah biasanya ia yang paling santai karena ingin mengerjai Sarah.
Sementara Sarah ia merasa bebas karena Clarissa pulang duluan.
Clarissa kini sudah sampai markas dan langsung menuju tempat persembunyian mereka di bawah tanah.
Ia masuk dan langsung membuka pintu rahasia itu.
"Apa informasi barunya?" tanya Clarissa tergesa-gesa.
"Lihat foto ini!" ucap Darrel memberikan sebuah foto yang mereka dapatkan tadi malam.
"Bagus! terus kalian ikutin dia?"
"Ternyata dia bagian dari geng besar"
"Geng apa?"
"Nah itu masalahnya kita belum tau!" timpal Farrel
"Cari tau secepatnya!"
"Ada masalah kemarin!" ucap Dirga
"Masalah apa lagi?"
"Kemarin depan markas di berantakin lagi dan kita nemu kalung ini!"
Clarissa segera mengambil kalung itu. Bisa saja ini bukti kuat untuk membuktikan siapa orang itu.
***
Clarissa memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia melihat seseorang dengan lambang jaket tanduk sedang berbicara dengan Alvin.Clarissa mengabaikannya dan masuk ke kamar. Saat ini hatinya berkecamuk, memikirkan siapa yang udah neror mereka.
Sekarang Alvin terlihat duduk santai di depan sofa sambil bermain game. Mamahnya yang melihat itu segera mengambil HP Alvin.
"Mah kok hp gue di ambil sih?" ucap Alvin kesal
"Gue kaga mau lihat anak gue main HP terus!"
"Bentar lagi mah, plis balikin hp gue!"
Mamahnya mengabaikan Alvin. Papah Alvin masuk ke rumah dan menyapa Asya yang sedang bermain sendiri.
Papahnya mencari keberadaan mamahnya serta Alvin. Ia menemukan mereka sedang berebutan
HP seperti anak kecil."Mah ada apa sih?" tanya Papahnya
"Ini loh anak kamu, main HP terus!"
"Alvin temanin adik kamu sana!"
"Kembaliin HP gue dulu mah!" ucap Alvin memohon
Mamahnya mengelengkan kepala artinya tidak mau.
"Mah sahabat papah ngundang kita makan malam di rumahnya"
"Oh ok pah"
Alvin berjalan ke ruang tamu dan menemani adiknya itu. Dia sangat bosen melihat adiknya yang berbicara sendiri seperti orang gila.
"Dek lo gila?" ucap Alvin
"Berisik kak!"
Alvin memilih masuk kamar dan merebahkan dirinya. Kini pandangannya beralih ke pintu blakon kamarnya. Ia langsung membuka dan duduk di sofa.
***
Detak jantungnya kini lebih cepat ketika melihat seorang gadis sedang membuka tirai di kamarnya. Rambut panjang serta kulit putihnya menjadi perpaduan dari dirinya.
"Cantik" gumamnya pelan
Kini Clarissa sedang duduk santai di blakon. Ia melihat ke bawah dan mendapatkan mobil papahnya yang baru terparkir.
"Papah dari mana yah?"
Clarissa segera turun dan menjumpai papahnya yang sudah masuk ke dalam rumah.
"Hy pah" ucap Clarissa tersenyum manis
"Tolong kamu sama bibi siapin makanan untuk malam yah yang banyak soalnya teman papah mau datang!"
"Siap!"
Clarissa segera mencari keberadaan bibinya. Ia dan bibinya sangat sibuk membuat rendang, pecel, serta mie ayam.
Jam sudah menunjukkan jam lima lewat empat puluh menit. Kini Clarissa sudah berdandan dengan cantik layaknya cewek yang baik-baik.
Suara ketukan terdengar jelas, bi sumi segera membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk.
Mata Clarissa tertuju kepada laki-laki yang ada di belakang mamahnya. Begitu ganteng saat memakai jas hitam.
"Oh ini Clarissa" ucap mamah Alvin
"Iyah tante"
"Ayok masuk kita makan dulu!" ajak papah Clarissa.
Mereka makan bersama-sama. Terlihat dari mata Alvin bahwa ia sedikit melihat ke Clarissa.
"Sebelumnya kita sudah membicarakan ini kan pak kim" ucap Santi mamah Alvin
"Iyah saya setuju-setuju saja jika mereka juga setuju"
"Ok Alvin papah sama mamah mau menjodohkan kamu dengan Clarissa, apakah kalian mau?" tanya Pak Sarkas
Mereka berdua terkejut mendengar itu. Clarissa sampai tersedak, ia segera minum air putih yang sudah di sediakan.
Clarissa hanya diam saja. Alvin pun begitu ia hanya diam.
"Kalau kalian nggak mau kita nggak papa!" ujar Pak Kim.
***
Drttttt
Suara dari HP Alvin membuat mereka semua terdiam. Alvin segera mengangkat, dan setelah itu ia segera bersiap-siap untuk pergi.
"Mah, pah, om, Clar, gue pergi dulu ada urusan!"
Alvin segera berlari ke rumah dan melepaskan jasnya. Ia mengeluarkan mobilnya dan langsung pergi dengan kecepatan tinggi.
Clarissa juga menerima telpon, ia segera mengangkatnya. Sama seperti Alvin ia segera pergi dari rumah dan mengeluarkan mobil berwarna hitamnya.
Orang tua mereka terheran melihat itu. Kenapa mereka berdua sama-sama menerima telpon.
Clarissa sudah sampai di markas. Ia melihat langsung jasad anak buahnya yang tertembak. Seketika napasnya memburu.
"Gue nggak mau tau, cari siapa pelakunya!" bentak Clarissa.
Mereka semua langsung melakukan tugas masing-masing.
Sementara di sisi lain Alvin juga melihat anak buahnya yang terkapar dengan tembakan di kepala. Emosinya sekarang sudah meluap-luap. Ia paling benci jika anak buahnya harus berkurang apalagi mati di depannya.
***
YUHUU
AKU UDAH REVISI NIH PART YANG INI
AYO DI BACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE AND KOMEN
OH IYA AKU MAU NGUCAPIN TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA SERTA SUPPORT CERITA BAD GIRL AND BAD BOY
HAPPY 1K READERS. SEMOGA CERITA INI BISA TERBIT YAH GAES
PAPAY
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And Bad Boy [TAMAT]
RandomMenceritakan tentang, seorang bad girl yang tidak sengaja bertemu dengan bad boy. Tetapi yang bikin dia merasa aneh itu adalah, setiap ia habis bersenang-senang serta tertawa selalu saja ada kejanggalan terjadi. Bahkan ada pita merah yang datang ke...