°Meluruskan°

78 28 2
                                    

                                        ~Happy Reading~

"Santai dong mba!" balas Dirga terkekeh

Dirga menjelaskan dari awal sampai akhir tentang ia yang tiba-tiba hilang. Ia juga tidak tau pasti, yang jelas ada seseorang yang menyeretnya hingga ke sebuah gudang yang ia tidak tau sama sekali.

"Terus lo kok bisa keluar?" tanya Farrel

"Untungnya aja ada orang baik nolongin gue!"

"Lo kenal?"

"Kaga!"

Malam yang indah serta dihiasi dengan bintang-bintang yang indah. Serta bulan yang bersinar sangat terang. Di sinilah Amanda, Dinda, Laura, serta ketiga bad boy. Mereka sedang duduk di atas rooftop gedung milik papah Alvin.

Mereka berenam kesini hanya ingin meluruskan yang sebenarnya agar tidak ada yang salah paham dan membuat persahabatan mereka hancur lagi.

"Jadi apa yang mau di jelasin lagi?" tegas Alvin

"Sabar dong lo ah!" ucap Vino kesal

Vino mengeluarkan sebuah album yang berisi foto-foto kenangan mereka bersama dengan Rival. Ia ingin melihat kan kepada Laura, siapa tau ia memang yang membunuh Rival.

"Lo kenal dia?" tanya Vino kepada Laura

Laura nampak berfikir sebentar. Sepertinya ia pernah melihat cowok itu tapi di mana.

"Gue nggak kenal, tapi gue ngerasa pernah lihat dia!" ucap Laura

"Yah jelas lah, orang lo yang bunuh" bentak Alvin

"Lo diam deh ah!" pintah Vino "Lo yakin nggak kenal dia?"

"Ia gue yakin banget!" balas Laura

"Anak buah lo?"

"Setau gue, mereka nggak pernah berani bunuh orang kalau bukan gue yang nyuruh!"

"Apa lo nyuruh mereka buat serang Blackmonster?

"Gue nggak pernah nyuruh mereka! sejauh ini gue selalu nyerang JDEVIL karena mereka emang musuh gue"

"JDEVIL?"

"Lo nggak mungkin nggak kenal dia, karena lo dan para geng lo kerja sama. Untung ngebunuh gue"

"Apa lo pernah masuk ke dalam markas kita?"

"Gue aja kaga tau markas kalian dimana"

Vino mengusap wajahnya kasar. Percuma mereka menanyakan hal ini kepada orang yang mungkin memang bukan pelakunya.

"Gimana, kita kumpulin geng kita berdua sekarang?" usul Alvin

"Setuju!" ucap mereka serempak

Para anak buah Laura nampak berkumpul dengan jaket kebanggaan Laura. Jelas itu kebanggaannya karena muka biasnya menjadi lambang dari keberanian Laura.

Anak buahnya pun tak berkomentar karena itu karena mereka memang rata-rata adalah kpopers. Apalagi Farrel, ia adalah Fanboy garis keras.

Anak buah Alvin pun sudah berkumpul dengan rapi serta jaket kulit yang mereka pakai dan di belakang jaket itu terpapang jelas lambang mereka.

"JADI GUE KUMPULIN KALIAN SEMUA UNTUK PENGAKUAN KALIAN! KALIAN BISA LIHAT DI DEPAN KITA ADA GENG YANG SELAMA INI KITA MUSUHIN DAN DIA JUGA CALON ISTRI GUE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"JADI GUE KUMPULIN KALIAN SEMUA UNTUK PENGAKUAN KALIAN! KALIAN BISA LIHAT DI DEPAN KITA ADA GENG YANG SELAMA INI KITA MUSUHIN DAN DIA JUGA CALON ISTRI GUE. JADI GUE INGIN KITA SEMUA MELURUSKAN MASALAH KITA TENTANG RIVAL" tegas Alvin

Mereka semua duduk di markas Blackmonster . Mereka duduk melingkar, bahkan mereka tak peduli di samping mereka itu bukan dari geng mereka. Solidaritas dari keduanya sungguh sangat ketat walau Blackmonster selalu menyalahkan mereka atas perginya Rival.

"Ok, dengarin ucapan gue Rack Svill! apa kalian pernah membunuh dia?" tanya Laura sambil menunjuk layar lebar yang ada di depannya.

"Tidak!" ucap Rack Svill sangat lantang

"Gue nggak perlu ucapan bohong kalian! ingat, Rack Svill tidak ada yang boleh membunuh seseorang selain atas perintah gue!"

"Lapor, saya pernah melihat ia sedang bersama JDEVIL" ucap Darrel

"Apa yang mereka lakukan?"

"Mereka hanya sekedar mengobrol saja!"

"Untung Blackmonster, apa kalian pernah melihat Rival bersama dengan geng Rack Svill?" tanya Alvin

"Tidak!"

"Apa kalian pernah memasuki markas kepunyaan mereka?"

"Tidak sama sekali!"

Kedua remaja itu sama-sama membuang napas kasar. Percuma saja mereka melakukan ini, dari Blackmonster dan Rack Svill pun tidak ada yang pernah melakukan itu semua.

"Vin, kita lanjut besok!" ucap Laura

"Ok, sepulang sekolah kita kumpul lagi!"

"Gue duluan!"

Laura bersama gengnya pergi dari markas terbesar di kota Yogyakarta. Dan dari awal mereka masuk, terlihat para penjaga mengawasi mereka bahkan setiap gerak-gerik mereka selalu di perhatikan.

°°°

Sial sekali pagi ini untuk Laura. Ia terlambat bangun  karena tadi malam ia sampai rumah pada jam 02.00.
Sungguh menyebalkan bukan?.

Ia memasang sepatunya asal bahkan talinya saja ia tak sempat ikat. Ia langsung mengambil kunci mobil Lamborghini nya yang baru ia beli minggu lalu.

Aghhh, pagi ini sungguh menyebalkan. Ia harus datang terlambat dan berdiri sambil hormat kepada tiang bendera. Karena Laura bosen, ia menendang-nendang kerikil yang ada di depannya. Tepat sasaran sekali tendangan mu Laura.

Laura saking asiknya menendang-nendang kerikil dan membuat kerikil itu harus melayang ke tubuh seorang guru olahraga yang di bilang masih muda dan berumur 27 tahun.

"Aww sialan!" ucap guru olahraga itu menatap Laura

Yang di tatap langsung balik badan dan bersiap lari. Tapi kenapa ia tak bisa berlari. Nasib, nasib, ternyata kerah bajunya di tarik oleh guru olahraga itu.

"Siapa nama kamu nak?" tanya guru itu

Laura membalikkan badannya dan menyengir tak jelas,"Kim Clarissa Laura Arthania"

"Oh anaknya alm pak kim!"

"Hmm"

"Di hukum kenapa?"

"Telat pak!"

"Masuk ke kelas!"

"Tapi hukuman saya belum selesai pak!"

"Masuk!"

Entah apa yang ada di pikiran guru itu yang penting Laura bebas dari hukumannya.

°°°

ADA YANG KANGEN AKU NGGAK?

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

PAPAY

Bad Girl And Bad Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang