°Penyembuh°

146 73 16
                                    

                                                °°°
Satu jam yang lalu Rangga bersama Pak sarkas sudah berangkat ke Korea untuk memakamkan Pak Kim mengikuti budaya Korea.

Seseorang tersenyum smirk dari kejauhan"Laura kasian banget hidup lo!"

Clarissa masih menangis sesegukan. Dinda memeluk Clarissa agar ia bisa tenang. Dinda juga pernah merasa di posisi Clarissa sebab itu ia tau betapa rapuhnya seseorang anak yang di tinggalkan kedua orang tuanya.

"Kenapa papah ninggalin gue sih?" tanya Clarissa

"Ingat! setiap manusia akan pergi ke penciptanya kembali" balas Alvin

Sejak tadi Riska sedikit mengintip. Ia ingin sekali mendekati Clarissa dan memeluk tubuh rapuh itu. Tapi apalah daya, hubungannya sama Clarissa saja belum baik.

Sarah masuk ke dalam rumah Clarissa dengan tangan yang tergenggam kuat. Ia mendorong tubuh Clarissa secara paksa. Mata Alvin sudah menyala-nyala melihat kelakuan Sarah. Bisa-bisanya ia bersikap seperti itu di saat Clarissa butuh sandaran.

"Lo tuh genit banget sih sama pacar orang! oh jangan-jangan ini cuman akal-akalan lo doang biar bisa di kasihani sama Alvin iyah? pantes aja papah lo ninggalin lo, udah bikin malu keluarga lo" bentak Sarah.

Alvin segera menarik tangan Sarah dengan kasar. Ia membawa Sarah hingga jauh dari rumah Clarissa.

"Keterlaluan lo! jelas-jelas dia lagi berduka lo malah gituin dia. Lo mikir nggak perasaan dia? lo nggak pernah rasain apa yang di rasain dia! dan lo, lo tuh cuman sampah yang nggak tau diri. Dan ingat perkataan Vino, lo cuman pelampiasan! dan detik ini kita putus!" hardik Alvin

"Vin, kamu pernah nggak ngerasain di bully? nggak kan! kamu nggak pernah ada di posisi aku dan kamu malah milih dia bukannya aku pacar kamu"

"Gue emang nggak tau rasanya di bully! bully sama kehilangan kedua orang tua itu beda! dan jangan berharap lo adalah orang paling tersakiti di sini!"

Alvin segera meninggalkan Sarah yang memangil namanya sambil menangis.

"Target kedua sudah kehilangan! dan ini saatnya buat target pertama bahagia!" ucap seseorang di balik maskernya.

"Clar makan dulu yok!" ucap Farrel

Clarissa hanya menggelengkan kepalanya. Tatapannya kini benar-benar kosong, sejak tadi air matanya tidak bisa berhenti walaupun isakannya sudah tidak terdengar.

"Clarissa nanti lo bisa sakit!" timpal Vino.

Alvin datang sambil membawa bubur buatan mamahnya"Clar, makan yok!"

"Gue nggak nafsu!" ucap Clarissa lemas

"Buka mulut lo!"

Clarissa hanya diam tanpa membuka mulutnya. Vino mengelus rambut Clarissa agar ia bisa tenang.

"Makan dulu yah!" ucap Vino

Alvin memberikan bubur itu kepada Vino. Dan Clarissa hanya pasrah ketika bubur itu masuk ke mulutnya. Sungguh moodnya sangat berantakan untuk beraktivitas jalan saja ia tak sanggup. Pikirannya selalu terahlikan ke papahnya.

"Gue izin pulang dulu yah soalnya mamah gue nelpon!" ucap Amanda

"Iyah gue juga pulang mau mandi dulu nanti ke sini lagi!" timpal Dinda

Mereka berdua pun pergi dari situ. Terlihat muka-muka sedih para anak buah Clarissa walau di tutup oleh masker hitam. Vino serta yang lainnya juga memutuskan untuk pulang dan menyisakan Alvin.

°°°

Alvin mengelus rambut Clarissa seperti yang Vino lakukan tadi.

"Lo nggak pulang Vin?" tanya Clarissa

"Lo nggak papa gue tinggal?"

"Kalau orang nanya jangan balik nanya!"

Alvin terkekeh, di saat seperti ini saja sifat galak Clarissa tidak hilang sama sekali.

"Gue balik ntar gue suruh mamah ke sini!"

"Hm"

Sekarang hujan menemani perih dan luka yang di alami Clarissa. Sepertinya hujan tau ada seseorang yang sedang terluka. Terkadang hujan selalu hadir di saat seseorang sedang terluka, hujan memberikan suasana yang membuat kita bisa berteriak sepuasnya.

Seperti Clarissa yang sekarang duduk termenung di depan rumahnya sambil memperhatikan hujan yang turun sangat deras.

Alvin keluar dari rumahnya sambil membawa payung. Ia duduk di samping Clarissa dan ikut termenung melihat hujan.

"Mau main hujan nggak?" tanya Alvin

Clarissa menoleh ke samping"Mau!"

Sebelum itu Alvin kembali ke rumahnya mengambil jas hujan.

"Pake ini!" ucap Alvin memberikan jas hujan.

Alvin membawa Clarissa ke rooftop bangunan milik papahnya.

"Silahkan teriak sepuasnya dan nangis sepuasnya jika itu bisa buat hati lo tenang!" ucap Alvin

Clarissa masih diam sambil menatap langit.

"Kenapa diam hmm?" tanya Alvin

"Nggak!"

"Kalau lo nggak mau teriak atau pun nangis, gue bakal cium lo!"

Clarissa memukul lengan Alvin sedangkan yang dipukul hanya terkekeh. Clarissa berteriak sepuasnya dan menangis sepuasnya. Setelah itu ia jongkok dan menutup wajahnya.

Cup

Satu ciuman mendarat di pipi Clarissa. Badannya menjadi kaku serta jantungnya berdegup dengan cepat. Sedangkan yang mencium menjadi salah tingkah telah melakukan hal seperti itu.

"Anu Clar, apa itu nggak sengaja?" ucap Alvin salah tingkah

"ALVIN!"

°°°

SORRY YAH GAES, GUE LAMA UP SOALNYA GUE LAGI SAKIT😪

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN SERTA DO'AIN GUE CEPAT SEMBUH YAH☺

PAPAY

Bad Girl And Bad Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang