°Maaf°

73 28 2
                                    

                                                         ~Selamat Membaca~

Pagi yang cerah serta sinar matahari yang mengintip di sela-sela jendela kamar sang gadis. Gadis itu masih tidur dengan tenang bahkan tak terganggu oleh suara apapun.

"LAURA BANGUN! ASTAJIM PUNYA ADIK GINI BANGET DAH. BANGUN WOY! BANGUN SETAN ANJING BANGSAT" teriak Rangga kesal

Sementara Laura, ia masih bergulat dengan selimutnya. Matanya yang sembab serta bibir yang pucat terpapar jelas di wajahnya.

Sejak tadi malam, gadis itu menangis tak hentinya karena sesuatu yang baru ia tau. Kenyataan pahit yang sudah ada di depan matanya.

Flashback on

Vino mengantar Laura pulang. Laura merentangkan tangannya merasakan angin malam yang sangat sejuk. Ia bahkan berteriak kencang untung saja keadaan jalanan malam ini sudah sepi kalau tidak pasti ia di anggap orang gila.

"LA GUE SEBENARNYA SUKA SAMA LO TAPI GUE RELA DEMI ALVIN" teriak Vino

"Hah? serius lo?"

"Iyah La"

"Lo tau kan gue cuman sayang sama siapa?"

"Iyah gue tau La, sebab itu gue hilangin rasa suka gue menjadi rasa sayang terhadap adik kecilnya"

"Makasih Vino!"

"Iyah La!"

Mereka berdua pun sudah sampai di depan rumah Laura. Vino melepas helmnya dan mengacak rambut Laura gemas.

"Jangan begadang! nanti sakit gue kaga mau lihat bad girl ini sakit" ucap Vino

"Siap bos!"

Laura melangkahkan kakinya menuju gerbang rumahnya tetapi panggilan dari Vino membuat langkahnya berhenti,"Laura?"

Laura membalikan badannya,"Kenapa No?"

"Jangan marahan lagi sama Alvin! dia butuh lo saat ini walau kelakuannya kaya udah move on tapi dia sayang banget sama lo. Dan satu hal yang harus lo tau, dia kena Leukimia stadium 3"

Deg

Jantung Laura terasa ingin lepas dari tempatnya. Sesak menjalar di seluruh dadanya, Vino turun dari motornya dan memeluk Laura.

"La sebenarnya gue nggak mau kasih tau lo karena Alvin nggak bolehin, tapi gue nggak bisa gini terus! gue harap lo nggak sia-siain Alvin selagi dia masih ada yah"

"Tapi kenapa harus beby Vin yang ngalamin itu semua? pasti sakit. Kasian beby Vin"

"Kalau lo kasian sama dia, mulai besok lo yang harus minta maaf sama dia! hilangin gengsi lo"

"Iyah No!"

"Sana masuk! udah malam"

"Iyah, makasih udah kasih tau gue dan buat gue sadar gue nggak boleh sia-siain dia"

Vino mengelus rambut coklat Laura.

Flashback off

Bahkan pagi ini saja ia dalam tidurnya ia masih menangis. Air matanya tak dapat terhenti, ia tak mau kehilangan orang yang ia sayang untuk kedua kalinya lagi.

Rangga membuka pintu kamar Laura yang tak sama sekali terkunci. Ia terkejut ketika melihat keadaan kamar Laura yang penuh dengan tisu.

"La bangun!" ucap Rangga

Ia mengelus rambut Laura dengan lembut. Ia menempelkan tangannya di kening Laura. Ia terkejut kenapa badan Laura sangat panas. Ia buru-buru mengambil konpers dan menempelkannya di kening Laura.

"Maafin gue yah La, gue belum bisa jadi kakak terbaik buat lo dan Clarisa" batin Rangga

Clarissa keluar dari kamarnya dan mendapatkan Rangga yang menutup pintu kamar Laura dengan wajah murung.

"Kak Laura nggak sekolah?" tanya Clarissa

"Dia sakit!"

Clarissa langsung berlari masuk ke kamar Laura. Ia sangat khawatir terhadap saudara kembarnya. Sebelumnya, ia tak pernah tau bahwa Laura bisa sakit.

"La lo kenapa?"ucap Clarissa"Cepat sembuh yah!"

Rangga keluar dari rumahnya tetapi tangannya di cekal oleh Alvin,"Lasa mana kak?"

"Siapa Lasa?"

"Lasa itu Laura sayang kak"

"Oo, dia sakit!"

Alvin langsung membulatkan matanya sempurna,"Gue masuk yah kak!"

Rangga belum menjawab, Alvin lebih dulu pergi masuk ke kamar Laura.

°°°

"Lo bisa nggak sih La, nggak usah buat gue khawatir terus?" tanya Alvin kesal

Laura masih memejamkan matanya.

"Alvin, Alvin, Alvin" panggil Laura

"Gue di sini!"

Laura pun kembali tenang. Alvin kembali ke rumahnya  mengambil obat untuk Laura. Lalu ia kembali ke rumah Laura.

Sementara Laura terbangun dan  membuka matanya perlahan. Ia tersadar di sampingnya ada Alvin yang sedang memegang tangannya sambil bermain game.

"Vin lo ngapain di sini?" tanya Laura

Alvin pun terkejut mendengar suara serak dari Laura. Ia langsung menyimpan hpnya dan mencium kening Laura.

"Jagain kamu!"

"Kamu nggak sekolah?"

"Aku nggak bisa sekolah kalau keadaan kamu gini!"

"Vin, kamu kenapa perhatiin aku terus sih? padahal penyakit kamu itu lebih bahaya daripada demam yang sekarang aku alami" batin Laura

"Makan dulu yah!" kata Alvin mengambil bubur di meja dekat tempat tidur Laura

Laura bangun dan menyenderkan tubuhnya,"Kalau aku makan kamu juga harus makan!"

"Aku udah makan La!"

"Ck gue nggak mau makan"

"La nanti lo sakit"

"Emang udah sakit kan?"

"Iyah juga sih"

Laura mengambil ahli mangkok bubur dan menyuruh Alvin untuk membuka mulut. Alvin hanya pasrah membuka mulutnya daripada nanti Laura nggak makan.

"La aku minta maaf yah"

"Beby Vin, Lasa udah maafin"

Alvin memeluk Laura dan mengecup keningnya.

°°°

YEH PASANGAN KITA UDAH MAAFIN NIH

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

PAPAY

Bad Girl And Bad Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang