°Pembelaan°

131 68 8
                                    

                                                ~Selamat membaca~

"Stop! kalian nggak bisa nuduh Clarissa gitu aja! gue tadi malam lihat kok Clarissa ada di tenda bareng gue" ucap Dinda

"Iyah gue juga lihat!" timpal Amanda

"Lo berdua kenapa sih? jelas-jelas di tangannya aja ada pistol pastinya dia mau bunuh Sarah lah!" tuduh Alvin

"Vin, dia tadi mau nembak kepala aku terus aku lari deh!" ucap Sarah masih sesegukan

"Apa lo bilang? gue mau nembak lo? jelas-jelas gue bantuin lo dan nyuruh lo pergi duluan!" balas Clarissa berdiri.

"Gue nggak percaya kata-kata lo!" hardik Alvin

"Gue percaya ucapan Clarissa!" ucap seseorang dari belakang

"Vino, otak lo juga hilang?" bentak Dito

"Terkadang seorang nerd adalah penipu!" balas Vino dengan senyum miringnya

"Sudah-sudah! kita selesai kan masalah ini nanti di sekolah, sekarang siap-siap pulang! perkemahan kita di hentikan sampai sini karena kasus ini!"

Clarissa masih terdiam dalam hatinya ia tak percaya dengan Alvin. Mengapa ia tak percaya bahkan ia lebih kecewa pada sahabatnya. Di saat ia di jatuhkan dan di tuduh kemana Riska malahan yang datang adalah musuhnya sendiri.

"Clar gue percaya sama lo!" ucap Amanda mengelus punggung Clarissa

"Makasih"

"Gue dan Vino percaya sama lo!" ucap Dinda

Mereka membereskan semua peralatan. Semua barang milik Clarissa yang di pinjamkan oleh anak-anak di lempar begitu saja. Lebih sakitnya ketika powerbank milik Clarissa di lempar oleh Riska hingga mengenai hidungnya dan berdarah.

Ia buru-buru mengambil tisu dan mengelap darah itu. Lalu ia melanjutkan merapikan barang-barang nya. Lalu ia keluar dan bergabung dengan barisannya. Sarah dengan sengaja menampar muka Clarissa dengan tasnya.

"Mata lo masih berguna kan?" tanya Dinda murka

"Aku nggak sengaja! maaf yah Clar?"

Clarissa hanya menganggukan. Mereka pun naik ke bus. Dengan sengaja secara bergantian Alvin, Dito, Rachel, Riska, Sarah, dan Nara mendorong Clarissa.

Yang terakhir sungguh sakit. Alvin mendorongnya hingga terjatuh dan membuat lututnya berdarah.

"Lo nggak papa Clar?" tanya Vino membantu Clarissa

"Sakit nih!"

Vino terkekeh melihat wajah kesal Clarissa.

"Pulang bareng kita aja Clar!" ajak Dinda dan Amanda

"Nggak gue naik bus aja!"

"Nggak usah ngeyel!" ujar Vino

"Yah udah!"

"Nda gue pengen ngomong sama lo!" ucap Dito menarik tangan Amanda

"Bentar yah!" ucap Amanda kepada teman-temannya.

Dito menarik tangan Amanda sampai di parkiran. Amanda menghempas tangan Dito dengan kasar.

"Lo percaya sama Clarissa?" tanya Dito

"Gue percaya! kenapa?"

"Bukannya dulu lo benci banget sama dia?"

"Bukan berarti orang jahat akan tetap jahat dan orang baik bukan berarti tidak akan menjadi jahat!"

Bad Girl And Bad Boy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang