request by realmeans
POV orang ketiga || AU - lokal || Bahasa Baku & non baku || romance, angst (3k+)
tw // homophobic
***
"Maaf, Tae. Ten masih nggak mau ketemu kamu, katanya"
Taeyong menelan teh manis di mulutnya yang kini terasa pahit.
"Ah, nggak apa-apa, bu. Tapi dia sehat?" Tanya Taeyong kemudian. Memandangi tangga rumah kekasihnya.
Kamar Ten ada di lantai dua, di pojok. Di sampingnya ada pohon jambu besar yang biasa Taeyong naiki dulu sewaktu masih belum pacaran. Taeyong ingat, dulu ia pernah belajar main gitar sampai tangannya kapalan hanya agar bisa menghibur Ten yang sempat sedih karena tidak masuk SMA unggulan. Taeyong memainkan lagu kesukaan Ten di atas cabang pohon menghadap jendela balkon kamarnya walau sambil sedikit gemetaran, takut terjatuh.
Taeyong mengenal Ten saat anak itu masih kelas 2 SMP. Berawal dari dia yang sering main ke rumah Johnny, kakak kandung Ten yang juga teman dekatnya di sekolah. Dia baru SMA kelas 1 waktu itu. Taeyong mengakui kalau seringnya ia main ke rumah Johnny juga hanya agar bisa bertemu dengan Ten, anak lelaki manis yang kalau tersenyum pipinya merona merah muda seperti buah persik.
Awalnya, Taeyong mendekati Ten karena ia fikir rasanya pasti menyenangkan kalau punya adik semenggemaskan itu. Taeyong hanya punya satu kakak perempuan. Ia tidak tahu rasanya bagaimana dipanggil abang. Maka saat Ten malu-malu memanggilnya abang, Taeyong tahu hatinya jatuh bukan karena ia melihat Ten sebagai adik, tapi lebih dari itu.
Ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.
Karena saat Ten masuk kuliah tahun pertama, ia tak sengaja bilang kalau dia menyukai Taeyong. Di bawah pohon jambu rumahnya, Ten mengungkapkan perasaan sambil marah-marah dan menangis setelah melihat Taeyong jalan beriringan di taman dengan seorang perempuan yang Ten fikir itu kekasih Taeyong. Ten bilang, "apa maksud abang selama ini kasih aku perhatian macam orang pacaran kalau ternyata abang udah punya pacar?! buat bikin aku baper doang?! abang tau nggak susahnya aku nahan hatiku biar nggak jatuh cinta sama abang?! Aku takut abang jijik sama aku karena perasaan ini. But now I don't care kalau abang mau pergi, nyatanya abang udah ada yang punya."
Lalu adegan disusul oleh Taeyong yang justru memeluk tubuh Ten erat, bilang kalau perempuan itu adalah sepupunya yang akan tinggal di rumah Taeyong selama kuliah. Dan detik itu juga, Taeyong ikut mengungkapkan perasaannya.Taeyong pula yang bilang pada keluarga Ten kalau ia mengajak Ten pacaran. Bagaimanapun, hubungan mereka berdua masih tabu di kalangan masyarakat. Sebelum ada yang tahu dan melaporkan, Taeyong fikir ia lebih baik diamuk keluarga Ten dulu.
Tapi ternyata keluarga Ten menyambut hubungan mereka dengan tangan terbuka. Ibu Ten bilang, selama ada cinta antara keduanya, maka beliau akan mendukung apapun keputusan anaknya asal Ten bisa bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai anak, masyarakat sosial juga sebagai mahasiswa. Sedangkan Ayah Ten hanya ikut suara istrinya.
Lalu Ten pindah, tinggal di apartment Taeyong saat ia kuliah tahun ke 2, hampir 5 tahun.
Such a beautiful memory untuk Taeyong.
"Ten baik-baik aja. Cuma bilang kalau Ten mau ada liputan nanti malam" Ten bekerja sebagai seorang jurnalis salah satu TV swasta, sudah hampir 2 tahun ini.
"Ten bawa motor sendiri?"
Ibu Ten mengangguk, "abangnya shift malam juga, jadi nggak bisa nganterin. Dia nggak mau dianterin Ayah. Katanya malu, masa pergi kerja masih diantar Ayah, udah gede" ucap perempuan paruh baya itu tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[end] Mellifluous (TAETEN)
Fanfikce[Bahasa] A song from you, A story for you. Taeten: Mellifluous and meant to be together even if SM do them apart. Kumpulan song fiction, one shot or two shot tentang Taeten berdasarkan request lagu dari para pembaca. _______________________________...