Wherever You Are

841 87 38
                                    

request by zero0rei

POV orang ketiga || Semi canon || Bahasa baku & non baku || romance, fluff.

alur maju mundur.

⚠️ Kinda cringey? 🔞

***









"Hyung langsung tidur aja, capek banget keliatannya" ujar Ten seraya masuk ke dalam kamar mandi, bersiap membersihkan diri.

Taeyong tidak bisa memungkiri kalau tubuhnya lelah. Kelelahan karena jadwal padat, perut yang penuh oleh makanan, ingin segera tidur. Membuat moodnya sedikit buruk saat Vlive tadi. Tapi Taeyong juga sungguhan saat bilang kalau ia tidak ingin malam segera berakhir, karena demi apapun itu artinya ia tidak bisa bermalam lagi di hotel nyaman ini,

berada sedekat ini dengan Ten.

Tertidur satu ranjang, berdampingan dengan Ten. Mendengar gerutuannya pagi hari saat dibangunkan. Melihat wajah bangun tidurnya lagi. Membiarkan Ten tidur dalam pelukannya—

"Ten ..." panggil Taeyong saat Ten baru keluar dari kamar mandi. Wajahnya terlihat cerah sehabis mengenakan krim malam.

"Ya hyung?" jawab Ten sambil menaruh tas kecilnya di atas laci kamar. Ten lalu menaikkan satu kakinya ke atas kasur, sambil tangannya memainkan ponsel.

Taeyong tidak langsung menjawab. Ia kembali kehilangan kata-kata. Ini bukan malam pertama mereka tidur berdua tapi Ten selalu berhasil membuatnya sejenak lupa bernafas. Tapi kemudian, mengikuti insting, Taeyong bergerak perlahan mendekati Ten yang tengah memilih lagu untuk diputar sebelum tidur seperti malam sebelumnya.

Dan seperti malam sebelumnya pula, Ten tersenyum saat Taeyong memegangi wajahnya, mencium bibirnya lembut. Ten membiarkan tangan Taeyong bergerak meraih pinggulnya, menaik-turunkan tangannya pada sisi-sisi tubuh Ten, mengelusnya penuh perasaan.

Tubuh Ten terangkat ke atas kasur, ditidurkan perlahan oleh Taeyong yang wajahnya sudah memerah. Rasa lelah dan kantuk hilang seketika, rupanya. Tergantikan oleh urgensi lain. Malam ini, atau tidak sama sekali. Tubuhnya yang ingin menari dengan tubuh Ten. Harfiah ataupun bukan.

"You're so pretty" bisik Taeyong saat melepaskan kaus yang Ten kenakan. Tangannya mengusap perut, lalu menjalar pada dada Ten.

"Looked like an angel. Ten shi" tambahnya lagi. Ten tertawa.

"Ten-ssi?" Tanya Ten geli.

"Tenshi. Malaikat. Kamu. Malaikat" jawab Taeyong seolah mendikte. Bibirnya bersentuhan tipis-tipis dengan kulit wajah Ten, ke rahang, turun ke leher.




🎵I'm telling you
I softly whisper
Tonight, tonight
You are my angel




Taeyong ingat kali pertama bibir mereka saling bertemu. Satu malam saat keduanya masih jadi teman sekamar saat trainee. Waktu itu, Taeyong dan Ten terlihat tidak begitu akrab. Keterbatasan bahasa tidak membuat keduanya begitu dekat. Ten lebih sering bergaul dengan Johnny, Mark, atau Jaehyun yang bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris, dan Yuta yang merupakan sesama trainee asing. Satu-satunya komunikasi yang tercipta cukup intens adalah saat keduanya latihan di studio. Dengan keterbasan kalimat itu, Taeyong dan Ten berusaha mengganti ucapan dengan gestur tubuh, membaca maksud satu sama lain dengan satu dua kata.

Pun saat di kamar, keduanya hanya mengobrol seperlunya. Ucapan sebatas ayo bangun! selamat pagi, selamat tidur, sudah makan? ayo makan! dan prasa-prasa pendek lainnya.

[end] Mellifluous (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang