Free Love

490 74 14
                                    

Request by Noone_noname

POV orang ketiga || lokal|| bahasa baku & non baku || romance, fluff || ❗ profanities, homophobic act, slight yuwin tapi winwin crossgender.

2278 words.

***





Mall malam itu cukup ramai. Kawasan foodcourtnya juga terlihat banyak pengunjung walau masih dibawah peraturan protokol kesehatan—yang tidak berjalan begitu ketat itu. Taeyong dan Ten hari ini janjian bertemu dengan teman masa SMA Taeyong di sini. Wina dan Yuta namanya. Dulu, Taeyong dan kedua orang itu bisa dikatakan sangat dekat. 3 tahun di SMA, Taeyong selalu bersama kedua temannya dari zaman anak baru sampai lulus sekolah. Sekarang ini, Wina dan Yuta rupanya ganti status dari berteman jadi berpacaran. Mereka mengajak bertemu sekalian ingin mentraktir dalam rangka jadian. Membuat Taeyong harus rela berperan sebagai obat nyamuk di lingkar pertemanan mereka—yang sekarang tidak begitu dekat lagi.

"Jadi, kalian kakak-adik? Uh, agak mirip sih emang mukanya. Eh, Tapi kok gue nggak tau lu punya adik ya dulu pas SMA" Tanya Wina tersenyum canggung menatap dua orang lelaki di depannya, terutama Taeyong.

"Aku bukan adik kandungnya Kak Taeyong sih, kak, cuma... That's the way I call people older than me, ya kayak kakak juga" Itu Ten yang menjawab, tersenyum tipis. Wajahnya yang dihias poni pendek sekilas mengingatkan Wina dengan anak kucing yang baru lahir.

Ten bulan kemarin sudah menginjak umur 23 tahun, tapi wajah bayinya sukses membuat Wina sempat tak percaya dan berfikir kalau Ten ini memang adik Taeyong yang mungkin masih SMP. Sedangkan Taeyong—yang juga jadi topik pembicaraan—hanya lebih tua setahun. Wina dan Yuta sendiri usianya sama dengan Taeyong.

"Jadi, bukan adik kandung, cuma ngekost bareng?" Ulang Wina menegaskan. Ten mengangguk, dan Taeyong melirik ke arah Ten dengan ekor matanya.

"Iya, bukan" jawab Taeyong akhirnya buka suara. Berharap obrolan soal status kakak-adik mereka segera usai.

"Oooh, kakak-adek tapi masuk dikit" celetuk Yuta tiba-tiba yang sedari tadi diam memperhatikan Taeyong dan Ten. Lalu Yuta mengaduh kecil, Taeyong di depannya melebarkan bola mata, menatap Yuta agak menyeramkan. Lelaki peranakan Jepang-Jakarta itu nampak mengusap-usap tulang kering kakinya yang habis ditendang Taeyong di bawah meja.

"Eh? Kenapa beb?" tanya Wina ke arah Yuta bingung. Ten sendiri nampak menggigit bibir dalamnya, tangannya terkepal di atas meja, memegangi sendoknya kencang.

"Nggak ada, Win. Cowok lu ngelantur" potong Taeyong kemudian. Ia lalu tertawa kecil, menatap Wina dan Yuta ganti-gantian, "untung gue bawa orang, males banget liat lu berdua bucin depan gue" Tambah Taeyong lagi ganti tertawa canggung saat melihat Wina menatap khawatir ke arah Yuta yang masih mendesis dan mengusap-usap kakinya.

"Berisik lu loli" Timpal Yuta yang meringis-ringis kecil melihat wajah sebal Taeyong di depannya.

Obrolan soal Taeyong dan Ten akhirnya berbelok jadi pembahasan bagaimana Yuta dan Wina yang walaupun bersahabat tapi sering ribut akhirnya sekarang malah pacaran. Ten sesekali ikut tertawa, nampak merasa nyaman karena diikutsertakan dalam obrolan. Dari pembahasan itu pula akhirnya Ten tahu banyak cerita-cerita ajaib dan absurd soal Taeyong, teman kostnya 3 tahun belakangan ini. Soal Taeyong yang minta hukuman tambahan saat telat ke sekolah—yang diakui Taeyong biar dia bisa sekalian bolos seharian itu karena belum mengerjakan PR—, soal Taeyong Yuta dan Wina yang batal bolos bertiga karena celana Taeyong tersangkut kawat pagar belakang sekolah, soal Taeyong yang pura-pura pingsan waktu upacara agar bisa tidur di UKS, dan banyak lagi cerita aib-aib lain yang menjadikan pertemuan kali ini cukup akrab dengan tawa.

[end] Mellifluous (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang