Lay Me Down

884 105 118
                                    

requested by Lovelychittaten_

Author's note

[warning: slight lemon🔞]

POV orang ketiga || AU || OOC, Fanon || Bahasa baku & non baku || Angst, romance


***
















Suara deburan ombak terdengar begitu syahdu, diiringi semilir angin pantai yang menyapu permukaan kulit. Kicauan burung camar sahut menyahut seolah menyanyikan lagu penghantar tidur walau hari masih sore.

Lelaki itu duduk memeluk lutut ditepian pantai. Sesekali laut pasang menjilati ujung jari kakinya, tapi ia tak peduli. Matanya memperhatikan matahari yang sebentar lagi turun dari singgasananya. Kemudian tangannya merogoh saku kemejanya, mengeluarkan sebuah foto dari sana.

Fotonya dengan sahabat baiknya dulu. Juga cinta pertamanya yang belum pernah tersampaikan. Atau bisa jadi tak akan pernah tersampaikan.

Tiba-tiba sebuah bola plastik bergulir disampingnya. Refleks, ia meraih bola itu sebelum sapuan ombak mengambilnya. Lelaki itu menoleh kesana kemari, mencari siapa kira-kira pemilik bola ini.

Dilihatnya seorang anak lelaki kecil, mungkin sekitar 5 atau 6 tahun menghampirinya.

"Kamsahamnida, Ahjussi! bola itu milikku" seru anak itu ceria. Tak terlihat lelah bahkan setelah berlarian dari jauh.

"Ahh... oke. Ini" lelaki itu memberikan bolanya.

"Namaku Mark. Siapa namamu, ahjussi?" anak lelaki itu tanpa takut mengulurkan tangannya. Lelaki itu tersenyum.

"Taeyong. Senang berkenalan denganmu, Mark" jawab Taeyong sambil menggerakkan tangannya.

"MARK!"

Taeyong langsung melepaskan genggaman tangannya. Memalingkan wajahnya kearah lautan. Dadanya berdegup kencang.

Kenapa?

Suara itu.

"MAMA!" Mark ikut-ikutan berteriak senang saat melihat sosok lelaki lain yang ternyata mamanya itu menghampiri.

"Mama udah bilang, tendang bolanya ke arah lain selain ke laut" Lelaki itu segera meraih tangan Mark. Untuk kemudian sadar kalau ada orang asing yang sudah membantu anaknya tadi. Tapi lelaki itu nampak familiar. Ten lalu berdiri didepannya, mendapati sosok yang matanya mulai memerah.



🎵No words can explain, the way i'm missing you
Deny this emptiness, this hole that i'm inside





"Taeyong hyung?" Ten menutup mulutnya tak percaya.

"Ah, Ten?" Taeyong langsung memaksakan diri tersenyum. Pura-pura kaget.

"It's been so long!" Ten tertawa, mengulurkan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya masih memegangi Mark yang nampak bingung.

"Ten!" seseorang nampak menghampiri mereka.

"Jaehyun, bisa tolong bawa Mark? aku ada urusan, sebentar aja" ujar Ten yang langsung diangguki oleh Jaehyun.

Hati Taeyong mencelos.

Lelaki itukah?








Setelah dirasanya Jaehyun dan Mark pergi menjauh, Ten mulai berkacak pinggang didepan Taeyong.

"Taeyong hyung jahat! kenapa ngilang gitu aja setelah pamit pergi? padahal Ten yang anter hyung ke bandara! Hyung nggak ada kabar sama sekali! medsos nggak ada yang aktif, trus udah balik ke Korea malah nggak mampir kerumah Ten... hyung bahkan bohong soal bilang bakal ngehadirin pernikahan Ten..." berondongan kalimat protes keluar dari mulut kecil lelaki itu. Taeyong hanya meringis kecil. Bingung harus jawab apa.

[end] Mellifluous (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang